Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
" Alhamdulillah.... akhirnya nyampe juga,nyaman banget deh rasanya" ucap Kiara saat merebahkan tubuhnya di ranjang asrama miliknya,ia dan sahabatnya Sasa baru saja tiba di asrama.
Di luar dugaan, ternyata Kiara di perbolehkan pulang lebih cepat dari yang di perkirakan,Kiara di izinkan pulang sebelum makan siang, tepatnya tak lama setelah dokter Kenzo meninggalkan ruangan nya.
" Ra...ini ga pa pa kita langsung pulang gini ga ngabarin kak Irwan? aku ga enak loh Ra,tadi sebelum ninggalin kamu jelas-jelas kan dia ngasih ultimatum ke aku untuk langsung ngabarin dia kapan kamu pulang" ucap Sasa terdengar khawatir.
" Insyaallah ga akan apa-apa,ini biar aku langsung aja yang ngasih kabar ke orangnya, sekaligus minta maaf karena ga hubungi dia,kamu tenang aja" jawab Kiara santai.
Tak lupa Kiara langsung meraih ponselnya, membuka aplikasi WhatsApp, jemari lentiknya begitu cepat mengetikkan beberapa kata dan ia kirimkan ke seseorang, tentunya dengan kata-kata yang paling lembut.
" Udah... insyaallah aman" ucap Kiara setelah pesan yang ia kirimkan terkirim.
" Ok deh aku beres-beres dulu ya,kamu istirahat gih" ucap Sasa.
Namun baru kaki Sasa melangkah ponselnya yang ia letakkan di atas ranjang berdering,tanda ada yang melakukan panggilan padanya, membuat Sasa membatalkan niatnya untuk ke kamar mandi,ia segera meraih ponselnya dan melihat siapa yang menghubungi nya.
wajah Sasa terlihat begitu pias saat melihat nama yang muncul di layar ponsel nya,ia sampai menelan kasar salivanya,Kiara mengernyitkan keningnya heran melihat perubahan wajah Sasa.
" Kenapa?" tanya Kiara keheranan.
" Kak Irwan,aku bilang apa dong?" tanya Sasa setelah menjawab pertanyaan Kiara.
" Angkat aja,bilang apa adanya,dan aku yang ngelarang kamu untuk telfon dia,gitu aja sih.." jawab Kiara mengajarkan Sasa.
Setelah beberapa kali menelan salivanya dan menetralkan detak jantungnya barulah Sasa menggeser icon berwarna hijau untuk menjawab panggilan tersebut.
📱" Ha-halo..." ucap Sasa gugup,Kiara sampai mengulum senyum.
📱" Kamu kenapa ga langsung hubungi aku saat dokter mengizinkan Ara pulang? Apa kamu lupa dengan apa yang aku pesankan ke kamu tadi?" tanya Irwan tanpa basa basi.
Sasa terdiam sesaat, hatinya mencelos saat mendengar ucapan Irwan yang terdengar sedikit marah,se posesif itukah Irwan pada Kiara, Lalu bagaimana caranya ia akan berjuang untuk mendapatkan hati pria itu? Pertanyaan itu muncul tanpa bisa ia di cegah.
Sedangkan Kiara tersenyum masam dengan wajah yang terlihat merasa sangat bersalah,ia sampai mengatupkan kedua tangannya di depan dada saat melihat wajah Sasa yang berubah sendu.
📱" Halo..apa kamu ngak dengar aku bicara? Kenapa ga di jawab?" tanya Irwan lagi dari sebrang sana.
Sasa menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan.
📱" Dengar kak,aku dengar dengan jelas kok,tapi itu semua atas permintaan Ara,dia yang minta agar aku tidak menghubungi kakak, karena Kakak juga baru pulang,jadi menurut Ara kakak pasti juga butuh istirahat,maaf jika aku tak melakukan pesan kakak,mungkin aku memang salah,tapi aku juga bisa apa kak,kalau yang bersangkutan juga mintanya aku diam?" jawab Sasa cepat,air mata nya serasa akan meluncur,namun sekuat tenaga ia tahan.
Sasa terdiam setelah mengatakan itu,dan di sebrang sana juga sama,Irwan juga terdiam setelah mendengar jawaban Sasa,keduanya hening.
📱" Maaf...aku hanya merasa khawatir saja dengan keadaan Ara" akhirnya Irwan lebih dulu buka suara,pria tampan itu memang sangat mudah untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Sasa tersenyum masam,lagi hatinya perih saat mendengar pria yang ia kagumi secara langsung mengatakan mengkhawatirkan wanita lain,dan wanita itu adalah sahabatnya sendiri.
📱" Ngak apa kak,aku bisa ngerti kok,mungkin aku juga akan bertindak seperti kakak saat mengkhawatirkan orang yang kita sayangi,kalau begitu aku tutup ya kak telfon nya,aku mau istirahat" ucap Sasa sopan,ia berusaha setenang mungkin.
📱" I-iya.. Terimakasih,sekali lagi maafkan aku,salam buat Ara dan aku titip tolong jaga Ara ya, assalamualaikum" ucap Irwan dengan nada yang berubah lebih lembut.
Sasa mengangguk walaupun Irwan tidak bisa melihatnya, rasanya tenggorokan nya tercekat untuk berbicara lebih panjang lagi,ia tidak mau sampai Irwan mendengar suaranya yang parau.
📱" Iya.. WaalaikumSalam" jawab Sasa cepat dan langsung menekan icon merah untuk mengakhiri panggilan tersebut.
