Demi melunasi hutang karena kalah judi, Kanya dijual oleh Haikal pada pria hidung belang hingga akhirnya membuat Kanaya kehilangan mahkota yang selama ini dia jaga. Tak hanya itu saja, kejadian kelam itu ternyata menghadirkan benih di dalam rahimnya.
Tanpa diduga oleh Kanaya, ternyata pria yang sudah merenggut mahkota dan membuatnya hamil adalah ayah dari Dean— pria yang sudah menjalin hubungan cukup lama dengannya bahkan keduanya sudah berniat untuk mengesahkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.
Bagaimanakah reaksi Dean saat mengetahui jika ayah kandungnya menghamili calon istrinya bahkan berniat untuk menikahi Kanaya sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya atas janin yang dikandung oleh Kanaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Sah!!
Sikap perhatian yang selalu Darius berikan pada Kanaya semakin membuat Kanaya nyaman dan merasa terlindungi jika bersama dengan Darius. Kanaya juga tak lagi merasa takut pada Darius karena ia mulai yakin jika Darius tidak akan berbuat jahat kepada dirinya.
“Ya sudah, sekarang kamu istirahat ya. Jangan terlalu banyak pikiran karena bisa berefek buruk pada janin yang kamu kandung.” Tutur Darius.
Kanaya menganggukkan kepala. Kemudian beranjak pergi menuju kamarnya berada. Untuk saat ini, Kanaya tidak ingin lagi memikirkan wali pernikahannya. Kanaya menyerahkan semua urusan pernikahan mereka pada Darius.
Sehari menjelang waktu pernikahan dilangsungkan, Kanaya mulai merasa gugup. Beberapa kali Kanaya merasakan keram pada perutnya akibat terlalu memikirkan acara pernikahannya dan Darius esok hari.
“Apa keputusan aku untuk menikah dengan Mas Darius sudah benar?” Walau sudah berusaha untuk meyakinkan diri, tapi tetap saja keraguan tiba-tiba menghampiri Kanaya.
Agar tidak membuatnya semakin ragu dan gugup, Kanaya berusaha untuk tidak lagi memikirkannya. Toh pernikahannya sudah berada di depan mata. Mau tidak mau, Kanaya harus tetap maju untuk melanjutkan rencana pernikahannya.
Keesokan harinya, seorang MUA yang sudah disewa Darius untuk merias wajah Kanaya nampak datang ke apartemen. Kanaya yang sudah diberitahu oleh Darius tentang kedatangan MUA pun tidak terkejut melihat kedatangannya.
“Ternyata kamu lebih cantik dari yang saya kira.” Puji MUA sambil merias wajah Kanaya. Kanaya hanya tersenyum merespon pujian darinya. Tak membutuhkan waktu lama, Kanaya sudah selesai dirias dan dibantu untuk memakai kebaya berukuran cukup longgar ke tubuhnya.
Selama melakukan proses make up sampai memakai kebaya, Kanaya dibuat senyaman mungkin oleh orang sewaan Darius. Tak sedikit pun ia menyinggung masalah kehamilan Kanaya hingga membuat Kanaya merasa lebih nyaman dan dihargai.
Tak lama berselang, Yose nampak datang dan membawa Kanaya menuju sebuah masjid dimana Kanaya dan Darius akan melangsungkan pernikahan di sana. Sepanjang perjalanan menuju masjid, Kanaya lebih banyak diam dengan kepala tertunduk. Wanita itu memikirkan rencana pernikahannya dan Dean yang sudah hancur lebur tak tersisa.
“Seandainya saja hari ini adalah hari pernikahan aku dan Dean. Aku pasti bakalan senang sekali.” Lirih Kanaya dalam hati. Sayangnya, ia tidak menikah dengan pria yang dicintainya. Melainkan pria yang sama sekali tidak ia harapkan.
Kedatangan Kanaya ke dalam masjid pagi itu disambut dengan raut keterkejutan di wajah Helena yang turut berada di sana atas permintaan Oma Sarah.
“Apa-apaan ini maksudnya?” Helena dibuat kaget. Bagaimana tidak, dia tidak menyangka jika calon istri Darius masih sangat muda bahkan saat ini dalam kondisi mengandung. Walau pun perut besar Kanaya sudah disamarkan sebisa mungkin, namun tetap saja tak dapat menutupi sepenuhnya.
Darius yang sudah duduk di depan meja akad nampak tersenyum menyambut kedatangan Kanaya. Wanita yang sedang mengandung darah dagingnya itu kelihatan sangat cantik walau pun hanya dirias dengan make up tipis.
“Kanaya, kamu cantik sekali.” Puji Darius saat Kanaya sudah duduk di sebelahnya.
Kanaya yang tadinya merasa gugup dibuat tersenyum mendengar pujian dari Darius. Entah mengapa makin hari pria itu semakin suka memuji dirinya dan membuat dirinya merasa sangat diinginkan oleh Darius.
Oma Sarah yang melihat Kanaya pun mencoba untuk tersenyum. Dia tidak ingin menunjukkan wajah masam di acara pernikahan anak bungsunya. Oma Sarah berusaha berlapang dada menerima kenyataan jika menantunya masih sangat muda dan sebentar lagi akan memberikan cucu untuknya.
Tanpa membuang waktu lama, acara akad pernikahan pun dilangsungkan. Kanaya hanya diam sambil menahan air mata saat Darius dan wali hakim memulai akad nikah. Sesaat kemudian, Kanaya dibuat kaget mendengarkan mahar yang diberikan oleh Darius untuk dirinya. Bukan hanya berupa berlian, Darius juga memberikan mahar dalam bentuk sebuah masjid untuk dirinya.
“Mas Darius?” Lirih Kanaya sambil meneteskan air mata setelah Darius berhasil mempersunting dirinya menjadi seorang istri.
Darius menatap wajah Kanaya dengan tersenyum. Tidak ada penjelasan dalam bentuk apapun yang keluar dari mulutnya. Darius bahkan tidak memperdulikan keterkejutan di wajah banyak orang yang mendengar mahar yang dia berikan untuk Kanaya.
Kanaya yang tidak diberi kesempatan untuk bertanya pada Darius hanya bisa diam sambil melelehkan air mata di kedua pipi. Hingga akhirnya, Darius memasangkan sebuah cincin ke jari manisnya dan mengecup keningnya dengan sayang.
“Terima kasih sudah mau menjadi istriku dan menjadi bagian dalam hidupku, Kanaya.” Bisik Darius di telinga Kanaya setelah mengecup kening Kanaya.
Kanaya mengangguk pelan. Bukan hanya Darius, dia juga berterima kasih atas rasa tanggung jawab yang sudah Darius tunjukkan dan berikan pada dirinya. Kanaya sungguh bersyukur atas niat baik Darius pada dirinya dan janin yang dia kandung.
***