NovelToon NovelToon
Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Akibat kesalahannya di masa lalu, Freya harus mendekam di balik jeruji besi. Bukan hanya terkurung dari dunia luar, Freya pun harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari para sesama tahanan lainnya.

Hingga suatu hari teman sekaligus musuhnya di masa lalu datang menemuinya dan menawarkan kebebasan untuk dirinya dengan satu syarat. Syarat yang sebenarnya cukup sederhana tapi entah bisakah ia melakukannya.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau."

Belum lagi suami teman sekaligus musuhnya itu selalu menatapnya penuh kebencian, berhasilkah ia mengandung anak suami temannya tersebut?


Spin of Ternyata Aku yang Kedua.

(Yang penasaran siapa itu Freya, bisa baca novel Ternyata Aku yang Kedua dulu ya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam panas

Setelah drama berpeluk-pelukan, Sagita lantas mengajak Freya bercerita seputar kehidupan masa lalunya. Freya menceritakan mulai dari masa kecilnya saat kedua orang tuanya terlibat kecelakaan yang merenggut nyawa keduanya. Keluarga kedua orang tuanya lepas tangan, tak ada yang mau mengurus mereka sehingga mereka mengambil keputusan dengan memasukkan ia dan kakaknya ke dalam panti asuhan.

"Jadi kau masih punya kakak?" tanya Sagita antusias.

Freya mengangguk, "iya, Ma. Masih. Namanya Kak Tio."

"Kalau mau masih punya kakak, kenapa kau tidak mau memintanya menjamin mu agar dibebaskan dari penjara?"

"Freya tak ingin makin menyusahkan Kak Tio, Ma. Apalagi kak Tio bekerja sebagai asisten pribadi Mas Gathan. Tempo hari Freya pernah memanfaatkan kak Tio untuk mendapatkan Mas Gathan. Meskipun gagal, tapi ia hampir saja dipecat. Untung saja Mas Gathan masih mau mempekerjakannya mengingat kesetiaan Kak Tio selama ini. Hanya saja jabatannya sempat diturunkan. Tapi sekarang sudah dipulihkan seperti semula."

"Lantas, apa dia tahu keberadaanmu saat ini?" Cecar Sagita yang masih penasaran dengan perjalanan hidup Freya.

Freya lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Abidzar tampak bermain ponsel, tapi telinganya tetap terpasang akurat ikut mendengarkan perbincangan dia perempuan beda generasi tersebut.

Freya menghela nafasnya, "justru Freya bersedia menerima penawaran Erin untuk menghindari kak Tio, Ma. Saat di penjara, Freya sering mendapatkan kekerasan. Akibatnya kak Tio sering kepikiran Freya. Suatu hari kakak ipar Freya datang dan mengabarkan kak Tio kecelakaan akibat terburu-buru ingin menemui Freya yang dirawat. Dari situ, Freya sadar, selama Freya masih di penjara, Freya akan terus mendapatkan kekerasan dan selama itu pula kak Tio tidak bisa hidup dengan tenang. Atas dasar itulah, Freya pun menerima saat Erin menawarkan untuk ... mengandung anak suaminya dengan syarat, dia akan menebus Freya dari penjara. Dan bila keinginannya telah tercapai, maka Freya bisa segera bebas kemanapun Freya mau." Jelasnya dengan kepala menunduk. "Tapi sebelum pergi, Freya sempat tulis surat kok. Intinya agar kak Tio tak perlu mengkhawatirkan Freya lagi sebab Freya akan hdup dengan baik meskipun jauh darinya." Imbuhnya.

Sagita dan Abidzar terdiam mendengar cerita tersebut. Mereka tak menyangka, kalau Freya bisa mengambil keputusan sebesar ini hanya demi agar kakaknya bisa hidup dengan tenang.

"Kamu perempuan yang kuat, Fre. Mama bangga memiliki menantu sepertimu. Mama harap, perlahan Erin bisa menerima kehadiranmu agar kalian bertiga bisa rukun dan harmonis." Ucap Sagita sambil mengusap pundak Freya.

