Xu Yiran, seorang pemuda lumpuh di bumi yang hanya bisa bermimpi menjadi petarung MMA, mendapati hidupnya berakhir tragis dalam sebuah kecelakaan. Namun, takdir membawanya terlahir kembali di dunia brutal di mana kekuatan adalah segalanya. Ia terbangun di tubuh pemuda lain bernama Xu Yiran, satu-satunya yang tersisa dari pembantaian desanya oleh Sekte Seribu Bunga. Dipenuhi dendam dan tekad baja, Xu Yiran memanfaatkan pengetahuan seni bela diri modernnya untuk menciptakan gaya bertarung unik dalam kultivasi. Dengan setiap langkah, ia mendekati balas dendam dan memulai perjalanan menjadi penguasa dunia yang tak tertandingi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pintu Gerbang Kuno
Rombongan yang dipimpin oleh Guo Ling akhirnya tiba di lokasi galian setelah hampir setengah jam menyusuri tambang yang gelap dan lembap. Suara tetesan air dari langit-langit tambang bercampur dengan derak langkah mereka di atas tanah berbatu. Penerangan hanya mengandalkan obor yang dibawa oleh para praktisi, membuat suasana semakin menegangkan.
Di hadapan mereka, sebuah gerbang besar berdiri megah di ujung terowongan. Ukirannya terlihat kuno dengan simbol-simbol aneh yang tidak dikenali siapa pun di antara mereka. Gerbang itu memancarkan aura gelap yang tidak menyenangkan, membuat semua orang yang melihatnya merasa terintimidasi.
Guo Ling maju untuk memeriksa gerbang lebih dekat. "Ini pasti peninggalan kuno. Namun... aku tidak bisa memastikan siapa yang membangunnya. Simbol-simbol ini tampak seperti mantra kuno."
Salah satu praktisi, seorang pria gemuk dengan kultivasi Ahli Spiritual Bintang 4 bernama Feng Shu, berkomentar dengan nada gugup. "Apa kau yakin ini aman, Tuan Muda Guo? Tempat ini terasa tidak benar... seperti ada sesuatu yang bersembunyi di dalam sana."
Guo Ling menatap Feng Shu dengan tegas. "Kita tidak datang sejauh ini hanya untuk mundur. Persiapkan diri kalian. Jika ada jebakan atau ancaman, kita akan menghadapinya bersama."
Xu Yiran berdiri di belakang, mengamati situasi dengan tenang. Ia bisa merasakan energi gelap yang keluar dari gerbang itu, lebih kuat daripada yang dirasakan oleh praktisi lain. “Ini bukan tempat biasa,” pikirnya. “Aura seperti ini... pasti ada yang jahat di dalamnya.”
Guo Ling memberi perintah untuk membuka gerbang. Dengan susah payah, beberapa praktisi mendorong daun gerbang yang berat, menyebabkan suara derit logam tua yang memekakkan telinga memenuhi tambang. Udara dingin segera menyembur keluar, membawa aroma busuk yang menusuk hidung mereka.
Mereka melangkah masuk ke dalam ruang besar di balik gerbang. Dinding-dindingnya dipenuhi simbol-simbol yang tampak seperti mantra penyegelan. Namun, sebagian besar simbol itu telah rusak atau memudar, seolah-olah kekuatan yang pernah menyegel tempat ini telah lama melemah.
Namun, mereka tidak sempat memeriksa lebih jauh karena dari kegelapan yang mengelilingi mereka, suara aneh mulai terdengar—bisikan, tawa kecil yang menyeramkan, dan raungan halus yang menggetarkan hati.
"Tetap waspada!" seru Guo Ling, menghunus pedang panjangnya yang memancarkan cahaya spiritual biru.
Dari bayangan di ujung ruangan, sosok-sosok mulai muncul. Makhluk-makhluk transparan dengan wujud yang menyimpang dari manusia melayang perlahan menuju mereka. Itu adalah roh jahat—sisa-sisa jiwa yang telah dirusak oleh energi kegelapan selama ratusan tahun.
"Roh jahat! Bersiaplah!" teriak Mei Lan, mengangkat tombaknya yang menyala dengan api spiritual.
Pertarungan pun dimulai. Para praktisi segera melancarkan serangan spiritual mereka, melepaskan energi yang berkilauan ke arah roh-roh itu. Namun, roh-roh itu jauh lebih kuat dari yang mereka duga. Mereka tidak hanya mampu menahan serangan, tetapi juga menyerang balik dengan cakaran tajam dan semburan energi gelap.
Xu Yiran, yang berada di belakang, memperhatikan dengan saksama. Ia pura-pura melancarkan serangan kecil dengan energi spiritualnya, membuat dirinya tampak seperti seorang Ahli Spiritual Bintang 1 yang berusaha keras bertahan. Namun, dalam hati, ia sudah tahu bahwa roh-roh ini tidak akan mampu mengancamnya jika ia menggunakan kekuatannya yang sesungguhnya.
Feng Shu, yang tampak panik, berteriak, "Apa-apaan ini?! Mereka terlalu kuat! Tuan Muda Guo, kita harus mundur!"
Guo Ling memotong salah satu roh dengan serangan tajam pedangnya, namun wajahnya menunjukkan ekspresi tegang. "Tetap bertahan! Jangan biarkan mereka menguasai kita! Serang dengan energi spiritual sebanyak mungkin!"
Sementara itu, Xu Yiran berpura-pura menyerang salah satu roh dengan serangan kecil. Ia melihat Mei Lan, Li Xun, dan beberapa praktisi lain bertarung mati-matian. Li Xun, yang sebelumnya mengejek Xu Yiran, kini terlihat hampir kehilangan kendali.