" Sa...maaf" pinta Kiara lirih,ia bahkan sudah meneteskan air matanya saat melihat wajah sendu Sasa dan mata yang berkaca-kaca.
Sasa menggeleng seraya tersenyum, tangan dengan cepat mengusap buliran bening yang sempat membasahi pipinya " Untuk apa kamu minta maaf? Kamu ngak salah,dan di antara kita semua ga ada yang salah,dia juga ga salah karena dia ga pernah tau tentang perasaan aku,karena aku ngak mengungkapkan nya" jawab Sasa.
" Dan lagi dia juga mungkin sedang memperjuangkan kamu,mungkin dia mengikuti seperti apa yang kamu katakan bahwa jodoh juga harus di perjuangkan,dan karena kamu memang pantas di perjuangkan " ucap Sasa tulus.
Kiara menggeleng mendengar jawaban Sasa yang terdengar begitu pesimis dengan perasaannya" kenapa kamu bisa bilang bahwa aku pantas untuk di perjuangkan? kita sama Sa"ucap Kiara.
" Kita memang sama, sama-sama wanita,kamu wanita yang sempurna Ra,kamu cantik,baik,pintar dan lemah lembut,pastilah wajar jika begitu banyak yang menginginkan dan memperjuangkan kamu" jawab Sasa.
Kiara menggeleng cepat" Aku tidak sebaik yang kamu lihat dan aku juga bukan wanita sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah,aku bahkan masih sangat jauh bisa dikatakan wanita baik, pintar dan cantik, aku bahkan sangat jauh dari itu"
" Aku tidak seperti bunda Khadijah istri Rasulullah dan aku juga tidak seperti Fatimah Az-Zahra putri tercinta Rasulullah, wanita-wanita itulah yang bisa disebut sebagai wanita sempurna, wanita ahli surga,kita tidak ada sedikitpun dari mereka " jawab Kiara.
Sasa terdiam, sahabatnya ini selalu sangat merendah dan selalu membandingkan dirinya dengan wanita-wanita special dalam kisah wanita muslimah, sungguh sangat beruntung ia mendapatkan sahabat sehebat sahabatnya.
Obrolan keduanya terhenti saat mendengar suara ketukan pintu kamar mereka, keduanya saling tatap, menunjukkan ekspresi tanya,siapa yang datang? tidak mungkin tetangga sebelah mereka, karena setau mereka tidak ada yang tau tentang kejadian semalam dan lagi pula sepertinya asrama sedang sepi, karena kebanyakan dari mereka sedang berada di kampus saat ini.
Tok
tok
Tok
Lagi suara pintu di ketuk berulang kali,membuat Kiara segera memakai kembali hijab instan miliknya, sedangkan Sasa berjalan menuju pintu,ia melihat kebelakang meyakinkan bahwa Kiara sudah selesai.
Ceklek...
Pintu terbuka, membuat Sasa menganga seakan tak percaya saat melihat siapa yang berada di depan pintu kamar nya dan Kiara,Sasa sampai lupa mempersilahkan mereka masuk,dan ia jadi kebingungan.
"Boleh kami masuk Sa? Kami ingin jenguk Kiara,katanya dia sedang sakit" tanya putri saat melihat Sasa yang hanya terdiam.
" Oh boleh mbak,kak, silahkan masuk,maaf jadi lupa" jawab Sasa asal.
Sasa menggeser tubuhnya memberikan jalan untuk mereka masuk, sedangkan Kiara yang baru menyadari kedatangan mereka juga tak kalah shock nya,ia segera bangun dari duduknya dan berdiri canggung.
" Assalamualaikum..." ucap mereka kompak.
"WaalaikumSalam... silahkan mbak,kak,maaf sempit" ucap Kiara sopan,seraya mempersilahkan tamu nya duduk di atas karpet bulu yang terbentang di bawah.
Putri dan Moli mengangguk seraya tersenyum ramah"namanya juga kamar asrama Ra,kalau mau lebar ya kamar pribadi,nyantai aja,kami cukup paham kok" jawab Moli santai,ia langsung duduk di ikuti yang lainnya.
Sedangkan Al masih berdiri di depan pintu,matanya menatap sekeliling ,mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
" Bro...ga masuk Lo,mau berdiri di situ terus?" tanya Andre yang juga sudah duduk bersama Aldo,Moli dan putri.
Di luar masih ada Melly dan kedua sahabatnya,tiga wanita cantik itu memaksa meminta ikut, karena Al yang memutuskan untuk ikut Andre dan Aldo,dan langsung di setujui oleh kedua pria tersebut, karena jika tidak ada dia maka akan di pastikan mereka para lelaki tidak akan di izinkan untuk masuk ke dalam asrama.
Sedangkan Moli dan putri harus membatalkan rencana mereka yang tidak ingin mengajak para lelaki, karena saat tiba di rumah sakit mereka malah kepergok oleh Andre dan Aldo yang ternyata juga berada di rumah sakit untuk menjenguk Kiara.
Dan disinilah mereka akhirnya berkumpul,di dalam kamar asrama milik Kiara dan Sasa,minus Melly dan kedua sahabatnya yang benar-benar tidak mau masuk, mereka memilih duduk di teras asrama yang terdapat kursi santai, yang biasa para penghuni pakai untuk duduk-duduk di teras saling bercengkrama sesama penghuni asrama.
yuk lanjut Yo Thor....