JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH

Rey sampai di rumah Anna. Dia keluar dari dalam mobil dan menuju pintu masuk. Pintu rumah Anna sudah di buka oleh Maya. Saat di perjalanan Rey telah mengabari Maya untuk membukakan dirinya pintu rumah.

"Selamat datang, Tuan," ucap Maya.

"May ... apa Anna di atas?" tanya Rey.

Maya mengangguk. "Iya ... tadi sempat terjadi pertengkaran antara Nona dan Tuan Dimas."

Rey menganguk. "Hem ... aku akan ke atas. Kamu istirahat saja. Jangan lupa kunci pintu rumah. Aku akan bermalam disini."

"Baik Tuan!" jawab Maya.

Rey menaiki anak tangga satu persatu. Dia membuka pintu kamar Anna yang memang tidak terkunci. Rey membuka kancing kemeja yang dia kenakan. Dia hanya memakai kaus dalam saja.

Rey langsung masuk ke dalam selimut dan merebahkan tubuhnya di samping Anna. Dia mengalihkan rambut Anna ke atas agar Rey bisa mencium aroma ceruk leher kekasihnya.

Rey menelusupkan wajahnya di leher jenjang itu. Dia juga mengendus aroma tubuh Anna. Rey menurunkan sedikit tali gaun tidur yang kekasihnya itu kenakan.

Rey memberi kecupan di bahu polos itu. Dia juga memberi tanda kepemilikan di sekitar bahu dan leher. Anna mengeliat dan perlahan membuka matanya.

Anna membelalak sudah ada Rey di depannya. "Rey ... hmmp-"

Anna tidak sempat melanjutkan kata-katanya. Bibirnya sudah di bungkam dengan ciuman. Rey mencium Anna dengan lembut. Anna membalas ciuman itu. Ciuman itu menjadi memanas.

Tangan Reyhan juga menyusuri tubuh Anna. Napasnya sudah memburu. Dia sudah bergelora. Rey melepas pagutannya dari bibir Anna. Dia bangkit dan turun dari ranjang.

Rey langsung menuju kamar mandi. Anna merasa heran karna Rey tidak melakukannya. Di dalam kamar mandi, Rey menuntaskan hasratnya sendiri.

"S*al ... aku tidak bisa menahannya," umpat Rey.

Setelah mencapainya, Rey keluar dari kamar mandi. "Ann ... maaf, aku tidak bisa menahannya tadi."

Anna malah tertawa. "Hahaha ... kamu bermain solo?"

Rey mendengus. "Mau bagaimana lagi!"

Rey naik ke atas ranjang. Anna langsung masuk ke dalam pelukan sang kekasih. Dia sangat suka berada di dalam pelukan dada bidang Reyhan.

"Kenapa kamu tidak melakukannya?" tanya Anna.

"Aku tidak ingin melakukannya sebelum kita menikah," jawab Rey.

"Apa kamu sudah tobat?" tanya Anna.

"Aku sudah punya kekasih. Aku tidak ingin bermain-main lagi," kata Rey.

Anna menatap wajah pria yang selama ini mengisi hari-harinya. Wajah tampan dan penuh dengan karisma. "Aku ingin berpisah dari Dimas."

Rey kaget mendengarnya langsung dari bibir Anna. "Serius ... kamu sungguh akan berpisah darinya?"

Anna mengangguk. "Sudah cukup aku bertahan selama ini. Aku ingin hubunganku di perjelas."

Anna memang menunggu kedatangan Reyhan untuk mengutarakan niatnya. Bagi Anna sudah cukup dia bertahan selama ini. Dimas sudah tidak peduli lagi dengannya.

Anna selalu meminta keadilan untuknya. Tapi Dimas hanya menganggapnya angin lalu saja. Anna sudah banyak mengalah dalam pernikahannya. Jalinan suami istri itu menjadi semakin renggang.

"Ann ... apa kamu sudah tidak mencintai Dimas?" tanya Rey.

"Dimas cinta pertamaku. Mungkin akan sulit melupakan kenangan manis bersamanya. Tapi aku tidak lupa akan kenangan pahit yang dia torehkan padaku. Seiring waktu cinta itu akan pudar dengan sendirinya," tutur Anna.

Reyhan mengecup kening Anna. "Aku akan membantumu."

"Rey ... apa kamu mencintaiku dengan tulus?" tanya Anna.

"Tentu saja, aku mencintai kamu," jawab Rey.

"Rey ... aku bukanlah wanita sempurna. Aku tidak bisa memberimu keturunan," ucap Anna.

"Jangan bicara seperti itu. Kita bisa mengangkat anak nantinya. Aku akan membawamu ke luar negeri untuk berobat," ucap Rey.

