Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~28
Gerard nampak menatap karyawannya satu persatu dengan wajah datarnya. "Ini waktunya bekerja bukan menggosip," ucapnya dan mereka semua pun langsung kembali ke ruangannya masing-masing. Entah ada apa dengan bosnya itu yang tiba-tiba menjadi sedikit galak, setelah itu Gerard pun kembali melangkah kan kakinya masuk ke dalam lift.
"Tuan...." Henry yang ingin membahas perkataan karyawannya tadi pun langsung menjeda ucapannya ketika Gerard mengangkat tangannya, padahal bisa jadi gadis yang sedang di sewa rahimnya oleh nyonya mudanya sedang positif hamil pikirnya.
"Kata dokter asam lambungku sedang naik jadi tak usah berlebihan," potong Gerard mengingat tadi pagi dokter yang memeriksanya mengatakan jika ia mengalami gangguan lambung dan setelah ia pikir-pikir akhir-akhir ini ia memang sering telat makan dan juga banyak pikiran. Lagipula apa hubungannya ia sakit dengan kehamilan wanita itu dan ia berharap wanita itu juga takkan hamil sampai kapan pun.
Henry pun akhirnya tak membahasnya lagi, mungkin itu hanya mitos toh dulu istrinya hamil ia juga tak pernah merasakan apapun.
Sesampainya di ruangannya Gerard segera menghempaskan bobot tubuhnya di sofa dan Henry dengan sigap mengganti pengharum ruangannya dengan yang baru.
"Apa jadwalku hari ini?" Tanya Gerard kemudian.
"Siang ini anda ada jadwal meeting di hotel Hilton lalu di lanjutkan dengan pengecekan proyek." Sahut Henry membacakan jadwal pria itu.
"Batalkan semuanya, hari ini aku tidak ingin kemana-mana !!" Perintah Gerard kemudian.
"Baik tuan," Henry pun mengangguk pasrah semoga saja tuannya itu cepat membaik mengingat perusahaan sangat membutuhkannya.
"Apa ada yang bisa saya bantu lagi, tuan?" Tanya pria itu sebelum kembali ke ruangannya.
"Aku ingin makan yang segar-segar apa kamu punya rekomendasi?" Tukas Gerard menatap asistennya tersebut.
"Dingin?" Tanya Henry ingin tahu.
"Tidak, tidak dingin tapi segar." Sahut Gerard dan tentu saja itu membuat Henry langsung berpikir keras.
"Bagaimana dengan buah-buahan tuan?" Ucapnya memberikan saran.
"Bisa, tapi aku mau yang sedikit pedas." Sahut pria itu menanggapi.
"Sedikit pedas?" Henry kembali berpikir, tidak mungkin jika salad buah atau jangan-jangan...
"Rujak buah, tuan?" Tawarnya, barangkali itu yang di maksud pria itu.
"Apa itu pedas?" Tanya Gerard ingin tahu, karena jujur ia tak pernah mendengar makanan tersebut.
"Benar tuan dan istri saya bisa membuatnya," sahut Henry mengingat dulu ketika hamil istrinya sering membuat makanan tersebut. Apa jangan-jangan wanita yang sedang mengandung darah daging bosnya itu juga sedang hamil? Tapi sepertinya tidak, karena aneh saja jika pria itu yang merasakan ciri-ciri kehamilannya. Jujur Henry benar-benar tidak memahami hal-hal tentang kehamilan meskipun sudah memiliki seorang anak.
"Kalau begitu minta istrimu membuatkan untukku !!" Perintah Gerard kemudian.
"Baik tuan," Henry pun segera pergi dari sana. Sungguh bosnya itu benar-benar aneh hari ini, apa semua karena sakit yang di deritanya mengingat selama ini tuannya itu hampir tak pernah sakit. Pria itu selalu menjaga asupan makannya dan juga rajin berolahraga setiap hari.
Gerard nampak memijit pelipisnya yang kembali berdenyut nyeri, harusnya ia di rumah saja tapi percuma juga ia di rumah karena sang istri lebih mementingkan pekerjaannya.
"Sayang, aku tidak bisa ijin dan kamu tahu itu kan karena jadwalku sudah di atur dari jauh hari." Ucap wanita itu tadi pagi.
"Jadi seandainya aku mati pun kamu tetap akan pergi?" Cibir Gerard menanggapi.
