"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
"Aku menginginkan agar om mengembalikan Naura ke Amerika bila perlu ia tinggal selamanya di sana agar jauh dari Sam tidak menjalin hubungan sama sekali sampai Sam benar-benar melupakan Naura!." Tegas Giselle penuh penekanan.
Arga dan Merry saling tatap.
"Kamu tidak ada hak Giselle dan kami sebagai orang tua yang begitu menginginkan Naura menetap di sini sangat tidak mungkin melakukannya!." Tegas Merry ia merasa Giselle sudah melewati batas padahal ia sendiri belum tahu dari Naura maupun Sam secara langsung.
"Kenapa tidak mungkin om tan!??." Timpal Giselle. "Harusnya om dan tante juga kecewa dengan Naura yang diam-diam sudah merebut suami orang lain!."
"Giselle!." Potong Arga dengan nada tinggi.
Maria langsung memegang tangan putrinya memberi kode agar tidak berlebihan dalam berucap.
"Om cukup tahu saja apa penyebab kamu seperti ini selebihnya akan om cari tahu kebenarannya, untuk Naura agar kembali tinggal di Amerika itu tidak mungkin aku sebagai orang tuanya tak mengizinkan." Tegas Arga sedikit jengkel dengan Giselle.
"Maria tenangkan dulu putrimu biar kita cari kebenarannya, jangan menghina Naura yang enggak-enggak dia anakku dan anak kakakmu setidaknya kita saling menghargai sebagai saudara." Ujar Merry.
Giselle mengepalkan tangannya kuat masih tak terima, namun ia merasa puas setidaknya orang tua Naura sudah tahu jika rumah tangga Sam dan Giselle hancur karena putri mereka. Dan pastinya nanti Naura akan ditanya dan dicemooh sehingga tidak betah di Indonesia memilih pergi kembali ke Amerika.
"Oke om itu saja dariku, aku sangat kecewa dengan putri kalian itu!." Kecam Giselle, setelahnya ibu dan anak itu pergi tanpa pamit akan sakit hati.
Merry dan Arga terdiam keduanya berkecamuk dengan pikiran masing-masing.
"Papa percaya Naura seperti itu?."
"Ya enggak mah!."
"Katanya Sam yang bilang sendiri sudah mencintai Naura sebagai alasan cerai." Ucap Merry lagi.
"Konyol, mana ada Sam seperti itu." Bantah Arga. "Namun jika iya itu murni perasaannya kita tidak bisa melarang, selepas pulang dari Singapura nanti kita tanyakan langsung."
Merry memijit pusing kening ia merasa jika hubungan Arga dengan adiknya Maria pasti tak semulus kemarin. "Iya pah nanti kita tanyakan langsung!."
.
Selepas kembali dari perusahaan Novan, Sam hendak membuka pintu kamar apartemen. Ia melirik kamar apartemen Naura yang sunyi hening, namun tidak lama Sam memilih masuk saja ke dalam.
Pintu tertutup dan terkunci otomatis.
"Aku akan terus berusaha agar kau melakukannya."
Sam menoleh saat mendengar suara itu, ternyata Naura sudah duduk di atas ranjang tampak menunggu Sam dengan minuman anggur di tangan.
Sam terkekeh sekilas ia berjalan mendekati Naura dan duduk di sampingnya. "Sejak kapan kau di sini?."
"Belum lama."
"Kau tidak takut aku menyetubuhi mu?."
Naura memutar mata malas. "Itu yang aku inginkan bukan?."
"Hmm, namun aku bisa menahannya untuk tidak melakukan itu."
"Tak masalah, aku juga akan terus menggodamu sampai pertahanan mu runtuh." Potong Naura.
Sam terdiam ia menatap lekat wajah Naura. "Melakukannya dengan rasa cinta itu beda tidak dengan hati kosong, dorongan gairah itu sendiri akan berpengaruh pada sp*rma."
Naura membalas tatapan lekat Sam, hanya matanya saja cukup membahayakan bagi seorang wanita. "Kau aneh tidak mau membantuku, membiarkanku melakukannya bersama pria lain juga tidak."
Sam tersenyum saat wanita tegas dalam karir ini tiba-tiba merajuk, Sam menepuk-nepuk paha kekarnya memberi kode pada Naura. "Mau menggodaku bukan? kemari..."
Naura berdiri dengan perlahan ia duduk di atas pangkuan Sam, posisi yang ekstrim di mana keduanya berhadap-hadapan dengan jarak yang begitu dekat. "Ini menguntungkan mu tapi karena ada pada misi ku juga jadi no problem."
Sam mengelus wajah cantik wanita yang dicintainya sementara Naura mengalungkan tangan pada leher Sam. "Yakin Sam masih ingin melakukannya dalam hubungan resmi? aku sudah ada di hadapanmu kau bisa melakukannya sekarang buat apa dinanti-nanti." Pancing Naura menggoda.
"Tidak akan mempan, kau hanya perlu membuka hatimu untukku Naura." Ujar Sam lembut, ia sangat berharap Naura merubah pikirannya soal pria.
Sedikit jengkel bagi Naura ia bahkan sudah sejauh ini melakukan hal ini. "Sam ayolah aku tidak kepikiran untuk menikah!." Rengek nya.
"I don't care karena Novan sendiri akan mendukung keinginanku untuk menikahimu." To the point Sam.
"What!??." Mata Naura terbelalak. "Kau memberi tahunya?."
Belum sempat Sam menjawab dalam waktu bersamaan tiba-tiba handphone pria itu berdering, Sam sedikit terkejut saat Novan menghubungi, telunjuk Sam menempel pada bibir Naura agar tak bersuara. "Iya hallo Van?."
"Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan buka pintu kamar apartemenmu ini, aku di luar." Balas Novan.
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
buah jatuh sepohon pohonnya
/Tongue//Tongue//Tongue/
tinggal papa Wiguna yang bum tau
bar-bar akan keinginannya
gue yakin kalian jodoh
jadi semulus apapun karirmu jangan lupa keharmonisan kelurgamu.