seorang gadis yang bernama Abigail Clancy Robinson dia adalah cucu satu satunya dari keturunan Robinson yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan Robinson bukan hanya perusahaan dan aset lainnya melainkan klan mafia yang sudah bertahun-tahun dipimpin oleh Robinson.
Gisel adalah gadis yatim piatu kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan besar yang terjadi dan ternyata itu adalah ulah dari saudara angkatnya, karena harta dan kekuasaan yang akan diwariskan kepada ayah dari Abigail ini saudara angkatnya pun menjadi iri dan ingin memiliki semuanya.
ancam demi ancaman pun dilakukan bahkan teror selalu ditujukan untuk gadis kecil itu,namun karena pelatihan yang sangat keras membuat gadis itu dewasa sebelum waktunya,hingga suatu hari orang yang seharusnya menjadi pelindung bagi gadis itu ternyata menorehkan luka traumatis yang sangat dalam hingga dia sangat anti terhadap laki-laki.
namun kedatangan Maverick sang bodyguard yang dipilihkan kakeknya untuk nya membuat pandangan berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sembilan
" katakan siapa bossmu" tanpa basa-basi Abigail langsung ke inti nya,saat ini dia tengah berada didalam penjara bawah Tanah markas miliknya, dihadapannya kini nampak seorang tawanan pria bertubuh gempal dengan perawakan menyeramkan miliknya tapi bagi Abigail itu tidak menyeramkan sama sekali.
" Sampai matipun aku tak akan mengatakan siapa bos ku,,," Abigail menyeringai lebar dia salut akan kesetiaan pria yang ada didepannya ini.
" Hhmmm,,, menarik, jadi kau tak mau mengatakannya heemm,,," ujar Abigail dengan senyuman miring.
" Jangan harap, meskipun kau memaksaku mengatakan nya aku tak akan pernah mengkhianati bosku,,," tatapan tajam pria bertubuh gempal itu seakan menusuk siapa saja yang melihatnya dia tak kenal takut sama sekali rupanya.
Prok
Prok
Prok
" Bagus,,, aku hargai kesetiaan mu tapi sayangnya,,, aku sangat makin penasaran dengan hal itu,tapi,,,," terjeda Abigail melebarkan senyumnya membuat pria bertubuh gempal itu sedikit merinding.
Sambil memainkan pisau Abigail melirik kearah pria itu,kini posisi Abigail duduk dikursi yang telah dipersiapkan oleh anak buahnya.
" Jadi,,, kau masih tidak berniat mengatakannya??" Tanya Abigail datar dan acuh tak acuh sambil memainkan pisaunya. Abigail merogoh sakunya dia mengeluarkan pembungkus rokok dan mengeluarkan isinya satu biji.
" Korek..." Ujar tegas Abigail menyuruh anak buahnya mengambilkan korek api dan menyulut api kemudian diarahkan ke rokok yang diapit jemari lentik gadis itu.
Semua itu tak luput dari pengamatan Maverick pria itu tak berubah sama sekali bahkan tanpa ekspresi pria itu mengamati sekitar dan menyimpulkan sesuatu dan hanya dia sendiri yang tahu apa yang tengah dipikirkan nya.
Nampak asap mengepul dari bibir merah muda gadis itu penampakan gadis itu sangat cantik dan elegan tapi juga sangat penuh misteri dan menyeramkan.
" Axel,,, " panggil Abigail pada orang kepercayaannya selain asisten pribadinya.
" Suruh anak buahmu minimal sepuluh orang agar membantai habis seluruh keluarganya, jangan memberikan celah ada keturunan berikutnya untuk hidup,,," kedua mata pria bertubuh gempal itu membola dia gemetar menggeleng ribut dia tidak mau keluarganya terkena imbasnya bagaimana pun juga mereka lah tempat dia pulang nanti.
Brukk
" Tolong jangan beri hukuman pada keluarga saya nona jangan apa apakan mereka karena mereka tidak tahu apa-apa,,, " pria bertubuh gempal itupun berlutut bukan berlutut tapi bersujud bahkan keningnya sampai membentur lantai penjara bawah Tanah itu dengan sangat keras.
Abigail menyeringai licik tapi dia tetap bergeming tanpa ekspresi tak ada rasa iba sama sekali dia juga tak berminat menghabisi seluruh keluarganya gadis itu hanya menyuruh beberapa anak buahnya untuk menjaga seluruh keluarganya agar tidak dibantai oleh orang dibelakang pria bertubuh gempal itu. Abigail hanya menggertak dia sangat santai seolah-olah tak ada apapun yang dia pikirkan saat ini.
Abigail memang seorang pembunuh tapi dia juga mempunyai rasa empati yang tinggi,dia tidak akan mungkin tega menghabisi seseorang yang tak ada sangkut pautnya dengan hal ini, kecuali keluarga nya juga turut andil maka itu bisa jadi perbandingan.
" Apa aku peduli,,, tidak, kau sudah memprovokasi ku sedari tadi dan,,,, karena kau sangat setia maka nikmatilah kesakitan mu sendiri dengan melihat seluruh keluarga mu tewas ditangan anak buahku" ujar Abigail santai sambil sesekali mengepulkan asap rokok yang sedari tadi tak henti dia sedot dengan santainya.
