Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9.
Carla mendorong Bastian dengan kuat, ia sudah tidak menginginkan perhatian Bastian lagi.
Pada kehidupan ke duanya ini, ia sudah merelakan Bastian menjalin hubungan dengan Ivanka.
"Lepaskan!!" teriak Carla berusaha terus mendorong Bastian.
Tubuh Bastian terdorong sedikit, tapi posisi mereka masih saling dekat.
"Carla, sudah! jangan marahan lagi pada Paman, ya?" Bastian menatap dengan lekat Carla, sembari memegang kedua bahu Carla.
"Baik, aku tidak marah lagi, tapi aku mohon pada Paman, mulai malam ini tolong jaga jarak denganku, aku sudah menyadari kesalahanku, aku terlalu manja dan terlalu posesif pada Paman, ke depannya aku tidak akan pernah menyulitkan Paman lagi!" kata Carla mendorong Bastian, agar jarak berdiri mereka menjauh satu sama lain.
Bastian membeku di tempatnya, mendengar apa yang di katakan Carla.
Selama ia menjadi wali Carla, ia memang sangat kesulitan mengendalikan sikap Carla, yang menurutnya terlalu manja.
Karena ia pikir, tidak mungkin menjalin asmara dengan gadis kecil, yang sedari kecil juga ikut ia rawat.
Ia juga melihat masa pertumbuhan Carla sedari kecil, yang sudah ia anggap seperti keponakannya sendiri.
Ia sudah berjanji kepada kedua orang tua Carla, untuk menjaga Carla dengan baik, sampai Carla menemukan seorang pria, yang mencintai Carla apa adanya, bukan karena kekayaan Carla.
Baru setelah itu, ia akan memikirkan tentang dirinya, untuk menemukan seorang wanita, yang akan ia jadikan sebagai istri.
Tapi, baru saja ia mendengar Carla mengatakan, tidak akan menyulitkannya dan tidak akan posesif lagi padanya, entah kenapa hatinya tidak terima.
Ia memang kerap akan menegur, dan mengabaikan Carla, kalau sikap posesif Carla kumat.
Biasanya Carla akan memarahi Sekretarisnya, yang suka merapat padanya, kalau sedang bicara, mengantarkan laporan ke dalam kantornya.
Dalam satu tahun belakangan, ia sudah entah ke berapa kali, mengganti Sekretaris, karena Carla tidak menyukai cara kerja mereka, yang suka tebar pesona padanya.
Seharusnya ia senang, kalau Carla menyadari kesalahannya selama ini, dan akhirnya mau berubah.
Tubuhnya kembali di dorong Carla.
"Pergilah Paman, bukankah kamu belum makan malam? sana pergilah makan, aku masih kenyang!" Carla berjalan ke pintu kamarnya.
Pintu kamar di buka Carla lebar-lebar, "Sudah semakin malam, nanti Paman sakit mag karena telat makan!"
Bastian masih berdiri di tempatnya, memandang Carla yang terlihat menjadi dewasa, setelah sikap gadis itu berubah.
"Temani Paman makan!" tanpa sadar bibir Bastian mengatakan hal, yang tidak akan pernah ia katakan kepada Carla.
"Tidak! aku ingin membenahi belanjaanku!" sahut Carla dingin.
Perasaan Bastian jadi campur aduk, melihat perubahan sikap Carla, yang sedari tadi ia pikir, sedang menggunakan trik lain, untuk mencari perhatiannya.
"Carla, setidaknya kamu makanlah sedikit!"
"Aku sudah katakan, aku masih kenyang!!" Carla merasa kesal, karena di paksa terus untuk makan.
Dulu ia selalu menghampiri Bastian, kalau pria itu melewatkan jam untuk makan.
Dan, ia akan selalu marah, atau terkadang bermanja-manja pada Bastian, agar makan bersama dengannya.
Sekarang, hal itu tidak akan pernah ia lakukan lagi, dan mungkin mulai besok ia sudah harus keluar dari Mansion Miller.
Bastian yang masih berdiri memandang Carla, sepertinya harus mengubah sikapnya terhadap Carla.
Ia memiliki tanggung jawab terhadap Carla, ia selama ini terlalu sibuk mengurus bisnis.
Sepertinya ia harus meluangkan waktu lebih banyak, untuk mereka berdua. Dan tidak akan mendengarkan, perkataan orang lain tentang sikap manja Carla.
Kaki panjangnya dengan cepat melangkah menuju Carla berdiri, dan sekali angkat, tubuh Carla ia angkat dalam bopongan nya.
"Aaaa..!!" Carla terkejut bukan main.
"Ayo makan, karena marah kamu jadi merasa kenyang, aku tidak ingin kamu nantinya jatuh sakit!"
Bastian dengan erat membopong Carla menuruni anak tangga.
"Paman! lepaskan aku!!" teriak Carla memukul dada Bastian bertubi-tubi.
Bastian tidak mendengarkan teriakan Carla, ia tidak akan membiarkan Carla menang.
Para Pelayan, yang melihat Bastian membopong Carla merasa heran, karena selama ini Carla tidak akan pernah di bopong Bastian.
Mereka saling melirik, ingin bertanya satu sama lain, apa yang sebenarnya telah terjadi?
Bersambung.....
disini kita paham
laki2 ga suka dikejar