Lucy yang sedang merias wajahnya pun langsung berbalik badan menatap pria yang kini nampak tiduran di atas ranjangnya tersebut. "Kamu baik-baik saja sayang, bukankah kata dokter hanya gangguan lambung saja? Nanti juga lebih baik setelah kamu minum obat dan beristirahat," ucapnya meyakinkan tanpa sedikit pun ada kekhawatiran di wajahnya.
"Jadi kamu benar-benar akan pergi?" Ulang Gerard lagi.
"Hm," Lucy yang kembali merias wajahnya di depan cermin pun hanya mengangguk kecil.
"Apa uang yang ku berikan padamu kurang?" Ucap Gerard kemudian.
"Lebih dari cukup sayang," sahut wanita itu di tengah memasang bulu mata palsunya.
"Lalu kenapa kamu masih bekerja?" Ucap Gerard lagi meskipun ia sudah tahu jawabannya pasti akan sama seperti sebelumnya.
Mendengar itu pun Lucy kembali berbalik badan, wanita itu terlihat sangat cantik dengan penampilannya yang sempurna. Sebagai model yang lumayan tenar membuat wanita itu harus selalu tampil maksimal ketika berada di luar rumah.
"Bukankah itu sudah sering kita bahas sayang, tolong aku tidak mau berantem hanya karena hal sepele." Ucapnya seraya mendekati pria itu.
"Baiklah aku pergi dulu ya, jika butuh sesuatu kamu bisa menghubungi bibi." Imbuhnya lantas di kecupnya pria itu sejenak sebelum pergi meninggalkannya.
Tentu saja bukan uang yang wanita itu cari, ia sudah memiliki segalanya bahkan orang tuanya yang notabennya seorang pejabat pun sangat kaya raya. Namun ada hal lain yang belum Lucy dapatkan dengan sempurna yaitu sebuah popularitas, ia ingin semua orang mengenalnya bahkan seluruh dunia sekali pun.
Gerard nampak membuang napasnya dengan kesal ketika ingatannya kembali pada kejadian tadi pagi di mana istrinya itu tetap bersikeras pergi meskipun ia sudah memohon, ia merasa semakin lama hubungan mereka benar-benar hambar. Ia seperti berjuang sendiri sedangkan wanita itu sedikit pun tak ada usaha untuk membuat hubungan mereka kembali hangat.
"Hen, siapkan mobil semua meeting hari ini akan saya hadiri !!" Perintahnya saat menghubungi sang asisten, lebih baik ia fokus bekerja saja siapa tahu dengan begitu rasa sakit di kepalanya bisa mereda.
Sementara itu Andrea yang kini sibuk dengan rutinitas pekerjaannya nampak sangat bersemangat, entah kenapa ia sedikit pun tak merasa lelah dan selalu ingin bergerak padahal tadi pagi saat baru bangun ia merasa mual.
"Apa mungkin karena vitamin yang di berikan oleh Julian tadi pagi?" Gumamnya, jika seperti ini terus ia takkan keberatan meminumnya kapan pun itu, kebetulan ia juga membawanya karena pria itu mengatakan jika tak bisa makan siang bersama karena harus pergi mencari barang-barang untuk keperluan bengkelnya. Sebenarnya ia tak mempermasalahkan kekasihnya itu tidak datang tapi ia sudah merasa terbiasa di temani saat makan siang hingga kini terasa ada yang kurang.
Kini gadis itu pun nampak duduk di belakang hotel tempatnya bekerja untuk makan siang, sebenarnya tempat kerjanya juga memberikannya fasilitas ruangan untuk makan dan beristirahat tapi ia lebih suka di luar. Meskipun hanya di temani oleh angin tapi itu tak masalah baginya.
Ehmm
Di tengah menikmati makan siangnya tiba-tiba terdengar seseorang berdehem hingga membuat gadis itu langsung menoleh ke sumber suara.
"Kau?" Ucapnya terkejut ketika melihat Gerard yang sudah berdiri tak jauh dari mejanya tersebut.
biar dia kapok sebel juga lama2 sama sikap nya si lucy inih.
biar gerald sama andrea
Moga ada yang mergoki mereka berdua dan jadi bom waktu
dh ke Andrea jaaa...yg lg hamil anakmu 😁😉
hati hati luc... semoga lekas ketauan tuhh.. hubungan mu sm tom
Egois, tdak brrsyukur