NovelToon NovelToon
Lily & Ale

Lily & Ale

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / CEO / Kekasih misterius
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Savana Yolanda JM

“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LA-Bab 23 Ale Mengamuk

Ale hampir panik karena sudah lebih dari 10 menit Olivia tidak kunjung kembali dari toilet, dia ingin memisahkan diri dari orang-orang disana dan menghubungi Roy, tapi dicegah oleh Gabriel

“Tenanglah, mungkin dia berkeliling melihat pemandangan gedung” – Gabriel menahan Ale untuk tetap disana.

Ale masih tidak tenang namun tiba-tiba Olivia sudah berada disampingnya.

“Kenapa lama?” – Ale dengan tatapan menuntut

“Hanya berkeliling melihat-lihat” – Olivia mencari alasan

Ale tidak bertanya lebih lanjut, dia berniat untuk mencari jawaban sendiri dari pengawalnya. Ale merapatkan tubuhnya ke Olivia, sangat sangat rapat, tangan yang awalnya hanya dipinggang sekarang sudah melingkar keperut Olivia. Jujur Olivia sangat risih tapi dia tidak mau mengintrupsi karena takut Ale marah. Karena Ale adalah tipe orang yang seenaknya.

Hari sudah mulai malam, Olivia sudah lelah menahan kepala yang daritadi pusing, akhirnya dia membisikkan sesuatu ke Ale.

“Al, boleh kita pulang sekarang?” – Olivia berbisik dengan sangat pelan

Ale tidak menjawab dia hanya melihat Olivia sedikit lebih dalam. Akhirnya Ale ijin dengan Gabriel untuk pulang terlebih dahulu.

Ale dan Olivia keluar dengan pengawalan yang cukup ketat, tidak jarang wartawan mendekat secara terang-terangan karena ingin mengambil gambar Olivia dengan jelas.

Ale dan Olivia sudah didalam mobil, mereka tidak mengeluarkan suara sama sekali. Olivia memandangi pemandangan diluar mobil, dia tidak sanggup lagi menahan kepalanya hingga akhirnya dia pingsan tanpa orang didalam mobil tau, memang kondisinya seperti orang yang tidur menempel dengan jendela mobil. Hidungnya mengeluarkan darah yang lumayan banyak.

Ale tidak sadar jika Olivia pingsan, dia hanya berfikir Olivia sedang tidur karena kelelahan. Ale berniat untuk menariknya mendekat kearahnya. Betapa kagetnya dia, muka Olivia sudah berlumuran darah dengan bibir yang memucat.

“Cepatt pulang kerumahhh!! Panggil paman Rey!!” – Ale sudah sangat panik dan marah. Bagaimana dia bisa tidak tau kondisi Olivia seperti ini. Ale mengambil tissu dan berusaha membersihkannya di sekitaran hidung Olivia.

Beberapa menit kemudia mereka sampai di rumah Ale dan dia langsung menggendong Olivia, berlari menuju kamarnya, membaringkan Olivia dengan hati-hati.

“Panggil Roy sekarang!” – sentaknya kepada Sam. Sam sungguh sangat takut dengan tuannya saat ini, karena meskipun tuannya diusik dengan lawan didunia hitam dan putih pasti hanya tersenyum sinis tapi sekarang tuannya marah hingga mukanya memerah padam.

“Siapapun yang melakukannya padamu aku akan habisi dia” – geram Ale memandangi Olivia ditempat tidur.

Dokter Rey tergopoh-gopoh ke kamar Ale diikuti dengan Roy, Sam dan Pete. Dokter Rey langsung memeriksa keadaan Olivia sedangkan Ale menyeret kerah baju Roy dan membawanya keluar. Sungguh Pete dan Sam panik tapi dia tidak bisa bertindak

“Tidak becus!!!” Dughhhh…. Ale membogem Roy dengan sekuat tenaga

Dughhhh….dughhh….dughhhh..

“Bawa dia ketempat biasa” – Pete menyeret Roy dengan tidak tega, bagaimanapun mereka bertiga adalah kawan yang diselamatkan oleh tuan Ale sendiri dan akhirnya bekerja melayani Ale.

Ale langsung masuk ke kamarnya meminta penjelasan mengenai keadaan Olivia

“Bagaimana paman?” – Ale masuk dengan tangan dilukanya

“Dia habis bertengkar?” – Dokter Rey menunjuk leher yang memar dengan luka cekikan

“Disini ada luka cekikan dengan bekas kuku tajam, dibagian belakang kepalanya ada bekas seperti tarikan, rambutnya ditarik dengan kuat dan itu membuatnya pusing hingga mimisan. Sepertinya dia menahan pusingnya lama….. aku memberikan infus untuknya, tebus obatnya diapotek” – Dokter rey memberikan intruksi ke Ale dan Sam disampingnya.

Sam dengan cepat langsung keluar untuk memerintahkan bawahnnya menebus obat. Sedangkan Ale mengistirahatkan tubuhnya disamping Olivia, dia mengelus leher Olivia dengan lembut, mengelus bekas cekikan itu. Dia meninggalkan kecupan singkat dibekas lukanya dan tertidur disamping Olivia.