"Aamiin. Kalaupun tidak, setidaknya Freya telah melakukan yang terbaik, Ma. Baik untuk Freya, Mas Abi, Erin, dan semuanya."

Hari semakin larut, tapi sepertinya Sagita masih asik mengobrol dengan Freya membuat Abidzar kian gelisah.

"Kamu kenapa sih, Bi? Kayak orang kena ambeien tau nggak sih? Dari tadi berisik banget. Geser sana, geser sini, bolak sana balik sini. Jangan-jangan kamu kena ambeien beneran, iya?"

Mendengar tudingan tak berdasar ibunya membuat Abidzar berdecak kesal, "sembarangan. Ma, liat jam tuh, udah tengah malam. Malah udah mau dini hari kok ... "

"Udah tau. Mama belum katarak sampai nggak bisa liat jam di dinding yang jarum pendeknya udah menunjukkan hampir ke angka 12 dan jarum panjangnya ke angka 11, jadi kenapa?"

"Ma, gimana Abi mau proses cucu mama kalau Mama terus-terusan di sini?" Ucap Abidzar seperti merengek membuat Sagita tersenyum geli. Berbanding terbalik dengan Freya yang wajahnya sudah memerah karena kata-kata Abidzar yang cukup frontal.

"Oh iya ya. Mama hampir aja lupa. Kalau begitu, besok lagi ya, Fre kita lanjut ngobrol-ngobrolnya. Masih banyak yang mau Mama tanyakan. Sekarang giliran quality time kalian berdua. Semoga benih mu top cer ya, Bi, biar cucu Ma cepat jadinya." Seru Sagita cengengesan sambil terkekeh.

Freya tak bisa menutup rasa malunya. Ia pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya karena malu. Bisa-bisanya mertuanya membahas hal seperti itu tepat dihadapan dirinya dan Abidzar. Tapi itu semua terjadi karena ulah Abidzar lah yang duluan membahasnya.

"Sip, Ma. Doain biar prosesnya cepat ya, Ma. Aku yakin kualitas benihku pasti top cer." Seru Abidzar girang karena ibunya mendukungnya.

Setelah melihat kepergian Sagita, Abidzar pun langsung mengalihkan tatapannya ke arah Freya. Tatapan itu sungguh tajam dan penuh makna. Ada sisi jahil Abidzar terukir indah di sudut bibirnya. Sebuah seringaian yang berarti sesuatu yang intim. Freya hanya bisa menelan ludahnya. Ditatap sedemikian rupa ternyata membuat dirinya salah tingkah. Pipinya pun telah bersemu merah. Freya ingin segera menghindar dan berlalu, tapi Abidzar dengan cepat menangkap pergelangan tangan Freya dan menariknya hingga jatuh ke dada bidang Abidzar.

Jantung keduanya berpacu dengan kencang. Sorot mata penuh damba dan kabut hasrat membuat Freya tak berdaya. Apalagi saat bibirnya dibuai oleh suaminya itu dengan tangan yang telah bergerilya di atas gunung kembar dan semak belukarnya.

Tak ingin menikmati momen indah dengan sambil berdiri, Abidzar pun menggendong Freya dengan kedua kaki yang melingkar di pinggang. Bibir keduanya saling bertautan dan kedua tangan Freya melingkar di leher Abidzar.

Dengan lembut, Abidzar pun membaringkan tubuh Freya ke atas ranjang dan ia pun ikut naik mengungkung Freya dengan tatapan penuh cinta plus napsu.

Hingga tak lama kemudian, mereka pun saling berbagi kehangatan. Saling membelai dan akhirnya menyatu. Setiap sudut ruangan menjadi saksi, bagaimana mereka melewati malam itu dengan panas dan penuh gairah.

Sementara Abidzar dan Freya tengah melewati malam mereka dengan panas, Erin dan ketiga temannya justru kini tengah meliuk-liuk di arena dance floor. Mereka menari dengan begitu lihai sebab mereka memang gemar menghabiskan malam dengan menari diantara ratusan manusia dengan suara musik yang memekakkan telinga.

