Alana gadis malang yang di buang oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Dia sudah terbiasa hidup sebatang kara tanpa bantuan siapapun. Berbagai pekerjaan telah dia geluti tapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hingga akhirnya dia menyerah dan ingin hidup dengan nyaman tanpa harus bekerja keras. Sahabat Alana menawarkan sebuah pekerjaan tidak masuk akal kepada Alana, yaitu melayani seorang pria yang suka sekali bermain wanita.
"Baiklah aku terima tawaran itu, tapi dengan satu syarat. " Alana.
Kenzo, adalah seorang pemain wanita yang sudah terkenal di dunia malam. Parasnya yang rupawan, membuatnya di gilai banyak wanita. Namun Kenzo bukan pria sembarangan dalam memilih wanita.
"Carikan aku seorang gadis untuk melayani ku. " Kenzo.
Apa syarat yang diajukan Alana untuk menerima pekerjaan dari sahabatnya itu?
Apakah Takdir akan membuat mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Menghubungi Neil
Kenzo terdiam mendengar cerita Alana dan masa lalunya. Ternyata lebih pahit dari dirinya dan papanya yang di tinggal selingkuh oleh mamanya hingga menyebabkan kematian sang papa. Sedangkan sekarang mamanya masih menikmati hidup bersama dengan selingkuhannya.
Sedangkan dia bersyukur dia bisa bertahan dan semua kekayaan papanya tidak jatuh ke tangan mamanya itu. Dan mempertahankannya bahkan mengembangkannya sampai sebesar sekarang ini.
"Baiklah aku akan membantumu Alana, tapi apapun yang aku lakukan nanti jangan pernah ada perasaan yang tidak-tidak kepadaku. Karena aku melakukannya murni karena aku ingin membantumu. " ujar Kenzo memberikan peringatan sebelum dia bertindak.
"Apa maksudmu? " Alana tak mengerti.
Kenzo menggenggam tangan Alana dengan erat " Kau tau, aku juga memiliki dendam dengan Bibimu Dona dan anaknya. Mereka sudah mencurangi ku dan merebut proyek besar yang seharusnya menjadi milik perusahaan kami. Hingga menyebabkan perusahaan kami harus kerugian yang sangat besar. Karena itulah aku bersedia membantumu, untuk memperkuat rencana balas dendam ku nanti. "
"Jadi kau ingin memanfaatkan aku untuk balas dendammu? “ Alana benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Kenzo menggerakkan bahunya acuh, sambil memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin ekspresi wajahnya dilihat Alana saat ini.
"Terserah, apapun yang akan kau lakukan lakukanlah aku hanya ingin milikku kembali. " ujar Alana tidak mau ambil pusing, toh tujuan mereka sama bukan.
Kenzo lalu menatap Alana dengan tatapan penuh tanya dan Alana menganggukkan kepalanya meyakinkan pria itu. "Jadi, kau setuju? "
"Hmm, lakukan saja. Aku akan dengan senang hari membantumu, mas. " Alana mengulurkan tangannya dan disambut langsung di sambut oleh Kenzo.
"Baiklah, semoga semua berjalan lancar. " ujar Kenzo dan di angguki oleh Alana.
Kenzo tersenyum lembut kepada Alana dan hal itu membuat Alana tertegun, entah ternyata senyuman Kenzo begitu indah tergambar di bibir pria itu. Bukan senyuman menyebalkan yang ditunjukkan Kenzo saat ini. Tapi senyuman yang sangat lembut dan Indah.
"Kau kenapa? " tanya Kenzo saat melihat Alan hanya terdiam dan memandangi nya.
“Ah, Aku– aku tida lk apa-apa, mas. "
"Jadi kau sudah memastikan akan memanggilku dengan panggilan itu? " tanya Kenzo.
"Iya, itu lebih mudah dan simple. " ujar Alana.
"Oh, baiklah. Terserah kau saja asal kau nyaman. " ujar Kenzo lalu beranjak dari duduknya.
"Kau mau kemana? " tanya Alana merasa sedikit aneh dengan Kenzo.
"Aku orang sibuk Alana. Tentu saja aku akan bekerja. Tapi aku akan bekerja di ruang kerjaku. kau istirahat saja dan pulihkan kondisimu. Mungkin saja nanti malam aku akan meminta jatahku. " kata Kenzo sambil beranjak dari sofa untuk mengambil beberapa barang di lemarinya.
Alana langsung mendengus kesal mendengar ucapan Kenzo. Tidakkah pria itu merasa lelah setiap hari melakukan itu. Sedangkan lawannya dibuat tak berdaya setiap hari.
Alana berjalan ke tempat tidurnya untuk beristirahat sesuai keinginan Kenzo. Tapi dia tidak memejamkan matanya melainkan memutar drama Korea di televisi untuk menghilangkan kejenuhan. Yaitu dengan melihat pria-pria tampan yang menjadi pemeran drama itu.
