Tak pernah satu kali pun terlintas dalam kepala seorang Adelia Martha Richard untuk menikah di usia muda, apalagi statusnya yang masih seorang pelajar. Namun semua itu terjadi karena sebuah kesalahpahaman yang melibatkan dirinya dan seorang siswa yang sering membuat onar dan masalah di sekolahnya, yaitu Ansel Jonathan Gevariel. Keduanya dipaksa untuk menikah dan menjalani pernikahan rahasia hingga hari kelulusan.
Pernikahan itu menarik masuk Adelia ke dalam kehidupan Ansel yang ternyata sangat rumit. Banyak sekali hal yang baru gadis itu ketahui di balik diri Ansel yang selama ini terkenal sebagai berandal dan pembuat onar.
***
" Demi apapun, aku tidak sudi menjadi istri dari pembuat onar seperti dia " ~ Adelia.
" Dan aku juga tidak sudi memiliki istri sepertimu, gadis yang sangat cerewet dan ceroboh " ~ Ansel.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. ANSEL, STOP!! ~ Adelia
Untuk meredakan rasa kesalnya karena Ansel dan kedua sahabatnya, sesampainya di kantin Adelia langsung mengambil air mineral dingin dan meminumnya sampai habis tak tersisa. Dia tidak memperdulikan Nindi dan orang lain yang tentunya merasa heran dengan yang dilakukan itu.
" Kamu kenapa sih, Lia? Masih kesal karena mereka bertiga tadi? " tanya Nindi pada Adelia yang baru saja menghabiskan air mineral yang diambilnya.
" Tentu saja lah, Nin, mereka itu sangat menyebalkan " jawab Adelia yang kenyataannya memang masih kesal.
Seandainya saja sedang tidak berada di sekolah, pasti Adelia sudah melampiaskan kekesalannya itu pada Ansel serta Remon dan Aza. Baru kali ini ada seseorang yang lebih menyebalkan dibandingkan Hendri di dalam hidupnya, sialnya malah orang itu ada suaminya sendiri.
" Tapi ya, Lia, tadi aku itu sudah merasa takut sekali saat mereka memanggil kita. Untungnya Aza hanya ingin mengajakku mengerjakan tugas dari Bu Lilis saja " ucap Nindi yang tadi benar-benar takut.
" Ya ampun, Nin, kamu tuh tidak perlu takut sama orang seperti mereka. Semakin kamu takut, mereka malah semakin senang menindas kamu nanti " sahut Adelia memutar bola matanya malas.
Sungguh, Adelia sangat tidak suka dengan Ansel serta Remon dan Aza yang suka sekali menindas orang yang sengaja atau tidak sengaja mencari masalah dengan mereka. Namun, selama ini dia tidak terlalu memperdulikannya karena mereka tidak mengusiknya. Eh, ternyata sahabatnya itu malah takut juga pada mereka bertiga.
" Aku sih maunya begitu, Lia, tapi aura mereka kuat dan membuat siapapun yang berhadapan dengan mereka pasti merasa takut. Apalagi kalau mendengar seperti apa mereka menghukum orang-orang yang berani mengusik mereka, serem deh " ucap Nindi bergidik ngeri.
Tak jarang Adelia pun mendengar ketika Ansel dan anggota gengnya sedang mengeksekusi orang-orang yang berani mengusik mereka, seperti menghajarnya habis-habisan sampai masuk rumah sakit atau dibuat trauma hingga tidak berani masuk ke sekolah lagi. Tapi entah kenapa dia tidak takut sama sekali, mungkin karena dia merasa memiliki pelindung yang tentunya lebih kuat dari mereka semua.
" Terserah kamu lah, Nin " jawab Adelia yang sudah malas membahas mereka lagi.
Gadis itu memilih untuk menunggu bakso pesanan mereka disiapkan oleh penjaga kantin. Lagipula Adelia sudah merasa sangat lapar dan ingin segera memakan makanan kesukaannya itu.
" Ini pesanannya, Dek " ucap penjaga kantin memberikan nampan berisi dua mangkuk bakso dan dua gelas jus jeruk.
" Terima kasih, Bu " ucap Adelia menerima nampan itu.
" Sama-sama, Dek " jawab penjaga kantin itu.
Kemudian, keduanya pun segera membayar pesanan mereka dan mencari meja kosong di sana. Hingga Adelia dan Nindi memilih untuk duduk di meja yang ada di salah satu sudut kantin.
