Hidup tak selalu sesuai apa yang kita inginkan.Saat uang dijadikan tolak ukur,saudara pun terasa orang lain.Saat kita berada dibawah tak ada yang mau mengakui saudara tapi saat kita punya segalanya semua sanak saudara datang mendekat. "Kau harus sukses nak,biar bisa membeli mulut-mulut yang sudah menghina kita"kata-kata dari ibu masih terngiang sampai sekarang.
Sandra terlahir dari keluarga miskin dan selalu di hina oleh adik ipar sendiri. Mereka selalu menganggap bahwa orang miskin itu tidak pantas bersanding dengan keluarga mereka.
Nasib siapa yang tau,sekarang boleh di hina karna miskin tapi kita tidak akan pernah tau kedepannya seperti apa. Lalu bagaimana nasib Sandra apakah ia bisa membeli mulut - mulut orang yang menghina keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Pagi datang menyingsing,matahari malu-malu mulai terbit di ufuk barat. Ibu,Sandra, dan Rima tengah bersiap-siap berangkat ke pasar.
Senyum selalu terbit di bibir ibu yang tidak pernah terpoles pemerah bibir. Aku pun merasa bahagia melihat senyum ibu.
"Kalian udah siap." Ujar ibu.
"Sudah bu."Jawab kami serempak sambil tertawa kecil.
Kami bertiga berjalan kaki ke pasar yang tidak begitu jauh dari rumah,cuma butuh waktu lima menit kami pun sudah sampai di tujuan.
Ibu membeli semua bahan-bahan yang sudah aku catat semalam. Karna dirasa sudah semuanya,ibu mengajak kami untuk sarapan bubur ayam yang ada disana.
Rima terlihat lahap memakan buburnya,begitu juga dengan aku. Entah sudah berapa lama baru bisa makan seperti ini. Rima sampai meminta tambah.
"Bu aku boleh nambah ga? Setenagh juga ga apa - apa." ujarnya malu - malu.
"Boleh." ada binar bahagia dimata adik kecilku. Aku tersenyum moga ini awal kebahagian keluarga kami.
Selesai makan kami pulang dengan membawa banyak barang belanjaan untuk jualan besok.
Senyum bahagia terbit di bibir ibu,ada secercah harapan mengubah menuju lebih baik.
Aku membantu ibu menyiyangi bahan-bahan untuk jualan besok. Ibu terlihat semangat sekali. Senyum tak pernah lepas di bibirnya.
"Bu ,kerupuk aku goreng sekarang aja ya." Tanya Sandra.
"Boleh,kalau udah selesai ,masukin aja toples yang gede yang ada disana."Ujar ibu.
Aku mulai menggoreng sementara ibu menyiapkan yang lain. Pekerjaan terasa ringan bila di kerjakan bersama - sama.
Malamnya setelah semuanya dirasa rapi,kami pun menuju dunia mimpi masing-masing. Capek tak lagi kami rasakan,moga lelah jadi berkah.
Tepat pukul tiga dinihari,aku dan ibu sudah bangun. Ibu mulai memasak nasi ,aku mengerjakan yang lain. Sambil menunggu kami berdua tidak lupa melaksanakan sholat tahajud dan berdoa dengan penuh kesungguhan kepada sang pemberi untuk memberikan kelancaran rezeki atas usaha yang akan kami rintis.
Matahari mulai mengintip malu-malu satu persatu sudah mulai orang lalu lalang karna memang rumah kami berada dijalan utama . Dagangan pun sudah tertata rapi.
"Bismillah moga hari ini jualan kita laris ya bu." Ujarku bersemangat.
"Amin." Lirih bu mengambilkan doaku.
Deg degan aku melihat kiri kanan mengharap ada tetangga atau orang lewat membeli dagangan kami.
Setelah tiga puluh menit menunggu akhirnya ada beberapa orang mampir di warung kami.
"Kamu jualan apa san." Tanya bu jaya tetangga sebelah.
"Ada nasi uduk dan lontong sayur serta beraneka gorengan bu." Jawab Sandra sopan.
"Kalau gitu ibu mau nasi uduknya dua bungkus lengkap ya san,lontong sayur satu aja dan gorengannya empat aja."
"Tunggu sebentar ya bu,Sandra siapin dulu." Dengan agak sedikit gugup aku menyiapkan pesanan bu jaya.
"Ini bu,sudah semuanya ya atau masih ada yang mau ditambah." Tawarku dengan senyum bahagia.
"Udah itu aja san,jadi totalnya berapa?" tanya bu jaya.
"Rp.19.000, bu." jawab Sandra.
Bu jaya menyerahkan selembar uang pecahan Rp.20.000,.
"Ga ada uang pas,bu. Baru penglaris." ujar Sandra.
"Ga usah kembali san,tambahin gorengan aja satu." Ujar bu jaya.
"Baik bu." Sandra menyerahkan pesanan bu Jaya. Uang dua puluh ribu menjadi awal hidup baru keluarganya.
...****************...
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