Sedangkan Roy masih di ruang eksekusi milik Ale dia diikat disana tanpa ada orang lain yang menemani. Roy mengerti ini memang kesalahannya karena dia lalai, dia menyesali karena tidak masuk kedalam toilet setelah menunggu nonanya tidak keluar lebih dari 10 menit.

Paginya Olivia masih tidur di tempatnya, infus yang terpasang belum habis. Ale bangun langsung keruang eksekusi.

“Kau tau kesalahanmu?” – Ale dengan tatapan sangat seram

“Maaf tuan, maaf ketelodaran saya membuat nona Olivia menjadi seperti ini” – Roy mengakui kesalahannya

“Siapa yang melakukannya?” – Ale duduk menghisap ro**knya

“Saya tidak tau tuan, sepertinya ada nona terluka saat di toilet, saya menunggu nona ditoilet hampir 10 menit lebih” – Roy menjelaskan

‘Berarti dia bohong kepadaku, dia mengatakan melihat sekeliling’ – pikir Ale

“Siapa yang ada ditoilet saat itu?” – Ale mode introgasi

“Sebelum nona keluar dari toilet nona Clarisa terlebih dahulu keluar tuan” – Roy

“Kau tau dia didalam toilet lebih dari 10 menit dan tidak menyusulnya…. Bodoh” – Ale membuang ro**knya sembarangan dan langsung memukuli Roy dengan ganasnya

Disisi lain Olivia terbangun dari tidurnya dan menyadari dia ada dikamar milik Ale saat ini. Dia keluar untuk mencari keberadaan Ale. Dia mendengar suara keras dari ruangan yang sempat dia intip beberapa hari yang lalu. Di menuju kesana dengan memegang kantong infusnya. Dia melihat Ale menghajar orang disana, dengan beraninya dia mengintrupsi.

“Ale” – Suara Olivia serak dan sedikit kecil tapi masih bisa didengar oleh Ale. Ale yang mendengar itu langsung menoleh dan melepaskan Roy.

Ale menghampiri Olivia, mengangkat Olivia kedalam gendongannya, dia mengendong Olivia dengan gendongan monyet, dia membawa Olivia kesalah satu sofa yang ada disana, memangkunya. Olivia sudah terbisa dengan tingkah Ale yang selalu menggendongnya, memangkunya, menggenggam tangannya dan meletakkan tangan dipinggangnya, entah kenapa Olivia sudah begitu nyaman dekat dengan Ale padahal belum ada keterikatan antara mereka.

Ale mengisyaratkan kesalah satu pengawalnya untuk membawa headphone untuknya. Headphone sudah ditangan langsung memasangkan ke Olivia. Ale mengisyaratkan untuk menghukum Roy, tapi Olivia mengintrupsi.

“Jangan dipukuli” – Olivia berbicara dengan posisi kepala bersandar di pundak Ale

Semua terdiam tidak ada yang bergerak

“Dia yang membuatmu seperti ini” – Ale datarnya

“Bukan dia, lepaskan dia” – Olivia mengangkat kepalanya dan menatap kedua mata Ale

Ale hanya diam saja menyelami mata Olivia yang tepat didepannya. Ale berdiri masih dengan menggendong Olivia, mendekati Roy.

“Ku maafkan kali ini, jangan membuat kesalahan lagi” – Ale dengan datarnya

“Terima kasih tuan, terima kasih nona” – Roy

Ale berjalan membawa Olivia kekamarnya, Olivia masih dengan mode manjanya dia menikmati bergelantung di tubuh Ale, dia mengeratkan pelukkannya di leher Ale.

Ale masih setia menggendongnya, duduk disalah satu sofa kamar memegang Ipad yang berisi pekerjaannya. Olivia masih setia menemaninya.

“Aku lapar” – Olivia bersuara dengan pelan

“sebentar” – Ale menelfon orang dibawah untuk mengantar makanan untuk mereka

“Itu mata-matamu?” – Olivia yang daritadi penasaran

“hem” – jawaban singkat Ale

“Dia kau kirim untuk memata-mataiku?” – Olivia mulai bergerak turun dari pangkuan Ale

Ale tidak menjawab sama sekali pertanyaan Olivia

“Dari kapan kau memata-mataiku? Setelah bertemu di hotel? Atau sebelum aku mengenalmu?” – Olivia menekan Ale untuk menjawab

“Sejak kakek memintaku untuk menikahimu” – Ale dengan tegas

“Kau tau dijodohkan sudah lama?” – Olivia masih mengorek informasi

“Heem” – singkat Ale

“Kau mafia?” – pertanyaan tiba-tiba yang mengejutkan

Ale tidak menjawab, dia menatap Olivia dalam, dia ragu apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya, menurutnya tidak perlu, tapi meskipun tau kenapa.

“Iya” – Ale dengan tegas dan lugas

1
Endah Lestary
klo dipaksa sama orang yang kta gini mah.. ga nolasak
Endah Lestary
Luar biasa
Sav Yolanda: makasih 🥰
total 1 replies
HappyKilling
Ceritanya bikin merinding. 👻
Sav Yolanda: thankyou, masih banyak part lebih merinding dari inii, tunggu ya ☺️
total 1 replies
Ohara Shinosuke
Keren banget thor, semangat terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!