Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Papi Akan Mendukungmu
.
Lantas dimana Hanita berada sekarang? Wanita itu mengunjungi kediaman dari kedua orang tuanya. Tujuan utamanya karena dia sangat merindukan Kenan, sang putra bungsu yang sudah berhari-hari tidak pernah dia temui. Sejak kepergian Kenzie ditambah ambruknya Satya.
Kedatangan Hanita disambut baik oleh para pelayan, mereka sangat menghormati dan segan pada Hanita.
"Dimana Mami?" Tanya Hanita
"Nyonya Besar ada halaman belakang, Nona. Bersama Tuan Kecil" sahut salah satu pelayan
Hanita mengangguk paham, lalu segera meneruskan langkahnya. Menghampiri Mami dan putranya di halaman belakang
Benar saja, Kenan tengah bermain mobil-mobilan ditemani oleh Adelia dan para pelayannya. Bocah yang akan segera berusia 2 tahun itu terlihat sangat aktif dan ceria. Sepertinya dia tidak menyadari kalau Kakak kembarnya sudah meninggal
"Kenan..." sapa Hanita
Merasa terpanggil, Kenan pun mendongak. Lelaki kecil itu sangat senang melihat Mama nya mendekat
"Mama...Mama" Kenan melemparkan mobil mainan miliknya untuk berlari menghampiri Hanita
Hanita pun mendudukkan dirinya, siap menerima sang putra ke dalam pelukannya. "Anak Mama" bisik Hanita sembari terus mengecupi pucuk kepala Kenan
"Mama, nan au Mama" racau Kenan
Hanita tersenyum senang mendengar kebucinan Kenan padanya. "Iya, Mama temani Kenan sekarang. Mama ada disini." Hanita menggendong Kenan lalu mengajak sang buah hati mendekati Adelia
"Han, tumben kamu mampir. Enggak bilang apapun juga ke Mami" tukas Adelia
Hanita mendudukkan dirinya bersama Kenan tepat disamping Adelia. "Kebetulan lewat, Mi. Hanita juga kangen sama Kenan"
Adelia hanya menanggapi dengan senyuman tipis, dia bisa menerima jawaban sang putri dengan baik
"Kenan tidak nakal kan, Mi?" Hanita memastikan
"Enggak, dia itu anteng dan tenang. Cuma tadi pagi Kenan nangis terus, mungkin dia kangen sama kamu dan Satya" celetuk Adelia
Hanita melengos dan sama sekali tidak menampik itu, ikatan batin antara anak dan orang tua memang tidak bisa dibantahkan. Hanita yakin kalau Kenan mungkin ikut merasakan kesakitan Satya sekarang. Namun Hanita tidak menunjukkan semua itu di depan Kenan dan Adelia
"Papi mana, Mi? Abang ku?" Hanita coba mengalihkan pembicaraan
"Papi masih dikantor, Abangmu ada sidang. Sebentar lagi juga Papi pulang" sahut Adelia
Hanita tidak lagi bertanya, kini dia fokus memperhatikan sang putra. Memastikan kalau anak lelakinya merasa aman dan nyaman bersamanya. Kenan juga sangat manja pada Hanita, menempel padanya seperti perangko
Entah mengapa tapi secuil kesedihan mendadak tumbuh di dalam hati Hanita karena melihat sang putra. Betapa malang nasib putranya ini. Kenan sudah kehilangan Kenzie, dan sekarang anak lelaki itu terancam kehilangan figur Satya sebagai Papanya.
Setelah ini, Satya tidak akan pernah bisa lagi mengajak Kenan memainkan berbagai permainan untuk anak lelaki. Mengajarkannya banyak hal di dunia ini, dan jika tidak seperti itu maka Kenan pun terancam akan menjadi anak dengan label broken home. Sudah bisa dipastikan kalau Satya akan menceraikan Hanita jika lelaki itu tidak sakit.
Hanita menggelengkan kepalanya, buru-buru menepis kesedihan yang membuncah di dalam dadanya.
Aku tidak boleh lemah. Semua ini kulakukan demi Kenan juga. Batin Hanita
Adelia menelisik wajah sang putri, wanita paru baya itu yakin kalau Hanita menyembunyikan suatu hal darinya.
