Karena sebuah kecelakaan, Arumi terpaksa menjadi istri kedua dari seorang Malik Al Rasyid juga menjadi ibu bagi Attar, putranya Malik.
Lantas apakah Arumi akan terus bertahan menjadi istri kedua Malik atau memilih untuk meninggalkannya setelah istri pertama Malik kembali juga setelah Arumi mengetahui fakta jika ia telah salah paham terhadap seseorang di masa lalu ?
Yuk ikuti ceritanya Arumi (spin of Bukan Surgaku)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Attar Tertabrak
Disaat Arumi dan Alea beradu mulut, Attar berusaha untuk lepas dari gendongan Alea. Tangan mungilnya terulur, menggapai-gapai meminta Arumi untuk meraihnya.
" Mommy... Mommy... " ucap Attar sambil terus mengulurkan tangannya.
" Aku yang mommy kamu, Attar. Bukan dia ! " bentak Alea yang langsung membuat Attar menangis.
Mulut kecilnya tak henti memanggil Arumi, mommy.
" Mommy... Mommy... "
Attar terus berusaha menggapai tangan Arumi, namun Alea seolah menulikan pendengarannya. Ia terus membawa Attar menjauh, tak peduli meskipun Attar terus menangis dan Arumi terus mengejar.
" Mba... Tolong Mba... Jangan seperti ini ! Kasihan Attar " lirih Arumi masih berupaya membuat Alea berubah pikiran.
Alea memutar bola matanya. Jujur saja ia sangat kesal saat ini. Bagaimana bisa anak kandungnya sendiri justru ingin bersama dengan wanita yang sudah menjadi penyebab rusaknya rumah tangga antara dirinya dan Malik. Oleh karena itu, Alea akan merebut Attar dan setelahnya barulah ia akan kembali mengambil hati Malik. Itulah yang ada di benak Alea.
Arumi berhasil mengejar Alea. Ia meraih sebelah tangan Alea, namun dengan spontan Alea menepis tangan Arumi hingga tanpa sengaja membuat Arumi terdorong ke belakang dan sedikit limbung.
" Akh... " pekik Arumi.
Beruntung ada suster Maya yang menahan tubuh Arumi agar tidak jatuh.
" Nyonya gak apa-apa kan ? " tanya suster Maya khawatir.
" Gak apa-apa, Mba " jawab Arumi, kemudian segera berdiri dengan tegak dan kembali menyusul Alea.
Alea sudah hampir berada di pintu keluara taman saat Arumi menyusul.
" Mba... Tolong jangan bawa Attar ! Kita bisa bicarain lagi jalan keluarnya. Aku janji akan membuat Mas Malik mengijinkan Mba bertemu dengan Attar " ucap Arumi mencoba menarik perhatian Alea.
Alea tersenyum sinis.
" Kau pikir aku akan percaya dengan apa yang kau katakan. Jangan harap ! " sungut Alea.
" Tolong Mba... Aku mohon kita bicarakan ini baik-baik " bujuk Arumi lagi.
Alea melengos, namun detik selanjutnya ia menatap tajam kelapa Arumi.
" Baiklah, kita bisa bicarakan ini baik-baik. Aku tidak akan membawa Attar, dengan syarat... " Alea sengaja menggantungkan ucapannya.
" Syarat apa Mba ? Kalau bisa, aku akan melakukannya " sela Arumi.
Alea tersenyum miring.
" Baiklah jika kau memaksa... Aku akan mengembalikan Attar asalkan kau berpisah dari Malik. Bagaimana Arumi apa kau bersedia melakukannya ? " tantang Alea.
Arumi bergeming. Sungguh ia dilema dan tidak tahu harus melakukan apa. Apa yang diinginkan Alea merupakan hal yang tak akan diterima oleh Malik. Malik tak ingin kehilangan Attar dan Malik pun tak mungkin bersedia kehilangan Arumi. Apalagi ada benih cinta mereka di rahim Arumi.
" Cih, sepertinya kau tidak bisa melakukannya benar kan ? Aku rasa kau hanya mementingkan dirimu dan anakmu saja. Sebenarnya kau tak peduli kepada Attar " tuding Alea karena melihat sikap Arumi yang hanya diam.
Alea pun kembali melajukan langkahnya meninggalkan Arumi tak peduli kendati Attar terus meronta meminta untuk turun bahkan terus mengulurkan tangan berusaha menggapai Arumi.
Alea terus berjalan menuju mobilnya. Ia membuka pintu, namun Arumi kembali berhasil menahannya.
" Ok Mba, baiklah.... Kalau itu yang Mba mau, aku akan lakukan. Asalkan Mba tidak membawa Attar. Mba mau aku berpisah dengan Mas Malik kan ? Baiklah, aku akan meminta perpisahan pada Mas Malik " ucap Arumi dengan berat hati.
Alea menyeringai, tersenyum penuh kemenangan. Jauh di dalam hatinya ia bertepuk tangan. Setidaknya meskipun dirinya tidak bisa bersama dengan Malik, Arumi juga tidak akan bisa bersama dengan Malik.
