Karena mabuk, Viona, wanita yang sudah memiliki suami itu melakukan cinta satu malam dengan pria tampan dengan sejuta pesona.
Viona, wanita berusia 25 tahun itu merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya, awalnya hubungan dia dan suaminya begitu mesra dan harmonis namun tiba-tiba suaminya berubah menjadi sedikit tempramen dan jarang pulang, apalagi sudah dua tahun mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri lagi, tentu saja Viona sangat tersiksa dalam hubungan yang jenuh seperti ini.
Namun, malam itu malah mengubah segalanya, dia seperti tersesat dan tak tau arah jalan untuk kembali, dengan pesona pria yang bernama Daniel Gilbert.
"Lupakan tentang semalam, anggap saja tidak terjadi apa-apa. Aku sudah memiliki suami."_ Viona Maharani.
"Itu pertama bagiku, karena itu kamu tidak bisa menyuruhku seenaknya untuk melupakan apa yang terjadi pada kita."_ Daniel Gilbert.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengapa Harus Aku?
Pagi harinya...
Viona terbangun dari tidurnya, dia merasakan kepalanya sedikit pusing, Viona memegang kepalanya, "Shhh...Ahh!"
Ketika Viona ingin bangkit, dia baru menyadari ada tangan kekar melingkari perutnya dari belakang, membuat dia tidak bisa berkutik.
Viona tersenyum-senyum begitu menyadari dirinya tidak berpakaian, hanya ditutupi selimut saja. Rupanya dia harus mabuk dulu baru Satria mau melakukannya, itu lah yang ada dipikiran Viona. Viona memang menginginkan kehadiran seorang anak, makanya dia berusaha menggoda Satria, bukan hanya karena hasrat semata. Tapi ternyata Satria belum siap juga untuk memiliki seorang anak.
Viona segera membalikan badannya, dia ingin mencium Satria, "Mas, apa aku harus mabuk dulu makanya kamu..."
Viona tidak melanjutkan perkataannya begitu melihat siapa pria yang telah memeluk dirinya, dia melihat Daniel yang masih memejamkan matanya, pria itu walaupun masih tertidur masih saja sangat tampan. Tapi bukan itu yang ingin di bahas Viona, yang Viona permasalahan mengapa dia bisa berada dalam satu kamar bersama Daniel.
Ini pasti salah lihat, mungkin karena aku semalam bertemu Daniel makanya masih kebayang wajah dia.
Hati Viona mengatakan itu sambil mengucek-ngucek matanya berharap wajah Daniel itu berubah menjadi wajah Satria, namun sialnya wajah tampan Daniel malah terlihat begitu jelas.
Viona memperhatikan keseliling kamar tersebut, kamar itu nampak asing, dan dia melihat ada foto Daniel di atas nakas membuat Viona menutup mulutnya sendiri dengan tangannya agar tidak menjerit.
Oh Tuhan, sepertinya ini kamar Daniel. Apa yang terjadi denganku semalam?
Tidak mungkin kan dua orang dewasa berbeda jenis kel@min berada dalam satu kamar dengan kondisi telanjang tidak mungkin bermain kartu ataupun monopoli, pastinya terjadi sesuatu pada mereka.
Astaga, apa yang harus aku lakukan!
Viona sangat cemas sekali. Mungkin jika dia masih single tak mengapa, malah dia akan memeluk tubuh itu menenggelamkan kepalanya di dada Daniel yang bidang. Tapi masalahnya dia sudah bersuami, tentu saja dia tidak boleh senang walaupun tubuhnya sangat menikmati.
Perlahan Viona mengangkat tangan Daniel yang kekar, dia harus segera kabur dari sana sebelum Daniel bangun, berharap Daniel tidak akan pernah mengingat malam panas yang mereka lewati dan menganggap itu semua hanyalah sebagai mimpi.
Viona segera memakai pakaian lengkap, setelah itu bergegas untuk keluar dari apartemen itu. Tiada hentinya Viona memaki dirinya sendiri, beruntung tidak ada siapa-siapa di lift itu.
"Astaga Viona, apa yang kamu lakukan? Dasar bodoh." Viona memukul-mukul kepalanya sendiri.
Entah ini bisa dijadikan sebuah penyesalan atau keberuntungan untuk Viona, karena dari semua ratusan wanita yang ikut reunian mengapa Daniel harus memilih tidur dengannya.
"Aishh... benar dugaanku, sepertinya dia benar-benar casanova, main mentiduri wanita begitu saja. Tapi mengapa harus memilih wanita yang sudah bersuami?" Viona tak habis pikir mengapa harus dia yang Daniel pilih.
Walaupun tidak munafik Viona masih mengingat bagaimana rasanya semalam, membuatnya terbang melayang bebas, apalagi ukurannya yang begitu besar membuat Viona masih meresakan perih di daerah sana.
Tapi bukan itu yang seharusnya Viona pikirkan. Sekali lagi di memukul kepalanya sendiri agar cepat sadar dari pengaruh minuman beralkohol itu, yang seharusnya dia pikirkan adalah dia telah tidur dengan pria lain selain suaminya, bagaimana dia akan menghadapi Satria? Padahal Satria saat ini sedang bekerja keras demi masa depan mereka.
Begitu sampai rumah, Viona terkejut melihat ada mobil Satria yang sudah berada di depan rumah. Entah dari kapan Satria sudah pulang ke rumah.
"Oh astaga, mas Satria sudah pulang. Apa yang harus aku lakukan!" Viona sangat kelihatan gelisah dan ada rasa takut di dalam hatinya, Satria pasti akan marah besar padanya karena dia pulang ke rumah pagi-pagi sekali.
Viona berjalan ke dalam rumah dengan sangat gemetaran, seperti seorang narapidana yang harus siap di hukum algojo.
Benar saja dia melihat Satria berkacak pinggang memandanginya dengan sorot mata yang menusuk, "Viona, darimana saja kamu?"