cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Apabila ada kesamaan nama dan tempat itu tidak ada unsur kesengajaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Kak Rindu terkejut penagih itu pergi begitu saja. Biasanya kalau bertemu dengan dirinya. Dia marah-marah dan menunggu seharian.
"Aulia ini minumnya, dan penagih itu pergi?. "
"Iya, kak. "
"Selain dia ada berapa orang yang akan menagih mu hari ini?. "
"Hari ini ada dua. " Ucap kak Rindu sedikit menunduk.
"Aulia, maafkan kakak ya. Sewaktu kamu dituduh yang bukan-bukan malah kakak tidak bisa membantu kamu. "
Aulia tersenyum, ada dua orang yang memberitahu dirinya kalau dituduh melakukan sesuatu yang bukan salahnya.
"Kak Rindu makan dulu, nanti kamu beri tahu tagihannya hari ini. Kita jalan-jalan sebentar. Anggap saja cari udara segar. "
"Tagihan nanti sekitar dua puluh empat ribu. "
"Aulia menyodorkan uang tiga puluh pada kakaknya."
Aulia merasa kalau kakaknya sudah lama tidak melihat uang sebanyak itu.
"Kak Rindu coba jualan bagaimana?. "
"Aulia aku pernah mencobanya dan tidak ada yang mau membeli dagangan aku. Malahan aku di marahi sama penagih yang tahu aku jualan. "
"Kalau begitu kerja saja bagaimana?. "
"Memang rencananya aku untuk cari kerja, kasihan Jihan putriku dia kurang gizinya. "
"Tapi, aku bingung bagaimana caranya. "
"Kak Rindu menjahit saja dirumah, siapa tahu bisa menghasilkan dan membayar hutang kakak bagaimana?. "
"Dari pada sembunyi terus. Apalagi tempat itu tidak baik kalau kak Rindu melamun terus."
"..... "
"Sudahlah, kak Rindu pikirkan saja dulu. Ayo kita pergi ke mall atau kemana?. "
"Arga ikut?. Ibu di rumah saja ya. " Ucap Aulia.
"Aku hanya ingin tahu kebenaran yang terjadi.Kabut itu yang menyelimuti kakak aku.Saat ini aku masih belum percaya pada siapapun kecuali suamiku Arya dan guru aku."Batin Aulia.
Aulia memang mencoba mengajak kakaknya, bayangan ingatannya yang membuat dia yakin kalau dia akan cepat pulih mengingat semuanya dengan baik.
Di handphone Aulia dari pagi tertera lima notif kiriman uang yang nominalnya memang tidak begitu besar.
"Kak, kita pergi ke tempat biasa saja ya?. "
"Aulia, tanpa kendaraan mana mungkin kita bisa pergi jauh. "
".... "
"Lha kendaraan kakak kemana?. "
"Kendaraan aku digadaikan suami aku, sudah lima bulan tidak diambil. "
"Apa kamu lupa, uang kendaraan itu untuk mengambil kendaraan adiknya yang dia gadaikan. "
".... "
Aulia hanya tersenyum. Kak Rindu mengira kalau Aulia sudah mengingatnya.Mereka berjalan di sekitar jalanan dekat rumahnya.
Banyak sekali orang yang mengawasi mereka berdua.Arga melihat mainan di toko di dekat mereka.Begitu juga Jihan.
"Arga mau beli apa?. "Tanya Aulia.
"Mau beli bola,"Ucap Arga dengan polosnya.
"Nanti buat main sama Resta. "
Air mata kak Rindu keluar begitu saja.Aulia mengerti, dari sorot mata kakaknya dia melihat kalau kak Rindu merasa bersalah pada kedua anaknya.
"Kak, ayo masuk. "
"Aulia, kamu sudah terlalu banyak memberi aku hari ini. "
"Arga, Ayo masuk!. "
Arga mengambil dua buah bola, yang satu bola kecil-kecil dan yang satu bola yang besar.
"Pak, ini harganya berapa ya?. "
"Itu dua puluh ribu. "
"Aulia membayar mainan itu dan dia merasa lapar.Sudah lama Aulia tidak merasakan kelaparan seperti hari ini.Entah kenapa kaki Aulia melangkah ke sebuah warung yang lumayan besar.
" Nak Aulia, sudah lama kamu tidak datang kemari?. "
Aulia melihat semuanya terang, dia mengajak Kak Rindu dan dua keponakannya masuk.
Saat menunggu pesanan Aulia dikejutkan dengan tiga orang yang masuk dengan wajah yang cukup kabur bagi Aulia.