.
.
.
Ketika Adelia dan Nindi sedang menikmati bakso di mangkuk masing-masing, tiba-tiba terdengar keributan dari sudut kantin yang lain. Perhatian keduanya pun teralihkan dan melihat ke arah terjadinya keributan itu. Nindi yang jiwa ingin tahunya sangat tinggi itu langsung berdiri agar bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
" Ada apa sih, Nin? " tanya Adelia cukup penasaran.
" Sepertinya ada anak kelas sebelah yang menumpahkan minuman ke seragam Ansel deh, Lia. Tuh, Ansel kelihatan marah dan anak itu mencoba untuk membersihkan seragamnya " jawab Nindi yang masih berdiri.
Spontan Adelia langsung bangkit dari posisi duduknya mendengar nama sang suami. Dan benar saja, dia bisa melihat seragam Ansel yang basah dan anak salah satu siswa dari kelas lain yang sedang membersihkannya.
Brugh.
Dengan sangat kasar, Ansel mendorong siswa itu hingga membuatnya tersungkur di lantai. Semua orang yang ada di sana tidak ada satu pun yang berani menghentikan Ansel atau menolong siswa itu. Tentunya karena mereka tidak ingin bernasib sama seperti siswa itu atau bahkan lebih buruk.
" Berani-beraninya lo menumpahkan minuman di seragam gue, hah! " bentak Ansel menarik kerah seragam siswa itu.
" Ma-maaf, Sel. Gue benar-benar tidak sengaja " jawab siswa itu dengan wajah ketakutan.
Tentu saja tidak semudah itu Ansel bisa memaafkan siswa itu begitu saja. Dia harus memberikan pelajaran pada siapapun yang berani mengusik ketenangan, apalagi di saat dirinya sedang makan seperti tadi.
" Maaf lo bilang? Rasakan ini dulu baru gue terima maaf dari lo " ucap Ansel sangat marah.
Bugh, bugh, bugh.
Tiga buah pukulan Ansel berikan pada wajah siswa itu hingga mengerang kesakitan. Salah satu sudut bibir siswa itu pecah dan mengeluarkan darah segar karena pukulan Ansel tidaklah main-main.
" Gimana? Masih mau lagi lo, hah? " tanya Ansel yang tentunya belum puas.
Siswa itu menggelengkan kepalanya karena memang tidak ingin mendapatkan pukulan lagi dari sosok yang paling ditakuti di sekolah itu.
" Sayangnya, gue yang masih mau memberikan pukulan ke wajah lo itu " ucap Ansel dengan senyum smrik.
Ansel sudah bersiap-siap untuk memberikan pukulan selanjutnya pada siswa itu, tapi tiba-tiba...
" ANSEL, STOP!! " teriak seseorang dari sudut kantin dengan sangat keras.
Perhatian semua orang pun langsung beralih pada pemilik suara itu yang ternyata adalah Adelia. Ansel bahkan cukup terkejut karena istrinya itu berani untuk berteriak seperti itu di depan semua orang yang ada di kantin. Terlihat sekali kilatan kemarahan dari mata Adelia, mungkin karena tindakannya itu.
Kedua mata Ansel tertuju ke arah Adelia yang menghampirinya dengan diikuti oleh Nindi. Perlahan pemuda itu menurunkan tangannya yang akan digunakan untuk memukul dan menghempaskan siswa yang telah menumpahkan minuman di seragamnya ke lantai.
" Kamu ikut aku sekarang! " ucap Adelia pada Ansel dengan tegas.
Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, Ansel menurut saja saat Adelia menarik tangannya dan membawanya pergi dari sana. Tidak ada satu pun orang yang berani bicara, mereka semua hanya melihat kepergian Ansel yang ditarik oleh Adelia. Hal itu tidak lain dan tidak bukan karena terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang mereka lihat, termasuk Nindi serta Remon dan Aza.
Sebuah keajaiban karena Ansel bisa menurut seperti itu pada seseorang dan orang itu adalah Adelia. Biasanya, pemuda itu tidak akan memperdulikan siapa pun dan akan menghajar orang yang mencoba untuk menghentikannya.
***
Lunas dua bab hari ini ya😁️Salam hangat dari Ansel-Adelia❤️
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
lanjutkan thor.../Good/
lanjuutt thor
voteku padamu thor
biar cemuguutt nulisnya /Ok//Ok//Ok//Ok/