Novel ini terinspirasi dari novel lain, namun di kemas dalam versi berbeda. Bocil di larang ikut nimbrung, bijaklah dalam memilih bacaan, dan semua percakapan di pilih untuk kata yang tidak baku
-Entah dorongan dari mana, Dinar berani menempelkan bibirnya pada mertuanya, Dinar mencoba mencium, berharap Mertuanya membalas. Namun, Mertuanya malah menarik diri.
"Kali ini aja, bantu Dinar, Pak."
"Tapi kamu tau kan apa konsekuensinya?"
"Ya, Saya tau." Sahutnya asal, otaknya tidak dapat berfikir jernih.
"Dan itu artinya kamu nggak boleh berenti lepas apa yang udah kamu mulai," kata Pak Arga dengan tegas.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon An, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Lalu kapan Mas pulang?"
"Mas belum tau. Tapi, Mas janji, habis kerjaan Mas selesai, Mas pasti pulang sama kamu secepatnya."
Bolehkah Dinar marah? Siapa yang tidak akan marah, jika ditinggal terus menerus, membendung rasa rindu sendirian. Menunggu dan berharap suaminya akan cepat kembali?
Dengan berat hati, Dinar menganggukan kepala. "Nara pasti nunggu Mas sampai kembali pulang."
"Makasih, sayang!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Vano membawa kepala wanita itu ke dalam dekapannya, mengecup puncak kepalanya, menciumnya dalam-dalam.
Dinar memeluknya, menghirup aroma tubuh suaminya dalam diam. Dia pasti akan merindukan aroma tubuh itu. Maka dari itu, untuk menghilangkan kerinduan'nya nanti saat sang suami pergi.
"Mas mau kamu bersabar."
"Nara pasti bersabar. Karna Nara mungkin bakal biasakan diri lebih cepat."
Jujur Vano berat menerimanya. Dia harus meninggalkan Dinar lagi demi pekerjaannya, tapi Dinar-pun tau konsekuensi menikah dengan pemuda yang pekerja keras seperti Vano.
Lagi pula, Vano bekerja juga untuk menghidupi Dinar, menafkahi istrinya. Dinar berusaha untuk tidak mengeluh banyak.
Vano, mengecup keningnya sebelum pergi dengan mobil yang sudah menjemputnya.
"Mas pamit dulu. Kamu jaga diri baik-baik, jangan telat makan, Mas gak mau nanti sampai Mas udah pulang, harus ngeliat kamu kondisinya nggak baik. Ngerti?" Ujarnya pelan sambil menatap Dinar sendu.
"Ngerti Mas, Mas juga jaga diri baik-baik. Jaga kesehatan, pulang dengan selamat, sama segera mungkin."
Dinar memeluk suaminya sebagai ucapan perpisahan mereka. Dia tidak boleh menangis di depan Vano, Dinar merelakannya pergi, sambil menahan matanya yang berkaca-kaca.
,, ,, ,, _
"Mbak Dinar nangis ya?" Bulir air mata Dinar yang jatuh di usap dengan punggung tangannya. Dia lalu menoleh, mendapati Arin yang berdiri sedang memperhatikannya.
"Nggak nangis, Rin. Loh, kamu udah pulang?"
"Udah. Kepalanya pusing Mbak, jadi aku balik aja sih. Hadeh, kapan lah aku ini lulus. Rasanya kepalaku mau pecah, gak dapat acc dari dosen pembimbing Mbak, aduh pusing lah pokoknya."
"Sabar, dinikmati aja. Namanya juga kuliah, kamu mulai dan kamu harus nyelesain. Tapi kan kuliah kamu juga nggak sia-sia, Dek. Kamu dapat banyak pengalaman, juga sama banyak ilmu, plus dapat ijazah pula," Tutur Dinar.
"Ya iya sih Mbak. Tapi jujur, kuliah itu sumber sakit kepala. Kenapa juga lah di dunia ini harus ada kuliah! Heran juga orang bisa ambil sampai S3 gitu loh, Mbak. Ambil sarjana ijazah aja harus misuh-misuh tiap hari tau, Mbak." Dengusnya.
Mendengar ucapan Arin, membuat Dinar terkekeh, "Udah makan belum? Kamu belum makan kan? Gih sana, Mbak udah masak itu di dalam."
"Belum! Belum lagi maksudnya. Mbak Dinar tau enggak sih, Arin tuh laper kali, tapi ya tetep sewajarnya makan dikit, habisnya enggak enak kalau di kosan Catrine tambah nasi, nggak sopan sih kata almarhumah Ibu dulu. Yaudah, Arin masuk dulu deh, Mbak!"
"Iya Rin, makan yang banyak. Habisin aja sana, Mas Vano juga udah berangkat lagi." Arin melotot mendengar ucapan kaka iparnya barusan.
"Loh, loh, ya ampun Mbak, Mas Vano udah pulang?"
Mengangguk, "Iya. Dan udah berangkat lagi."
"Yah! Kenapa enggak ngasih tau Arin sih Mbak? Kan Arin juga kangen, pengen ketemu dulu sama Mas," Gumamnya sedih.
"Kata Mas Vano, nggak usah kabari kamu, toh kamu lagi ngerjakan skripsi di rumah Catrine."
Arin mendengar berdecih, "Mas Vano mah masih enggak berubah. Gak tau apa ya aku kan kangen. Kangen sama duitnya, mwheheh..."
"Kamu ini ada-ada aja. Yaudah sana, makan yang banyak."
"Okehhh, siap kakak iparku yang cantik bin legit."
"Eh kamu ini ya, hahaha...legit? Haha..." Dinar tertawa mendengar candaan Arin sang adik ipar.
...BERSAMBUNG,...
Akhirnya aja hubungan dgn vano dinar dan menikah aja dgn dokter tommy kayaknya tipe laki2 yg setia dan bertanggungjawab....
Kasian bingit nasibmu dinar sabar dinar pasti akan ada hikmahnya dan suatu saat nanti akan menemukan kebahagiaanmu....
aku berharap vano nyesel udh ninggalin dinar
wlpn dinar jgprnh salah tp tindakan vanopun sangat kurang ajar,,
knp ga diceraiin baik2 kalo emg udh ga menginginkan dinar lg
Akhirnya dinar sampai dihotel suaminya menginap dan kebetulan bertemu amber memberikan pelajaran kpd amber...
Dinar saking emosi dan marah besar langsung ngamuuuk kayak macan betina mau membunuh mangsanya......
Sangat seru dan menarik lanjut tor......
Smg lg vano dan dea terbongkar lg bercinta dah ketahuan sm dinar.....
Vano emang tidak mencintai dinar ceraikan dan lepaskan dinar agar dibiar mendapatkan laki2 yg tulus mencintainya.....
Kasian dinar Vano hanya pura2 cintai dinar dan hati dinar sangat hancur dan kecewa suaminya berselingkuh dgn dea...
buang lah sampah pada tempat'y 🤣
Gas keun Dinar jangan kasih kendor..
Lanjut Ka author semangat 💪
klo dinar gk mau jodohkan sma aku aja ka thor... lumayan buat serep klo suamiku lgi telat pulang kantor 🤣🤣
up lagi dong ☺️☺️☺️
pisah aja, trus kembali kerumah mi Dinar, Uda capek capek berbakti sama suami dan keluarga suami, ehh ujung ujungnya di khianati juga.