" Tolong nona,,, ibuku sudah tua istri ku sedang hamil tua saat ini apalagi anak pertama saya sedang membutuhkan biaya banyak karena penyakit kanker,saya hanya butuh belas kasihan anda nona,,,," masih dalam posisi bersujud pria bertubuh gempal itu bergetar hebat dia tidak tahu bagaimana nasibnya setelah ini dia juga tidak ada pilihan lain selain mengatakan bahwa dia akan setia padahal dibalik kesetiaan nya adalah adanancaman yang lebih kejam dari yang dia bayangkan.
Tapi kali ini dia tidak bisa berpikir lebih lama lagi karena ternyata gadis ini lebih kejam dari bosnya sungguh dia tak ada pilihan lagi asalkan dia bisa membuat kesepakatan dengan pemimpin mafia ini dia akan melakukan apapun agar keluarganya selamat.
" Nona, saya akan mengatakan siapa dalang dibalik penyerangan dan pencurian senjata anda tapi tolong selamatkan keluarga saya,. Saya rela anda membunuh saya setelah ini saya rela asalkan keluarga saya selamat,,," Abigail menyeringai licik.
" Aku tak peduli dengan keluarga mu,,, kalau saja sedari awal kau mengatakan siapa dalangnya aku akan memikirkan itu,tapi sayang sekali penawaran mu sudah tidak berlaku,." Pria bertubuh gempal itu menggeleng ribut dia benar-benar putus asa tubuhnya bergetar hebat dalam kondisi masih bersujud memohon pada gadis itu agar mau menerima permintaan maafnya dan mohon ampun agar keluarganya tidak dibantai.
" Kau tahu, meskipun tanpa kau beritahu siapa dalangnya aku sudah lebih dulu mengetahui nya,aku hanya ingin tahu sesetia apa anak buah dari tuan Sergio terhadapnya" ujar gadis itu tenang.
" Bangunlah,.. " titah gadis tegas dan datar.
Spontan pria bertubuh gempal itu pun langsung terbangun tapi duduk bersimpuh dengan bertumpu pada kedua kaki nya ditekuk kebelakang.
" Aku bukan Tuhan,jadi jangan berlutut aku tidak suka,cukup katakan apa kemauan mu dan apa jaminan yang kau jaminkan untuk ku,,," ujar Abigail datar.
" Nona,,, anda bisa mengambil nyawa saya karena saya tidak punya apapun sebagai jaminan untuk anda yang kaya raya dan banyak uang" Abigail tersenyum miring mendengar hal itu.
" Aku tidak suka caramu menjilatku,dan,,,, " Abigail melirik ke arah Axel lalu memberikan kode untuk mendekat padanya,axel yang peka dan mengerti kemauan tuannya mendekati Abigail,Axel mendekat dan Abigail membisikkan sesuatu kepadanya tak lama kemudian Axel pun mengangguk mengerti kemudian berlalu dari sana.
" Aku akan memaafkanmu,,, tapi kau jadi mata mataku,, mereka akan menunjukkan bagaimana caramu bekerja nanti " tunjuk Abigail pada beberapa anak buahnya.
" Kau,,, kemarilah,,,!! Perintahkan beberapa anak buahmu untuk melakukan apa yang nanti akan diarahkan oleh Axel untuk dia, aku akan pulang saat ini dan ingat,,, aku tidak mau ada kata gagal disini" tunjuk dan perintah Abigail.
" Pulang,,," titah Abigail pada Maverick.
Dengan kaku dan wajah datar Maverick mengangguk hormat lalu mengikuti Abigail menuju parkiran markas, sepanjang perjalanan menuju mansionnya tak banyak kata yang Abigail keluarkan selain kata perintah terhadap Maverick hanya keheningan yang mengikuti alunan musik yang menenangkan yang sengaja Maverick hidupkan agar gadis itu bisa relax dan tenang.
Maverick nampaknya bisa membaca sesuatu tentang Abigail gadis itu seperti punya masalah dalam kesehatan nya itu yang Maverick tangkap, sesekali Maverick melihat kearah belakang melalui spion mobil itu.
" Kehidupan keras macam apa yang sudah dilalui oleh gadis itu, dia seperti seorang psikopat sekaligus seorang peri baik hati secara bersamaan" batin Maverick bergumam pelan.
" Berhenti disebuah danau didekat sana tuan,,,," tiba-tiba Maverick mendengar suara dari Abigail yang nampaknya sudah terbangun dari mata terpejam ya, Maverick pikir gadis itu tadi tertidur pulas.
" Baik nona" jawab Maverick datar.
Setelah sampai Abigail keluar dari mobilnya kemudian berjalan tanpa alas kaki Abigail sengaja melepaskan sepatunya didalam mobil tadi, entah mengapa hatinya begitu gelisah saat ini kekhawatirannya akan sesuatu dianpendam sendiri tanpa ada seorangpun yang tahu.
Abigail duduk ditepi danau buatan entah itu milik siapa suasana yang tenang dan damai udara yang sejuk membuat Abigail tersenyum manis, nampaknya sudah lama dirinya tidak mengunjungi tempat ini tak ada yang berubah sama sekali.