Karina mengusap airmatanya yang sejak tadi dia tahan tangisan Karina pecah saat mendengar Dipta suami yang dia cintai tidak menginginkan keturunannya lahir dari rahim Karina.
Selama ini Karina dibohongi dengan kata manis Dipta yang menyuruh Karina menunda kehamilannya karena dia masih ingin menikmati kebersamaan dengan Karina.
Kenyataan yang Karina lihat hari ini Dipta suaminya sangat bahagia dengan kehamilan istri keduanya..Hati karina benar benar hancur melihat semua ini.
Dan yang lebih menyakitkan dengan lantangnya Gina istri muda Dipta mengatakan kalau Dipta tidak menginginkan anak yang lahir dari Karina didepan tamu undangan yang hadir.
Akankah Karina sanggup melanjutkan pernikahan yang sudah ternoda ini?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 Mencari Karina
Dipta saat ini kelihatan sedang melamun mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya. Pagi seperti biasa sesampai dikantor Dipta akan mengeluarkan semua isi perutnya muntah dan mual, sudah 3 hari semenjak kepergian Karina istri yang sudah ditalaknya, Dipta mengalami mual dan muntah.
Azka yang melihat atasannya seperti itu hanya bisa mengikuti maunya Dipta, sangat banyak permintaan Dipta kalau mau makan, seperti orang ngidam kalau azka pikir. tapi dia tidak berani mengatakan pada Dipta takut menimbulkan masalah baru. dan pasti yang akan repot adalah dirinya.
Sebenarnya Azka sangat menyayangkan pernikahan Dipta dan Gina, dia sempat memberikan nasehat sebagai seorang sahabat, apa daya Dipta yang masih cinta dengan mantan tunangannya tersebut tidak mendengarkan apa yang dikatakan azka, dan beginilah kejadiannya sekarang.
Rasanya azka ingin mengumpat melihat semuanya tapi dia tidak punya daya Dipta sangat keras kepala. “Ka, lo sudah janjian sama Ryan belum? jam berapa kita mau kesana”. tanya Dipta yang akan pergi kedokter, dia ingin tau apa yang sedang terjadi dengan tubuhnya tapi dia tidak mau keluarganya tau makanya dia akan memeriksa kesehatannya siang ini dengan Azka.
“Gw sudah bikin janji kalau lo mau sekarang kita berangkat”. terang Azka, ya Azka kalau lagi berdua dia akan bersikap biasa lain lagi kalau sudah didepan orang lain dia akan berhormat pada Dipta.
“ayo kita berangkat sekarang”. ajak Dipta sambil berjalan keluar ruangannya diikuti Azka, mereka berjalan beriringan menuju lobby Perusahaan tadi Azka sudah memberitahu Bella sekretarisnya Dipta kalau mereka akan keluar sebentar.
Setelah sampai di lobby mereka berdua segera masuk kedalam mobil dan selanjutnya menuju rumah sakit. Sengaja Dipta datang kerumah sakit tempat temannya bekerja agar bisa menyimpan rahasia, Dipta tidak mau memakai dokter keluarga mereka.
sampai dirumah sakit mereka berdua langsung menuju ruangan dokter Ryan setelah mengetuk pintu merekapun masuk kedalam ruangan praktek dokter Ryan.
“Tumben lo mau main kesini, ada apa?”. Ryan mengulurkan tangannya menyambut salam dari kedua temannya tersebut.
Dipta hanya tersenyum mendengar ledekan temannya tersebut, Azka hanya diam tidak bereaksi apa apa. “ini si kulkas nggak bisa senyum ya, lo ajarin dia bro biar nggak kaku kayak gini”. canda Ryan sambil ketawa diikuti Dipta. “nggak lucu Yan, lo buruan periksa Dipta tuh, udah 3 hari mual muntah kayak orang hamil”. celetuk Azka menoleh kearah Dipta.
“hahahah lo muntah mual bro, jangan jangan Karina hamil”. terang dokter Ryan sambil menatap Dipta sambil tersenyum dia sudah tau berita yang terjadi dengan Dipta dan Karina.
Dipta yang mendengar kata kata Karina hamil langsung menatap pada dokter Ryan, “maksud lo Yan, gw nggak ngerti”. tanya Dipta bingung.
“maksud gw bisa jadi Karina sekarang lagi hamil, kan nggak mungkin lo mual muntah di saat Gina hamil 7 bulan, lo kena sindrome kehamilan simpatik suami ikut merasakan tanda tanda kehamilan yang dirasakan istri, factor pemicu kondisi ini adalah stress dan rasa empati suami kepada istri yang sedang mengandung”. terang dokter Ryan panjang lebar dan lengkap
Dipta termenung mendengar penjelasan dokter Ryan itu, seketika dia merasa ada kehangatan dihatinya mendengar kehamilan Karina saat ini, tapi dia tidak tau dimana keberadaan Karina saat ini dan dia juga telah menjatuhkan talak terhadap Karina.
