NovelToon NovelToon
Jejak Dalam Semalam

Jejak Dalam Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Achaa19

Malam itu langit dihiasi bintang-bintang yang gemerlap, seolah ikut merayakan pertemuan kami. Aku, yang biasanya memilih tenggelam dalam kesendirian, tak menyangka akan bertemu seseorang yang mampu membuat waktu seolah berhenti.

Di sudut sebuah kafe kecil di pinggir kota, tatapanku bertemu dengan matanya. Ia duduk di meja dekat jendela, menatap keluar seakan sedang menunggu sesuatu—atau mungkin seseorang. Rambutnya terurai, angin malam sesekali mengacaknya lembut. Ada sesuatu dalam dirinya yang memancarkan kehangatan, seperti nyala lilin dalam kegelapan.

"Apakah kursi ini kosong?" tanyanya tiba-tiba, suaranya selembut bayu malam. Aku hanya mengangguk, terlalu terpaku pada kehadirannya. Kami mulai berbicara, pertama-tama tentang hal-hal sederhana—cuaca, kopi, dan lagu yang sedang dimainkan di kafe itu. Namun, percakapan kami segera merambat ke hal-hal yang lebih dalam, seolah kami sudah saling mengenal sejak lama.

Waktu berjalan begitu cepat. Tawa, cerita, dan keheningan yang nyaman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achaa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertemuan ditengah malam

Bab 1: Pertemuan di Tengah Malam

Angin malam menusuk kulit, membawa aroma hujan yang menggantung di udara. Lampu jalan yang suram memantulkan bayangan panjang di atas trotoar basah. Langkah kaki pria itu terdengar pelan, berat, seolah setiap langkahnya dipenuhi beban yang tak terlihat.

Namanya Arya. Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, ia mencari pelarian dari kebisingan pikirannya. Kafe kecil di pinggir kota itu menjadi tempat favoritnya—bukan karena kopi atau musiknya, tapi karena kesunyian yang ditawarkannya. Di sana, ia bisa duduk berjam-jam, menatap kosong ke luar jendela tanpa ada yang peduli.

Setelah memesan kopi hitam, Arya mengambil tempat di sudut, seperti biasa. Ia mengeluarkan buku catatannya, membuka halaman kosong, berharap bisa menuangkan sesuatu. Namun, seperti malam-malam sebelumnya, ia hanya menatap lembaran putih itu tanpa tahu harus menulis apa.

Pintu kafe kembali berderit, membawa udara dingin dan suara langkah sepatu yang lembut. Arya melirik sekilas, tidak berniat memperhatikan, hingga matanya menangkap sosok wanita itu. Ia tampak berbeda dari pengunjung lainnya—tidak terburu-buru, tidak sibuk dengan ponsel, hanya berdiri sejenak di pintu, mengamati ruangan.

Wanita itu, Reina, baru saja selesai dengan hari yang panjang. Langkahnya membawanya ke kafe kecil itu tanpa rencana, hanya keinginan sederhana untuk menikmati secangkir teh hangat. Namun, saat pandangannya bertemu dengan pria yang duduk di sudut, ia merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan—campuran rasa penasaran dan ketertarikan aneh yang bahkan tidak ia mengerti.

Reina mendekati meja Arya, berhenti di depannya. "Boleh saya duduk di sini?" tanyanya, lembut namun penuh keyakinan.

Arya mengangkat pandangannya. Untuk sesaat, ia tidak tahu harus menjawab apa. Ada sesuatu pada wanita itu yang membuatnya merasa seperti tengah membaca sebuah buku yang baru saja dibuka, penuh misteri di setiap halaman awalnya. “Silakan,” jawabnya akhirnya, sambil menunjuk kursi di depannya.

Reina tersenyum kecil, lalu duduk. Saat ia melepas mantelnya, Arya sempat melihat sedikit percikan air di ujung rambutnya, sisa dari gerimis di luar. Mereka terdiam sejenak, keheningan yang tidak canggung namun penuh makna. Saat pelayan datang, Reina memesan teh melati, dan Arya hanya memperhatikannya tanpa sadar.

“Kamu sering ke sini?” tanya Reina, memecah keheningan.

Arya mengangguk. “Hampir setiap malam. Tempat ini... menenangkan.”

Reina mengangguk pelan, lalu menatap keluar jendela. “Kadang kita butuh tempat seperti ini, ya. Tempat di mana kita bisa merasa sendiri, tapi tidak kesepian.”

Kata-katanya membuat Arya tersenyum kecil. "Kamu seperti memahami tempat ini lebih baik dari orang yang sering datang ke sini," jawab Arya, mencoba mencairkan suasana.

Reina tertawa ringan, suara tawanya terdengar seperti denting halus di tengah musik latar kafe yang lembut. "Mungkin karena aku juga sering mencari tempat seperti ini. Tapi ini pertama kalinya aku masuk ke kafe ini. Biasanya, aku hanya lewat."

Arya tidak menjawab. Ia hanya menatapnya, mencoba membaca sesuatu di balik sorot matanya yang sendu. "Jadi, apa yang membuatmu akhirnya masuk malam ini?" tanyanya setelah beberapa detik.

Reina terdiam sejenak, menatap cangkir tehnya yang baru saja dihidangkan. "Aku tidak tahu," ujarnya jujur. "Mungkin... karena aku merasa ada sesuatu yang menunggu di sini."

Arya tidak tahu harus menjawab apa. Namun, ada sesuatu dalam kata-katanya yang terasa akrab, seperti mereka berbagi kerinduan yang sama, meski tanpa pernah saling mengenal sebelumnya.

Di luar, hujan mulai turun kembali, deras namun menenangkan. Di dalam kafe, percakapan mereka terus berlanjut—perlahan, hati-hati, namun tanpa disadari semakin dalam. Dua orang asing yang berbagi malam, dihubungkan oleh sesuatu yang tak terucap.

Dan begitulah, malam itu menjadi awal dari sebuah kisah yang akan terus mereka kenang. Sebuah pertemuan singkat, namun penuh dengan misteri dan harapan.

1
Guchuko
Aku ngerasa terhibur dan tidak sendirian setiap membaca cerita ini.
Oscar François de Jarjayes
Ceritanya bikin aku terbuai sejak bab pertama sampai bab terakhir!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!