"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suami zolim
" Assalamualaikum." ucap riyan memberi salam dan langsung masuk rumah, pandangan riyan melihat anwar yang bermain dengan damar anak yang dia tau anak dina tetangga mereka.
Riyan masuk rumah dan melihat di dalam rumah betapa terkejutnya saat melihat keranjang yang isinya begitu banyak mainan,setau riyan jangan kan mainan ranita aja tak mampu dia bisa belikan makanan yang layak untuk anaknya.
Pikir riyan langsung teringat ucapan ibunya jika keluarga ranita pasti memberikan sesuatu kepada ranita dan itu hak ibunya.
"Banyak banget ini mainan berarti benar kata ibu, jangan-jangan ranita di kasih uang keluarganya tapi gak di kasihkan ibu itu kan hak ibu seharusnya ranita berikan kenapa di belikan mainan segini banyaknya." omel batin riyan ketika melihat banyaknya mainan di keranjang baru.
" Eh...mas udah pulang, ngapain mas jongkok di situ." ucap ranita menegur suaminya yang berjongkok di depan mainan anwar.
" Kamu dapat uang dari mana membelikan mainan anwar segini banyaknya?" pertanyaan riyan hanya di balas senyuman oleh ranita.
" Oh itu...dari mbah kakungnya kemarin sebelum pulang anwar di bawa mbah kakungnya sama mbah utinya jalan pulang-pulang sudah ya begini deh jadinya jadi beli keranjang besar untuk menampung semua mainan anwar." ucap ranita santai tapi di sengaja untuk melihat respon riyan.
" Emang kamu gak bisa ngasih tau apa gak usah di belikan mainan segini banyaknya berapa juta ini mainan habis?" tanya Rian dengan nada sedikit tinggi namun yang mendengar di hadapannya hanya tersenyum.
" Lah mana ku tau mas, mungkin mau nyenengin cucuknya sebelum mereka pulang." ucap ranita santai dalam hati ranita maka ingin tertawa lihat wajah suaminya yang sudah memerah karena emosinya tertahan, lucu ya menurut ranita lucu keluarganya memanjakan anak ranita tapi kok yang ngamuk-ngamu tak terima kok riyan,
Riyan yang notabennya ayah sambung tapi gak pernah keluar perhatian sekecil apapun itu.
"Kamu kan bisa bilang jangan di belikan mainan semua terus kamu di kasih uang keluargamu berapa?" tanya riyan dengan nada sedikit melemah namun masih terdengar nada suaranya masih sedikit kesal.
" Gak ada uang, cuma di beri beras, kebutuhan pokok dapur serta mereka membukakan aku warung kecil di depan gak ada modal dana melainkan barang " ucap ranita santai dan tidak berbohong.
Keluarga ranita tak memberikan uang seperti biasanya karena tabungan ranita sudah banyak oleh karena itu keluarga ranita emak sama meli memberikan modal barang aja untuk di olah oleh ranita jadi lah ranita buka toko kue setiap pagi untuk sarapan.
Keluarga ranita waktu datang pertama dulu setelah menikah masih memaklumi keadaan ranita dan riyan, namun setelah beberapa kali menemui ranita di kotanya keluarga itu sedikit faham dengan sifat dan karakter keluarga besannya itu,meli yang mudah curiga kalo ranita selama ikut riyan ke kotanya hidup ranita seperti tak terurus apalagi anwar mending saat ranita berstatus janda, meli dan keluarganya tau betul sifat ranita yang dan kepribadiannya yang mandiri dan mengutamakan anaknya sebelum dirinya apapun dilakukan demi anaknya tapi ini meli curiga keluarga riyan tak merawat anwar seperti semestinya dan dari isi rumah pun bisa di tebak.
Padahal gaji riyan cukup besar untuk tingga di kota itu masa membeli baju dan lemari aja tak mampu,yang akhirnya keluarga ranita yang membelikan semua kebutuhan ranita saat ini lemari untuk menaruh bahan makanan mentah.