“gw kasih lo obat pereda rasa mual biar berkurang dan nggak muntah lagi, biasanya di trimester awal akan mengalami hal begini, sekarang yang jadi masalahnya Karina hamil berapa bulan? karena ini bisa berlangsung lama”. lanjut Ryan memberikan nasehat pada temannya itu.
Azka dan Ryan saling pandang melihat Dipta yang tercenung dengan tatapan yang kosong, sambil mengangkat bahunya Azka hanya bisa pasrah.
“gw harus cari Karina kemana? jangankan ketemu orangnya, sekarang dia ada dimana gw nggak tau”. Ryan yang mendengar nya ikut prihatin tapi dia tidak bisa ikut campur karena ini masalah keluarga Dipta.
“bro coba tanya ke temen deketnya Karina mana tau ada petunjuk”. saran Ryan sambil menuliskan resep untuk ditebus diapotik rumah sakit. Lalu dia memberikan resep itu pada azka untuk diambil di apotik. Azka keluar untuk menebus obat, tinggal lah Dipta dan Ryan mereka sama sama diam.
“gw sudah cari kabar ketemen dekat Karina tapi mereka juga tidak tau, mereka juga tidak bisa menghubungi nomornya”. jawab Dipta, Ryan yang melihat kesedihan di wajah sahabatnya itu hanya bisa diam karena dari berita yang beredar yang dia dengar, Dipta yang bersalah.
“gw harus bagaimana lagi? Gw bingung mau cari kemana, Karina seperti ditelan bumi nggak ada tanda tanda sedikitpun, walau gw sudah menyuruh orang untuk mencarinya beberapa hari ini”. jelas Dipta
“gw boleh bicara nggak? gw tau ini masalah rumah tangga lo dan gw nggak berhak ikut campur, tapi mendengar berita yang tersebar diluar sana apalagi di group sekolah kita, ini sangat memalukan apa yang lu lakuin terhadap Karina”. jelas bayu sambil menatap Dipta yang kelihatan sangat frustasi. Dipta hanya diam mendengar apa yang disampaikan Ryan barusan.
“maksud lo apa Yan, gw nggak paham”. Dipta masih bingung dengan ucapan Ryan.
“Banyak berita yang sudah tersebar diluar sana terutama di group wa sekolah kita dulu, disana sangat ramai sekali dan loe tau siapa yang menyebarkan beritanya? Feby sepupu Gina yang ada saat acara itu, rekaman pertengkaran kalian sudah tersebar”. jelas Ryan
Dipta tidak tau harus berbuat apa lagi sekarang mau marah sama siapa karena semua kesalahan ada padanya. Ryan menepuk pundak Dipta dengan pelan.
“gw harap lo segera bisa menemukan Karina, bagaimana nasib bayi yang dikandungnya, kita semua tau Karina tidak bekerja saat menjadi istri lo, mau makan apa mereka mana ada perusahaan yang mau menerima bekerja orang hamil”. Dipta yang mendengar penjelasan tamannya barusan jadi termenung Dipta tidak bisa membayangkan anak dan istrinya akan hidup seperti apa diluar sana.
Azka yang sudah selesai menebus obat ketika masuk keruangan Ryan dia melihat dipta yang sedang menangis, Azka hanya melongo melihat kearah Ryan yang sedang menenangkan sahabatnya itu.
“Gw akan cari Karina sampai kemanapun, gw takut anak gw akan susah hidupnya dan karina akan sulit memenuhi kehidupan mereka”. Dipta yang tau persis kalau Karina hidup sendiri dan Karina pergi tanpa membawa semua yang diberikan Dipta.
“Karina pergi tanpa membawa apapun hanya baju yang dibawa, semua tabungan dan perhiasan yang gw kasih ditinggal semua, Karina sangat marah”. Dipta menangis didepan kedua sahabatnya itu, dia menyesali semua perbuatannya.
“sabar bro, gw lagi berusaha mencari keberadaan Karina, anak anak sudah gw suruh mencarinya”. jelas Azka yang tidak tega melihat kesedihan sahabatnya itu.
“Ryan jangan sampai keluarga gw tau kalau Karina sedang mengandung anak gw, Gina pasti akan berusaha mencelakai karina dan anak yang ada dikandungannya”. mohon dipta yang diiyain Ryan, dia tidak akan membocorkan rahasia ini.
Dipta mengusap air matanya dan beranjak berdiri dari duduknya “gw balik dulu Yan, sorry sudah ganggu kerja lo”. pamit Dipta
“santai Dipta, jam praktek gw 15 menit lagi”. balas Ryan sambil ikutan berdiri dan mengantar mereka sampai keluar ruangannya.