Xu Yiran menghela napas dalam hati. "Seharusnya aku bisa menyelesaikan ini dalam sekejap, tapi aku tidak boleh menunjukkan kekuatanku terlalu cepat. Mereka harus tetap mengira aku lemah."
Saat salah satu roh menyerang langsung ke arah Xu Yiran, ia melompat mundur dengan sengaja. Pedangnya berkilat, menebas roh itu dengan serangan yang tampak biasa saja, tetapi cukup untuk menghancurkannya. Ia memastikan bahwa tindakannya tidak mencolok.
Beberapa saat kemudian, Guo Ling akhirnya berhasil memimpin serangan bersama untuk memusnahkan roh-roh yang tersisa. Para praktisi terengah-engah, kelelahan setelah pertarungan yang berat. Xu Yiran pura-pura kelelahan juga, meskipun ia bahkan tidak menghabiskan banyak energi.
Guo Ling berdiri di tengah ruangan, menyeka keringat dari dahinya. "Jika roh-roh ini sudah sekuat ini di pintu masuk, aku tidak bisa membayangkan apa yang ada di dalam reruntuhan ini."
Xu Yiran diam-diam setuju. Ia bisa merasakan bahwa bahaya sebenarnya masih menunggu di dalam. Namun, ia juga tahu bahwa bahaya ini mungkin akan membawanya lebih dekat pada kekuatan yang ia cari.
Setelah berhasil mengalahkan roh-roh jahat, rombongan melanjutkan perjalanan menyusuri lorong panjang di dalam reruntuhan. Suasana makin mencekam. Udara di sekeliling terasa lebih dingin, seolah-olah mereka sedang berjalan menuju inti dari energi kegelapan yang memenuhi tempat itu. Di dinding-dinding lorong, cahaya redup dari kristal alami tampak menyala samar, memberikan penerangan seadanya.
Setelah berjalan cukup jauh, mereka tiba di sebuah ruangan besar yang dipenuhi kilauan dari ratusan kristal Yin. Kristal-kristal itu menancap di dinding dan lantai, memancarkan aura dingin yang menusuk tulang. Guo Ling segera mengenali kristal itu.
"Kristal Yin," ujarnya dengan nada penuh kagum. "Bahan spiritual yang sangat berharga untuk para kultivator dengan elemen es atau kegelapan. Jika dijual, masing-masing kristal ini bisa bernilai puluhan hingga ratusan koin emas."
Mata sebagian besar praktisi langsung berbinar, termasuk Feng Shu. Ia berjalan cepat menuju salah satu kristal besar dan mencoba mencabutnya dari lantai.
"Berhenti!" Guo Ling berteriak, membuat Feng Shu tersentak dan menghentikan tindakannya. "Kristal-kristal ini berada di dalam reruntuhan kuno. Jika kita gegabah, kita mungkin memicu jebakan atau memancing lebih banyak roh jahat."
Feng Shu memutar matanya dengan kesal. "Kita di sini mempertaruhkan nyawa. Apakah kau berpikir aku akan pulang dengan tangan kosong? Setidaknya biarkan aku mengambil beberapa kristal ini untuk kompensasi."
Xu Yiran, yang berdiri di dekat Mei Lan, hanya diam memperhatikan. Ia tahu bahwa tamak di tempat seperti ini hanya akan membawa malapetaka. Sementara itu, beberapa praktisi lain mulai berbisik, tampaknya setuju dengan Feng Shu.
"Kita layak mendapatkannya," salah satu dari mereka berkata. "Jika Tuan Muda Guo hanya ingin mencari harta untuk dirinya sendiri, kenapa dia membawa kami?"
Guo Ling menatap mereka dengan dingin. "Kalian di sini sebagai penjelajah bayaran. Harta ini adalah milik keluarga Guo. Jika ada yang ingin melanggar perintah, aku tidak akan segan-segan menyingkirkan kalian."
Suasana langsung memanas. Beberapa praktisi tampak ragu, tetapi Feng Shu, dengan keserakahannya, menatap Guo Ling dengan tatapan menantang.
"Kalau begitu, buktikan bahwa kau bisa menghentikanku!" seru Feng Shu, tiba-tiba mencabut salah satu kristal besar dari lantai.
Detik itu juga, udara di ruangan berubah drastis. Getaran halus terasa di tanah, dan suara seperti raungan samar mulai terdengar dari dalam dinding. Mata Xu Yiran menyipit. "Orang bodoh," pikirnya.
Guo Ling langsung berteriak. "Kau memancing masalah! Cepat kembalikan kristal itu ke tempatnya!"
Namun, sebelum Feng Shu bisa bereaksi, bayangan-bayangan gelap mulai muncul dari celah-celah dinding. Kali ini, jumlah roh jahat yang muncul jauh lebih banyak daripada sebelumnya, dan aura mereka terasa lebih kuat.
"Ini semua salahmu, Feng Shu!" teriak salah satu praktisi, mundur dengan panik.
Xu Yiran hanya berdiri tenang di belakang, matanya memperhatikan pergerakan roh-roh itu. Ia tahu situasi ini akan menjadi semakin berbahaya, tetapi ia memutuskan untuk tetap bertindak sesuai rencananya—menyembunyikan kekuatannya sambil memastikan dirinya tetap hidup.
"Persiapkan diri kalian!" Guo Ling menghunus pedangnya, kali ini terlihat lebih tegang dari sebelumnya. "Ini akan menjadi pertarungan hidup dan mati!"