Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Pertengkaran yang Mulai Meretakkan Hubungan
Waktu berlalu, dan ketegangan antara Mikel dan Nikita mulai memuncak. Pernikahan mereka, yang awalnya terasa seperti dunia yang penuh kebahagiaan, perlahan berubah menjadi ladang konflik yang semakin sulit dihindari. Meskipun secara resmi Mikel sudah menikahi Nikita, Ola tetap menyandang status sebagai istri pertama Mikel di mata hukum. Ini menjadi sumber keretakan yang terus menerus dalam hubungan Mikel dan Nikita, terutama ketika Nikita berkali-kali mencoba membujuk Mikel untuk menyetujui perceraian dengan Ola.
Suatu malam, setelah Michelle, putri mereka, tertidur, Nikita mendekati Mikel yang duduk diam di sofa, menatap layar televisi tanpa benar benar menontonnya. Ketegangan di antara mereka sudah terasa selama beberapa hari terakhir, dan malam itu Nikita memutuskan untuk tidak menunda lagi.
"Mikel," Nikita memulai dengan nada serius.
"Kapan kau akan menandatangani surat cerai itu? Aku tidak bisa terus hidup dalam bayang bayang pernikahanmu dengan Yolanda. Kau harus membuat keputusan. Kau mencintaiku, bukan? Kau sudah memilih aku." ucap Nikita.
Mikel menghela napas panjang, merasa lelah dengan topik yang tak ada habisnya ini.
“Aku sudah membuat keputusan, Nikita. Aku di sini denganmu. Aku memilihmu. Tapi Ola tetap istri pertamaku, dan aku tidak akan terburu buru menandatangani surat cerai itu.” jawab Mikel tapi Nikita sangat kesal dibuatnya. Nikita menatapnya dengan tidak percaya.
"Apa maksudmu, Mikel? Kamu tidak bisa memiliki keduanya. Ini bukan permainan. Aku adalah istrimu, Michelle adalah anak kita. Kamu harus melepaskan Yolanda! Bukankah aku bisa memberikan kamu anak sementara Yolanda tidak! Apa yang kamu beratkan, hah!" ucap Nikita dengan nada penekanan.
Mikel memalingkan wajahnya, seolah enggan mendengar kata kata itu.
“Kamu tidak mengerti. Ini bukan soal melepaskan atau tidak. Ada banyak hal yang terlibat, bukan hanya perasaan kita. Ada hukum, ada keluarga, ada... semuanya.” elak Mikel. Nikita menghela napas keras, lalu duduk di sampingnya.
“Dan aku? Aku ini apa, Mikel? Apakah aku hanya pelengkap bagimu? Aku tidak mau terus begini. Yolanda harus keluar dari hidup kita. Selamanya! Dia itu mandul, Mikel!” ucap Nikita yang lebih tambah kesal.
Lagi lagi, Mikel memilih keluar dari kamarnya, seolah tidak menemukan titik tengah.
**
Percakapan itu hanya menjadi awal dari pertengkaran yang lebih besar di antara mereka. Semakin hari, Nikita semakin tertekan oleh kenyataan bahwa Mikel belum juga menandatangani surat cerai yang diajukan Yolanda. Bahkan setelah pengacara Yolanda mengajukan banding, perceraian mereka tetap tak bisa dilaksanakan karena surat nikah Mikel dengan Nikita telah disahkan oleh Yolanda di masa lalu. Tapi status Yolanda sebagai istri pertama tetap tak berubah, dan itu membuat Nikita merasa seolah berada di posisi kedua.
"Aku lelah, Mikel! Lelah hidup di bawah bayang bayang Yolanda!" teriak Nikita suatu malam saat pertengkaran mereka mencapai puncaknya.
“Aku tidak mau jadi istri kedua selamanya! Kau harus memutuskan sekarang! Kalau kau tidak mau melepaskan dia, kau tidak layak bersamaku!” ancam Nikita.
Mikel berdiri dari kursinya, wajahnya memerah karena marah. “Kamu mengancamku! Kamu tahu apa yang kamu minta ini tidak semudah itu, Nikita! Aku punya tanggung jawab. Yolanda adalah istriku, dan walaupun aku bersamamu, ada hal hal yang tidak bisa aku abaikan begitu saja!” ucap Mikel yang menujuk pada Nikita. Nikita mendekat, tatapannya penuh emosi.
“Apa yang tidak bisa kamu abaikan? Kau sudah punya aku, punya anak! Kenapa kamu terus mempertahankan sesuatu yang sudah jelas jelas mandul? Kau tahu betul pernikahanmu dengan Yolanda sudah berakhir! Kenapa tidak bisa kau lepaskan saja?” ucap Nikita pedas, andai saja Yolanda mendengarkannya pasti tersulut.
Mikel membalas dengan nada keras, “Karena tidak semuanya sesederhana itu! Aku mencintaimu, Nikita, tapi aku tidak akan dipaksa untuk melakukan sesuatu yang belum siap kulakukan. Dan aku tidak akan melakukannya hanya karena kamu terus memaksa!” dengan mata yang tajam dan penih tekanan. Mikel memilih keluar dari rumah itu dan mencari ketenangan di luar.
***
Di tengah semua pertengkaran ini, Michelle, anak perempuan mereka, tetap menjadi cahaya dalam kehidupan Mikel. Setiap kali dia bersama Michelle, Mikel merasa tenang, jauh dari segala tekanan yang datang dari hubungan rumitnya dengan Nikita dan Yolanda. Namun, bahkan Michelle tak bisa menghalangi kenyataan bahwa pernikahannya dengan Nikita mulai retak.