"Apa yang kau lihat? " tanya Kenzo setelah berhasil menemukan barang yang dia cari.
"Aku hanya ingin melihat wajah pria tampan untuk menghilangkan kejenuhan ku. " jawab Alana santai.
Kenzo mengangkat sudut alisnya mendengar jawaban Alana yang tanpa dosa sedikitpun. Wanita ini benar-benar diluar kendalinya.
"Terserah kau saja, aku akan keruang kerja. jika kau butuh sesuatu kau hanya perlu menekan telepon disampingmu itu. " ujar Kenzo sebelum meninggalkan Alana.
Alana hanya mengangguk dengan matanya yang fokus ke televisi. Kenzo segera berlalu dan meninggalkan Alana di kamar sendirian.
Sesampainya di ruang kerja, Kenzo langsung menghubungi Rey untuk melakukan sesuatu. Sepertinya dia harus bergerak cepat sesuai rencana yang ingin membalas Dona dan anaknya.
"Ada apa, Tuan. " tanya Rey saat mengangkat panggilan dari Kenzo.
"Nanti datanglah ke rumah. Kita makan malam bersama, ada yang ingin aku bicarakan kepadamu, serta semua bukti yang kau miliki tentang keluarga Malik yang sudah mengusik kita. " Ujar Kenzo.
"Baiklah, Nanti akan saya bawa. "
Tanpa bertanya lagi Rey sudah mengerti maksud Kenzo. Apalagi setelah melihat email yang dia kirim semalam. Pastilah sesuatu akan dilakukan oleh pria itu.
Seharian ini, Alana ini benar-benar seprti seorang ratu. Dia tidak melakukan apapun sama sekali dan hanya rebahan di atas tempat tidur dengan ponsel di tangan dan remote televisi di tangan lainnya. juga minuman dan beberapa cemilan yang tadi dibawakan oleh bibi Yuna membuat Alana benar-benar menikmati hidupnya.
"Ah, sepertinya hidupku akan terasa nyaman seperti ini. " gumam Alana yang menikmati cemilannya, "Hanya makan dan tidur. Benar-benar sempurna. Sesuai nggak sih dengan apa yang sudah aku berikan kepada Kenzo. "
Dia lalu mengambil ponselnya dan menghubungi satu nama, yaitu sahabatnya satu-satunya. Yang sudah membuat Alana berada dalam keadaan seperti ini. Entah dia harus berterima kasih atau marah kepadanya. Tapi dia sangat merindukan sahabatnya itu.
"Ada apa? " jawab suara dari balik telepon. "
"Neil, apa kabarmu. Aku merindukanmu Neil. " pekik Alana histeris saat mendengar suara Neil.
"Ish, berisik. Jangan mengatakan rindu padaku jika ada suamimu. Bisa-bisa dia– Ah, you know lah. " kata Neil tidak mau meneruskan kata-katanya.
"Jangan khawatir dia sedang tidak ada disini. Dia sedang kerja. "
Keduanya terdiam beberapa saat, tanpa ada yang berbicara. Mereka larut dalam pikiran masing-masing, karena memikirkan apa yang ingin mereka katakan selanjutnya.
"Neil, Terima kasih. " Alana.
"Na, gimana kabarmu? " Neil.
Ucap mereka bersamaan. Dan akhirnya terkekeh bersama juga. Setelah puas tertawa, mereka kembali diam dan menunggu siapa lagi yang akan mengawali pembicaraan.
"Na, bagaimana kabarmu. Kau baik-baik saja kan? Tuan Kenzo tidak berbuat kasar kepadamu kan? " tanya Neil lirih.
"Aku baik Neil, Mas Kenzo sangat baik padaku. Dia tidak berbuat kasar sama sekali padaku, kau tidak perlu khawatir. " ujar Alana agar tidak membuat sahabatnya itu khawatir.
"Mas, kau memanggilnya dengan sebutan mas? dia tidak marah? " tanya Neil penasaran,
"Tidak, karena aku bingung mau memanggilnya apa. Nanti saja aku ganti panggilan itu jika hubungan kami sudah semakin dekat. " kata Alana
"Syukurlah jika dia baik kepadamu Alana, aku sangat mengkhawatirkan mu beberapa hari ini. Takut jika tuan Kenzo menyakitimu, maka akulah orang pertama yang akan merasa sangat bersalah karena sudah menjerumuskan mu ke dalam dunia tuan Kenzo. " ujar Neil yang sepertinya merasa sesuatu yang tertahan.
"Jangan khawatir Neil, aku baik-baik saja. Bahkan Mas Kenzo sudah merobek perjanjian itu. Dia tidak ingin terikat pernikahan kontrak dan ingin menikah sungguhan denganku. Jadi kah benar-benar tak perlu khawatir. "
"Syukurlah, jika suatu hari nanti tuan Ken melukaimu datanglah padaku, aku akan membawamu jauh darinya. "