Ia menutup pintu mobil setelah mendudukkan Attar di kursi samping kemudi lalu menutup pintu untuk membahas hal tersebut dengan Arumi.
" Aku tidak akan pernah menyetujuinya " ucapan seorang pria membuat Alea dan Arumi spontan mengalihkan pandangannya.
" Malik... "
" M-Mas Malik... "
" Aku tidak akan melepaskan Arumi ! Jangan berpikir untuk tawar-menawar dengan menggunakan Attar. Sungguh aku semakin muak dengan tingkahmu itu, Alea ! " geram Malik menatap tajam kepada Alea.
" Berikan Attar kepadaku ! " perintah Malik.
" Tidak akan ! Bukankah sudah kukatakan jika kau ingin kita berpisah, maka serahkan Attar kepadaku " sahut Alea.
Malik menyemburkan tawanya mendengar permintaan Alea.
" Apa katamu ? Menyerahkan Attar padamu ? " Malik menaikkan sebelah alisnya sambil menyeringai membuat siapapun yang melihatnya merasa ngeri.
Alea menelan salivanya susah payah melihat sikap Malik ini. Ia tahu jika ia telah memantik kemarahan yang lebih besar seorang Malik.
" Baiklah ! Aku akan memenuhi keinginanmu itu. Kau bisa bersama dengan Attar dan segera tanda tangani surat perceraian kita ! " tegas Malik membuat semua yang mendengarnya tak percaya dengan keputusan yang dibuat oleh Malik.
" Mas... Kenapa begitu ? Mas kan sayang banget sama Attar " tanya Arumi heran.
" Aku memang menyayangi Attar tapi aku juga menyayangimu dan anak kita. Ini keputusan sulit tapi aku sudah menentukan pilihan " jelas Malik.
" Wah... Wah... Rupanya kau sangat mencintai wanita ini, sampai-sampai melupakan anakmu sendiri. Kau sangat hebat Arumi... Kau tak hanya merusak rumah tangga kami, tapi kau juga memisahkan anak dan ayah " kelakar Alea.
" Tutup mulutmu itu ! Bukankah ini yang kau mau Alea ? Kau ingin aku memilih kan ? Dan setelah aku memilih, kau mempertanyakannya. Sebenarnya apa yang kau inginkan ? Jangan kau kira aku tak tahu apa yang ada dalam pikiranmu " timpal Malik menatap tajam kepada Alea.
Alea membeku, ia bahkan tak menyangka jika Malik bisa membaca jalan pikirannya.
" Aku harap kau benar-benar bisa menjadi ibu yang baik bagi Attar. Kau harus membayar masa-masa di saat kau mengabaikan Attar ! " seru Malik lagi.
Sial ! Kenapa jadi begini sih ? Seharusnya Malik mengemis meminta agar Attar bisa bersamanya bukan suka rela melepaskan Attar kepadaku
Gerutu Alea dalam hati.
Karena memikirkan ucapan Malik tadi, membuat Alea lengah. Hal ini digunakan oleh bocah tampan itu untuk keluar dari dalam mobil. Attar menarik tuas pintu sehingga ia berhasil keluar dari dalam mobil. Bahkan kini Attar telah berlari menuju Malik dan Arumi.
" Mommy... Daddy... " pekik Attar sambil berlari mendekat.
Namun nahas, saat berlari sebuah motor melaju cepat dan akhirnya Attar tertabrak motor tersebut.
" Attar... " pekik Arumi, Malik dan juga Alea bersamaan.
Mereka menghampiri tubuh mungil yang sudah tergeletak di atas aspal dengan darah mengucur di belakang kepalanya.
" Astaghfirulloh... Attar... Bangun sayang ! Ini mommy Rumi " ucap Arumi yang sampai lebih dulu.
Malim langsung menggendong Attar, sementara Arumi berada di sisi sang suami dengan air mata yang berderai.
" Kita ke rumah sakit sekarang ! " seru Malik lalu segera membawa Attar menuju mobilnya.
Arumi kini memangku Attar, sementara Malik berada di belakang kemudi.
Orang kepercayaannya yang ia tugaskan untuk mengawal Arumi, kini ia perintahkan untuk mengamankan pengendara motor yang menabrak Attar.
" A- Attar... " ucap Alea yang hanya bisa melihat dari luar mobil saat Malik dan Arumi akan membawa Attar.
Malik memicingkan matanya dari balik kemudi.
" Kau puas sekarang Alea ! Apa kau baru akan sadar setelah kehilangan Attar ! " tegur Malik lalu menutup kaca jendela. Ia pun segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
wah gak terasa sudah happy Ending semua, bakalan kangen sama keuwuan mereka semua.
Terima kasih kak , karya kakak bagus banget, dapat menemani aktifitas ku sehari2 selama ini /Pray//Heart//Kiss//Kiss/
Ditunggu lanjutan cerita Nura, thor 🤗
Tinggal dijaga dengan baik spy sehat2 selalu