“Kamu selalu lebih memilih Yolanda daripada aku, bahkan ketika kita sudah punya anak!” Nikita menangis di depan Mikel suatu hari, suaranya penuh kepedihan.
“Michelle mungkin anakmu, tapi sepertinya aku dan anak kita ini tidak cukup bagimu untuk melepaskan masa lalumu!” lanjut Nikita yang air matanya mengalir.
“Nikita, aku mencintai kalian berdua. Tapi perceraian ini... ini lebih rumit dari yang kamu bayangkan. Tidak ada yang bisa selesai dengan cepat,” jawab Mikel, berusaha meredakan amarah istrinya setelah lelah dirinya yang selalu bertengkar terus menerus.
“Tapi kau sudah memilih kami, Mikel! Apa lagi yang perlu dipertimbangkan?!” balas Nikita dengan nada penuh frustasi. “Yolanda tidak lagi menjadi bagian dari hidupmu. Dia bahkan tidak ingin bersamamu. Apa kau menunggu sampai dia akhirnya menyerah dan pergi begitu saja?” lanjut Nikita.
"Kamu sadar apa yang kamu ucapkan! Bukan Ola yang pergi tapi yang jarang menemuinya dan semuanya karena kamu!!" ucap Mikel dan kembali meninggalkan Michelle di boxnya.
“Tapi kamu tidak pernah mengambil langkah, Mikel! Kamu hanya mengulur waktu! Dan aku muak hidup seperti ini!” seru Nikita, wajahnya memerah karena marah kini yang akhirnya menahan langkah Mikel keluar.
“Aku sudah bilang, ini tidak mudah! Jika kau tidak bisa memahami itu, maka kita benar benar punya masalah besar,” balas Mikel, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang meskipun dalam hatinya juga merasa frustasi.
Pertengkaran mereka tidak pernah benar benar berakhir. Setiap kali Mikel merasa semuanya akan tenang, Nikita kembali mengungkit soal perceraian dengan Yolanda, membuat hubungan mereka semakin rapuh. Walaupun Mikel sangat menyayangi Michelle, hubungan dengan Nikita menjadi semakin sulit dipertahankan. Dia tidak suka dengan cara Nikita yang terus memaksa, seolah olah semua harus diselesaikan dengan cepat tanpa mempertimbangkan perasaan dan keadaan yang lebih luas.
Pada akhirnya, Mikel tetap terjebak di antara dua wanita yang pernah ia cintai, Yolanda yang masih menyandang status istri pertamanya dan Nikita yang kini menjadi bagian dari kehidupannya bersama anak mereka. Tapi dengan status pernikahan yang masih menggantung, Mikel mulai bertanya tanya apakah ia bisa menjaga kedua hubungan ini, ataukah ia harus kehilangan segalanya.
Pov Mikel!
Setiap kali Mikel pulang ke rumah dan melihat wajah Nikita, ia merasakan sesuatu yang mengganggu di dadanya. Seperti ada beban yang tak pernah bisa ia lepaskan. Meskipun ia mencintai Nikita dan putri mereka, Michelle, hatinya selalu dihantui oleh bayang bayang masa lalu masa ketika ia masih bersama Yolanda.
Di balik senyumnya kepada Nikita, tersembunyi perasaan bersalah yang perlahan menggerogoti dirinya. Setiap kali ia membayangkan Yolanda sendirian, hatinya terasa berat. Yolanda yang telah bersamanya selama lima tahun, yang tidak pernah meminta lebih dari yang bisa ia berikan, kini terluka parah oleh tindakannya. Pernikahannya dengan Nikita, meskipun membahagiakan dalam beberapa aspek, selalu terasa seperti pengkhianatan yang tak termaafkan terhadap wanita yang pernah ia cintai.
Suatu malam, setelah pertengkaran sengit dengan Nikita, Mikel duduk sendirian di ruang tamu, dengan pikiran yang penuh. Ia menggenggam foto lama dirinya dengan Yolanda foto yang diam diam selalu ia simpan, jauh dari pandangan Nikita. Dalam foto itu, Yolanda tersenyum bahagia, tak tahu bahwa masa depan mereka akan berantakan karena pengkhianatannya.
"Ola," bisik Mikel dalam hati, merasakan tenggorokannya tercekat, "Aku minta maaf."
Tapi apa arti permintaan maafnya sekarang? Setelah semua yang terjadi, setelah semua sakit yang ia berikan pada Ola, permintaan maaf itu terasa hampa. Ola tidak akan pernah tahu bagaimana setiap hari, Mikel dihantui oleh rasa bersalahnya. Setiap kali ia berusaha menjalani hidup dengan Nikita dan Michelle, rasa bersalah itu datang kembali, lebih kuat dan lebih pahit.
Mikel kerap kali merasakan kontradiksi dalam hatinya. Di satu sisi, ia tahu ia harus bergerak maju dengan Nikita dan Michelle, tetapi di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan Ola yang masih menyandang status sebagai istri pertamanya. Hatinya terbelah di antara dua dunia masa lalu yang penuh kesalahan dan masa kini yang penuh dengan tanggung jawab baru.
Namun, seberapa pun besar rasa bersalahnya, Mikel tetap merasa terperangkap. Dia tidak bisa begitu saja mengabaikan tanggung jawabnya kepada Nikita dan Michelle, namun dia juga tidak bisa menutupi luka yang telah dia torehkan di hati Ola. Setiap keputusan yang ia buat tampaknya hanya memperburuk keadaan.
...****************...
Tinggalkan jejak kalian disini ya.
Keren banget 🔥😍