"Hanita" panggil Adelia
"Iya,Mi. Kenapa?" Tanya Hanita
"Coba cerita ke Mami, sebenarnya ada apa antara kamu dan Satya? Kedua mertuamu datang kesini kemarin, mereka mencari kamu dan Satya. Kalian ini kemana sebenarnya? Papi juga sudah mengirim orang ke mansionmu, tapi kalian tidak ada" tanya Adelia
Hanita diam sejenak, mengamati Adelia dan Kenan bergantian. "Tidak ada, Satya hanya menepi untuk menenangkan diri. Aku juga tidak tahu dia kemana."
Adelia memicingkan kedua matanya, tahu benar kalau Hanita baru saja berbohong. "Bohong kamu, jujur ke Mami. Dimana Satya? Dia kabur bersama selingkuhannya?" Tuduh Adelia
Giliran Hanita yang merasa terkesiap, kedua alisnya saling bertaut. "Darimana Mami tahu tentang Satya?" Cecar Hanita
Adelia mencebik kesal, meneguk segelas orange juice di depannya untuk mengurai rasa kesalnya.
"Kamu lupa siapa Papi mu, Hanita?"
Hanita baru akan kembali buka suara, tapi Handoko sudah lebih dulu datang dan menghentikannya.
"Hanita, kamu disini rupanya. Papi senang melihatmu berkunjung" sapa Handoko lalu mendekati istri dan anaknya
Handoko meminta Kenan dari Hanita, kemudian menimangnya. Handoko sangat menyayangi sang cucu
Atensi Hanita sepenuhnya tertuju pada Handoko, dia yakin kalau Papinya itu tahu apa yang terjadi antara dia, Satya dan Shanum.
"Berhenti menatap Papi seperti itu, Hanita. Papi bukan suamimu" tegur Hanita
Hanita memalingkan pandangan ke arah lain, dia dan Adelia saling menatap. Adelia mengangkat bahunya ke atas
Kesal karena merasa kedua orang tuanya sedang mengajanya bermain petak umpet, Hanita berdiri. Wanita itu memutuskan untuk kembali ke mansionnya sendiri
"Papi dan Mami, aku pulang sekarang. Tolong jaga Kenan sebaik mungkin, sampai aku menjemput dia dan membawanya pulang" tegas Hanita
"Kamu tenang saja, kami dan Handika sangat menyayangi Kenan" sahut Adelia
Hanita hanya mengangguk samar, dia mulai melangkah menjauhi kedua orang tuanya namun langkahnya terhenti karena mendengar perkataan dari Handoko.
"Apapun yang kamu perbuat saat ini, Papi akan tetap mendukungmu, Hanita," ujar Handoko
Hanita menoleh sekilas, Papinya itu berucap tanpa menatap ke arahnya tapi Hanita tahu kalau Handoko tidak membual.
"Papi..." gumam Hanita
"Papi akan melindungimu, jangan takut pada apapun" sambung Handoko
Hanita mengulum senyuman miring, merasa diatas angin karena dia baru saja mendapat dukungan dari Handoko. Setelah ini, tidak ada lagi yang dia takutkan. Entah itu hukum ataupun keluarga besar Satya.
Setelah Hanita pergi, giliran Adelia yang menuntut penjelasan dari Handoko. "Apa yang Papi sembunyikan dari Mami? Apalagi yang Hanita perbuat kali ini?"
"Tidak ada'' sahut Handoko sambil memainkan mobil-mobilan milik Kenan ke atas sofa
Adelia memicingkan mata, wanita paru baya itu yakin kalau Handoko tahu sesuatu tentang Hanita. Adelia hapal benar dengan tabiat Hanita yang sama persis dengan Handoko
"Papi akan memberikan sedikit pelajaran kecil untuk Satya, Mi. Ganjaran atas apa yang dia buat pada putriku. Berani sekali dia mengkhianati Hanita, putriku yang sangat berharga" gumam Handoko terdengar serius
"Apapun itu, jangan berlebihan. Ingatlah kalau Satya adalah Papanya Kenan, cucu kita." Adelia mengamati sang cucu kemudian atensinya kembali pada Handoko
"Kenan masih butuh Satya, Pi. Jangan pernah lupakan itu" tekan Adelia
Handoko bergeming, pria paru baya itu menatap tajam lurus ke depan. "Cucuku tidak butuh Papa yang pengecut dan egois seperti Satya."
.
Komen yyuk biar ramai.
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