Dia selalu di siksa dan selalu di abaikan oleh ayah kandungnya sendiri,Ayahnya lebih menyayangi kakak tirinya,Setiap waktu ibu tirinya selalu mengatur jodoh untuknya,Hingga tanpa sengaja dia mencium seorang pria,Yang tidak ia ketahui siapa pria tersebut,Sampai kemudian pria itu memintanya untuk menikah dengannya,Demi tidak mau mencari masalah dengan pria tersebut dia menerima tawaran pria tersebut.
Akankah suatu saat dia tahu bahwa ternyata pria itu adalah salah satu Milioner di negaranya.
Kalo kalian penasaran mending langsung baca aja ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Arlan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Semua orang menatap Anabella dengan tidak percaya.Seorang ahli saja tidak bisa memperbaiki kerusakan yang terjadi, sementara Anabella hanya dalam waktu singkat dia bisa menormalkan kembali semua isi komputer yang sudah dikacaukan oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab.
Dia menyesap kopi dari cangkirnya,Bulu matanya yang lentik terangkat saat dia melirik kearah kantor pak Prakasa.
Semoga pria tua itu belum menghabiskan kopinya?.
Di dalam kantor.
Lusi membawakan Anggara kopi,Kemudian dia berjalan dengan Angun untuk menarik perhatian sang tuan muda.
Namun dia tidak dapat menarik perhatian pria itu,Walau sudah berbagai aksen dia peragakan.
Dinda mengetuk pintu dengan lembut,Dan menjulurkan kepalanya untuk meminta instruksi.
"Pak Prakasa,Power points sudah siap,Rapat yang sudah di jadwalkan boleh di lanjutkan!"Ujar Dinda memberitahu pada bosnya.
Prakasa menemani Anggara minum kopi langsung berbinar,Dia menimpali dan langsung tersenyum.
"Komputernya sudah di perbaiki?"Tanyanya pada Dinda sambil tersenyum senang.
Dinda mengangguk sambil berkata.
"Ya,pak Prakasa,Anabella sudah memperbaiki komputer nya.
"Wah dia benar - benar hebat!"Puji pak Prakasa pada Anabella.
Prakasa menjadi tenang,Dia berdiri dan memberi isyarat dengan penuh sikap hormat.
"Pak Anggara materi rapatnya sudah siap,Mari kita menuju keruang rapat dan penanggung jawab proyek akan memberikan penjelasan tentang proyek kita yang baru!"Ujarnya sambil mempersilahkan Anggara untuk menuju ke ruang rapat.
Tangan Anggara yang besar dan bertulang terlihat panjang saat dia memegang cangkir kopinya.
Dia menyipitkan matanya dengan serius sebelum meletakan cangkir kopinya dan berdiri dengan gagahnya.Sikapnya ini memberikan kesan seorang pria penguasa dengan pesona yang kuat dalam setiap gerakannya.
Lusi mengeratkan giginya dengan marah.Anabella benar - benar bisa memperbaikinya.
Lima belas menit kemudian,Anggara keluar dari ruang rapat.Wajanya yang tampan terlihat santai dan cuek dia tidak menampakan kemarahan atau emosi apa pun.
Prakasa datang dan mengikutinya dengan patuh dan hormat.
Ketika melewati meja kerja Anabella,Pria itu tiba - tiba menghentikan langkahnya.Menatapnya dengan tatapan dingin,Bibir tipisnya tertarik keatas membentuk sebuah seringai.
"Pak Prakasa karna kemampuan pegawaimu,Kalian berhasil menahan ku selama satu jam disini!"Ujarnya sambil melirik Anabella yang duduk di meja kerjanya.
Prakasa menjadi sangat gugup dan canggung lalu menjawab.
"Eh,Pak Anggara aku benar - benar minta maaf!"Ujarnya pada Anggara.
Anggara menyipitkan matanya,Dan dia melirik Anabella sekilas dan berjalan kearah lift.
Anabella terkejut ketika Lusi datang dengan ekspresi sombong di wajahnya.
"Anabella,Memangnya kenapa kalau kamu bisa memperbaiki komputernya?,Pak Anggara masih tidak tertarik dengan proyek bodoh kalian itu!"Ujarnya dengan sombong.
Mengabaikan Lusi, Anabella menoleh kearah Dinda yang baru saja kembali dari ruang rapat lalu bertanya pada Dinda.
"Dinda apa yang terjadi?"Tanyanya pada Dinda.
Dinda menundukkan kepalanya dan berkata dengan terisak.
"Anabella aku tidak tahu kenapa?,Tapi ada sejumlah data utama di power points,Pak Anggara mengatakan proposal kita hanyalah sampah!"Ujarnya sangat sedih.
Alis Anabella berkerut tanda dia terkejut.
Pada saat itu,Prakasa yang telah mengantar Anggara pergi,Kembali dengan wajah tegas dan penuh emosi dia memberikan teguran tegas.
"Dinda apa yang kamu lakukan?,Kalau tidak mampu bertanggung jawab dengan proyek ini mending tidak usah kau kerjakan.
Dinda menundukkan kepala tanda dia merasa sangat bersalah.
"Pak Prakasa saya minta maaf,....Saya...!"Ujarnya begitu ketakutan.
Anabella melihat seringai kemenangan di wajah Lusi,Dan Anabella yakin bahwa wanita itu telah berhasil melakukan tindakan liciknya untuk menjatuhkan orang lain.