Saat di bawa ke toko furniture ranita memilih lemari untuk menyimpan semua bahan mentah kulkas dan tv aja karena ke tiga itu sangat di butuhkan ranita sat ini.
"Kamu jangan bohong nit, aku tau keluargamu itu pasti meninggalkan jatah untuk ibu kan tapi kamu gunakan untuk anak sialanmu ini kan." suara riyan meninggi dan membentak ranita,ranita yang terkejut dengan bentakan riyan reflek ranita langsung memejamkan matanya.
" Jatah apa yang kamu maksud mas?" tanya ranita masih santai setelah mengontrol rasa terkejut dan emosinya.
" Ya jatah biasanya bukannya biasnya keluargamu meninggalkan uang sebesar 10 juta untuk ibu?" tanya riyan dengan suara sedikit meninggi.
" Hah, 10 juta untuk jatah ibu? Gak salah kamu mas siapa bilang jatah ibu, gak ada jatah ibu mas itu uang jajan anwar yang ibu ambil yang ibu keliam sebagai jatah ibu?"ranita menjelaskan ucapan suaminya yang salah di artikan oleh ibu mertuanya.
Wau 10 juta di akui milik ibu ratmi dan itu di dukung oleh anak-anaknya, padahal itu bukan untuk ibu ratmi melainkan untuk ranita dan anwar agar ranita bisa membelikan kebutuhan anwar sendiri setidaknya meringan kan beban riyan walau riyan sebagai ayah sambung seharusnya bisa namun keluarga ranita hanya ingin memberi anggap aja uang jajan anwar dan ranita maksud keluarga ranita,bukan untuk keluarga suami ranita.
"Aku gak mau tau bawa sini uang itu karena kamu sudah zalim ke ibu memakai hak ibu tanpa izinnya." riyan meminta paksa tak lupa riyan menadakan tangannya sebagai meminta sesuatu dari ranita.
" Eh mas kamu faham gak sih yang aku bilang tadi, gak ada hak apa pun itu untuk ibu mu, dan satu lagi keluarga ku sekarang gak akan memberi uang lagi faham." ucap ranita kesal dan langsung meninggalkan riyan yang masih berdiri dengan emosinya.
" Ranita kita belum selesai mau kemana kamu, aku gak mau tau kamu kembalikan hak ibu itu jatah ibu ranita jangan serakah kamu." ucap riyan marah karena ranita tetap gak mau menuruti kemauannya.
" Hak apa pula yang di maksud? hak aku aja kamu gak perduli mas!" ucap ranita dalam hati dan menoleh ke suaminya yang sudah berdiri di belakangnya.
Mata riyan melotot sempurna seperti hendak keluar bola matanya dari tempatnya.
Riyan melihat semua barang di atas meja yang belum di eksekusi oleh ranita sejak pulang tadi karena lelah ranita tadi sempat tidur siang.
"Ini semua dari mana kamu dapatkan?" tanya riyan tak lupa jari telunjuknya menunjuk ke tas meja makan yang memang masih ada belanjaan bahan kue ranita.
" Dari mba meli dan emak sebelum pulang aku sudah berjualan saat mereka masih di sini dan mereka tak memberiku uang seperti yang kamu kira melainkan ya barang seperti ini yang mereka berikan." ucap ranita santai sambil mengeluarkan semua yang ada di dalam kantong plasti itu.
Walau di dalam hati ranita masih sangat dongkol bisa-bisanya suami dan keluarga suaminya memaksakan diri untuk meminta hak yang gak ada sama sekali sangkut pautnya dengan mereka.
Mereka meminta hak mereka yang jelas gak ada hak apapun tapi mengklaimnya.
Bagaimana dengan hak ranita yang notabennya istrinya riyan yang wajib mereka pertanggung jawabkan memberi nafkah yang layak namun apa ranita tak mendapatkannya.
jangan lupa saling dukunggg