menjadi janda di usia yang tak lagi muda memang bukan pilihan yang bijak menurut orang lain.
tapi bagi Wulansari itu pilihan yang terbaik, bagaimana tidak, pernikahan yang begitu dia jaga di rusak oleh suaminya sendiri.
pria itu menghianati dirinya, dengan berselingkuh dengan seorang wanita yang memang lebih muda tapi sayangnya tak lebih cantik darinya.
apa status itu menganggunya?
apa dia akan bisa bertahan hidup dengan status yang sering di pandang sebelah mata itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meidina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
merasa aneh
Malam hari saat semua orang sudah tidur, tiba-tiba Wulan terbangun dan merasa haus.
Dia pun keluar kamar untuk mengambil air di dapur, dia mrligat di luar masih hujan cukup deras.
Dia merasa kasihan jika di rumahnya sekarang ibunya pasti kesepian.
Ya bagaimana pun dulu, mereka sering duduk di teras bersama sambil menikmati teh hangat saat hujan seperti ini.
Tapi sekarang dia sudah menikah dan ikut suaminya, "ibu pasti sedang sedih ya, dia aku izinkan ibu menikah saya, ya setidaknya ibu akan memiliki pendamping hidupnya," gumam Wulan.
Dia pun segera kembali ke kamarnya, dan saat batu duduk di ranjang, juragan Baron terbangun karena gerakan kasur.
"emm... Darimana sayang?" tanya pria itu dengan muka yang masih mengantuk.
"aku dari ambil air mas, kenapa Hem... Sudah lanjut tidur gih,"
"iya," jawab juragan Baron yang menepuk istrinya itu.
Pukul empat pagi Wulan sudah bangun dan kali ini dia mengecek ponselnya terlebih dahulu.
karena tak ada pesan, dia pun menyingkirkan tangan suaminya dan bergegas untuk membuat sarapan.
Dia memasak nasi dan membuat lauk pendampingnya.
Pukul setengah enam, dia membangunkan putranya yang masih terlelap.
"Ryan ayo bangun, nanti telat loh ke sekolahnya," kata Wulan yang membuka tirai jendela kamar putranya.
"iya mama, ayah Mana?" tanya bocah itu sambil mengusap matanya yang masih mengantuk.
"ayah sedang lati pagi, kamu mandi dulu, mama siapkan seragam sekolahnya dan ingat tolong tata buku sesuai jadwal, mengerti nak," Kata Wulan.
"iya mamah," jawab bocah itu yang langsung ke kamar mandi.
Dia selanjutnya menyiapkan meja makan, saat juragan baron selesai berolahraga.
Pria itu sangat berkeringat dan basah, tapi malah langsung memeluk tubuh Wulan.
"sayang..." bisik juragan Baron.
"apa mas, hei nanti Ryan lihat," bisik Wulan terkejut.
"kenapa, dia pasti sudah mengerti, sekarang bantu aku mandi yuk," kata juragan baron memohon.
"tidak mas, jangan lakukan itu karena Ryan bisa mendengar semuanya, aku mohon ya..." kata Wulan yang membuat suaminya itu pasrah.
"baiklah aku akan mandi dulu, dan jangan lupa sambal mangga nya sayang," bisik juragan Baron yang langsung meninggalkan istrinya itu.
Dan untungnya setelah pria itu pergi, Ryan datang membawa tas sekolahnya.
"semua sudah di bawa nak?" tanya Wulan.
"sudah mama, nanti Ryan bawa sepeda sendiri ya," kata bocah itu dengan memohon.
Ya karena berkat ayah barunya dia bisa memiliki sepeda yang begitu dia idam-idamkan sejak lama.
"baiklah, tapi nanti biar ayah yang mengikuti mu dari belakangnya," kata Wulan yang merasa cemas.
"iya mama," jawab bocah itu.
Juragan Baron sudah keluar dengan setelan khas juragan, tak lupa dengan topi koboi yang selalu dia kenakan juga.
"jadi sudah berani berangkat sekolah sendiri," tanya juragan Baron.
"iya ayah," jawab bocah itu.
"baiklah, nanti ayah antar dan jemput saat pulang sekolah ya, dan mama jadi ke tempat ibu?" tanya pria itu sambil melihat putranya itu makan dengan lahap.
"tentu mas, karena bagaimanapun juga aku harus mengawasi semua pekerja sendiri, untuk memastikan jika semua tahapan untuk produksi benar," jawab Wulan.
"kamu yakin tak akan lelah, bagaimana kalau pasrahkan saja pada ibu, atau kita buat produksi di rumah kosong milik ku, ya setidaknya di sana kamu bisa menunjuk orang untuk jadi orang kepercayaan mu,dan mengawasi Semuanya, jadi kamu bisa fokus pada keluarga,"
"ya nanti biar aku bahas dengan ibu dulu," kata Wulan yang sekarang fokus sarapannya.
Setelah kedua prianya berangkat, dia segera mengumpulkan piring kotor dan menunggu asisten rumah tangganya datang.
tapi kali yang datang seorang ibu yang sudah berumur lima puluh tahunan.
"selamat pagi Bu juragan," sapa mbok Wati.
"iya mbok, saya mau siap-siap dulu ya, dan nanti kalau semua sudah bersih, mbok bisa pulang dulu dan sore baru bersih-bersih ya," kata Wulan.
"baik Bu juragan," jawab wanita itu.
sedang di rumah Bu pawoh,wanita itu sedang di goyang oleh pak Dikin.
Dua tak mengira jika pria itu sangat perkasa, "aku keluar," kata Bu pawoh yang memang tetap menggoda di usianya.
"aku juga, ah kamu memang hebat Bu, aku tak sangka tubuh mu di balik baju lebar yang kamu kenakan ternyata masih seksi seperti ini," kata Dikin.
"hentikan omong kosong mu, pergi dari sini karena sudah siang,nanti banyak orang yang tau lagi, pergi!!" bentak Bu pawoh melemparkan gelas dan pak dingin hanya tersenyum dan kemudian pergi.
dia tak mengira jika akan ketagihan seperti ini, karena wanita itu sangat enak baginya.
pak Dikin tak langsung pulang, dia mampir ke warung tempat Bu mut berjualan.
ternyata wanita itu sudah buka,padahal masih jam enam pagi, "Bu kopi hitam satu ya, dan nasi lodeh satu makan di sini," kata pak Dikin.
"iya, kok tumben jam segini sudah ke warung, memang habis lembur?" tanya Bu mut.
"ya bisa di bilang begitu Bu, oh ya bagaimana Ajeng mau jadi istri juragan Sukoco,"tanya pak Dikin.
"gak mau dia, katanya gak puas gitu," kata Bu mut.
Pak Dikin hanya manggut-manggut saja, ya dia tau apa yang terjadi sebenarnya tapi tak mungkin dia bilang kan.
apa mereka selingkuh atau othor yang salah tulis?