Andai Dimas juga berpikir seperti itu. Aku akan membuka hatiku untukmu Rey, batin Anna.

Anna tersenyum mendengar kata-kata Reyhan. Dia memeluk tubuh Rey dengan erat. Anna memejamkan mata dan terlelap di atas dada bidang Reyhan.

Rey juga ikut memejamkan matanya. Sebentar lagi Anna akan menjadi miliknya. Rey begitu senang mendengar Anna yang akan mendepak Dimas dari hidupnya.

...****************...

Pagi harinya Anna sarapan sendiri di meja makan. Reyhan sudah pulang tadi subuh. Dimas juga tidak datang ke rumahnya. Hari ini Anna akan pergi ke pengadilan Agama. Dia akan pergi mengugat cerai Dimas.

Rey juga sudah sampai di rumah mamanya. Dia akan memberitahu hubungannya bersama dengan Anna. Rey berharap mamanya akan setuju dirinya menjalin cinta bersama Anna.

Rey dan mama Dila tengah sarapan bersama. Rey mencuri lirik melihat sang mama. Dila pura-pura tidak melihat lirikan sang putra. Dia tahu jika Rey sudah begitu pasti ada masalah yang sedang melanda dirinya.

"Ada apa?" tanya Dila.

Rey menyengir menampakan gigi putihnya yang rapi. "Rey ... punya calon istri."

"Apaaa?" pekik Dila.

Rey kaget akan teriakan mamanya. "Mama ... biasa saja kagetnya."

Dila terkekeh. "Katakan ... siapa wanita itu. Dari mana asalnya dan apa pekerjaannya?"

"Namanya Anna, dia seorang designer," jawab Rey.

"Apa kalian sudah pacaran?" tanya Dila.

Rey menepuk keningnya. Mama nya masih saja bertanya hal yang tidak penting. Jelas-jelas Rey mengatakan sudah punya calon istri. Itu artinya mereka sudah berpacaran.

"Sudahlah ... Mama tanya yang gak penting," kesal Rey.

"Mama mau tanya, memangnya berapa mantan pacarmu? tidak ada, kan? kamu itu hanya bermain-main saja," kesal Dila.

"Anna sudah resmi menjadi kekasih Rey. Kami akan secepatnya menikah," ujar Rey.

Reyhan sedikit gugup untuk menyampaikan perihal Anna. Dia sendiri juga tidak tahu apa mamanya akan menerima Anna yang janda dan tidak bisa mengandung.

"Ma ... Anna punya kekurangan dalam dirinya," ujar Rey.

Dila mengernyit. "Apa?"

"Anna ... tidak bisa hamil," ucap Rey cepat.

Dila menatap wajah Reyhan dengan tajam. Rey sudah menduga mamanya tidak akan setuju. Tetapi Rey mencintai Anna. Meskipun mamanya tidak setuju, Rey akan tetap menikahi Anna.

"Meski Mama tidak setuju, Rey akan menikah dengan Anna," kata Rey mantap.

"Wanita itu sudah setuju untuk menikah dengan kamu?" tanya Dila.

Rey bingung akan menjawab pertanyaan mamanya. Hubungan nya dengan Anna saja masih gelap. Anna masih belum bercerai.

"Yang penting kekasihmu setuju saja untuk menikah. Mama tidak peduli soal anak. Kamu tahu sendiri keluarga kita. Tante kamu malah tidak mau punya anak. Om kamu malah tidak mau menikah dan punya anak. Kamu yang menjalankan hidupmu sendiri. Kamu bahagia, Mama turut bahagia," tutur Dila.

Sebagian keluarga Reyhan berada di luar negeri. Mereka hidup bebas dan tidak terlalu memikirkan perihal soal keturunan. Mama Dila juga hanya punya Reyhan karna memang dia tidak mau punya anak lagi.

"Tapi Ma ... ada satu lagi penghalang," ucap Rey.

"Apa lagi?" tanya Dila.

"Anna adalah istri orang," ucap Rey.

"Apa ...." Dila kaget mendengarnya. "Rey ... kamu itu mau jadi pebinor?"

"Ma ... Rey akan jelaskan semuanya. Rey bukan pebinor. Lebih tepatnya ... Rey mencintai Anna!"

Dila mengeleng. "Terserah kamu saja. Yang jelas Mama tidak mau kamu di sebut pebinor."

Dila beranjak meninggalkan ruang makan. Dia menyerahkan semua keputusan kepada Rey. Putranya sudah dewasa, tentu bisa menentukan kebahagian hidupnya sendiri. Dila akan bahagia jika anaknya itu bahagia.

TBC

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.