"Loe emang nggak takut Rin ninggalin laki loe sama Freya?" teriak Meylin pada Erin yang masih asik meliukkan tubuhnya. Suara musik yang begitu memekakkan telinga membuat Meylin harus sedikit berteriak bila ingin berbicara dengannya.

"No, ngapain takut. Gue yakin, laki gue nggak akan tergoda sama jalaang itu. Loe tahu, bahkan untuk menghabiskan malam dengannya saja, Mas Abi merasa jijik. Tapi mau bagaimana lagi, gue harus maksa dia supaya mau ngelakuinnya demi mendapatkan keturunan." Jawab Erin dengan suara yang juga sedikit berteriak. Mereka tak peduli ada yang mendengar pembicaraan mereka sebab ia tahu tak ada yang mengerti dengan apa yang mereka bahas.

"Iya juga sih. Tapi kan Rin, dia pernah cinta sama Freya, bagaimana kalau laki loe jatuh cinta lagi sama dia?"

Tiba-tiba saja Erin terbahak mendengar pertanyaan itu.

"Gue percaya sama suami gue, Mey. Asal loe tahu, hatinya itu udah mati. Dengan gue aja yang udah melayani dia bertahun-tahun, dia nggak bisa jatuh cinta, apalagi dengan perempuan yang pernah menghancurkannya. Boro-boro jatuh cinta, bencinya aja lebih gede dari gunung."

"Tapi Rin, loe pasti pernah denger kan, benci dan cinta itu bedanya tipis." Timpal Rana yang sudah mendekat dengan gelas berisi cocktail.

Mendengar kalimat itu, Erin tak langsung menanggapi. Ia justru merebut cocktail milik Rana yang menenggaknya hingga tandas.

"Kalau dia berani macam-macam, gue pasti akan kasi pelajaran. Kalian tenang aja, gue nggak sebodoh itu akan membiarkannya saja." Ucap Erin sambil menyeringai.

"Good, loe emang harus lakukan itu."

Tiba-tiba saja handphone Rana berdering. Ia pun segera membaca pesan masuk dan membalasnya.

"Sorry semua, gue mesti balik. Suami gue pulang nyariin bininya yang lagi keluyuran." Seloroh Rana membuat Erin, Lisa, dan Meylin terkekeh. Mereka pun langsung melambaikan tangan saat melihat Rana pergi dengan terburu-buru.

"Eh Sa, laki loe pergi lagi ya?"

"Dari mana loe tau, Mey?" Tanya Lisa heran.

"Nebak aja."

"Sama, gue juga nebak gitu juga."

"Kok kalian bisa nebak yang sama?"

"Ya mungkin karena setiap laki loe pergi, laki Rana pasti balik. Benarkan, Mey?"

"Yaps, gue juga nebaknya gitu. Udah ah, malas bahas suami lu lu pada. Cuma gue yang single di sini."

"Lah, pak pol emang kemana?"

"Dia lamar gue, terus gue putusin." Ucap Meylin masa bodoh membuat Erin dan Lisa terbahak.

"Makin hari loe makin gila aja, Mey." Ejek Erin.

"Lebih gila mana, mutusin pacar yang ngelamar atau nyuruh suami nikah lagi biar mau hamil anaknya?" balas Merlyn sambil tergelak kencang karena ekspresi Erin yang sudah berubah muram.

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

1
ℓ ι ƒ ι α 💕
deuhh yang pengen dipanggil Mas 🤭🤭😁
Lucy Toruan
Luar biasa
Juliana Akip
Lumayan
Juliana Akip
Biasa
Erna Sudiastuti
Luar biasa
Windi Rannu
.
Atika
Luar biasa
Mimine Toto Ayra
Kecewa
Mimine Toto Ayra
Buruk
maria handayani
/Shy/
Mariani SPd
jangan end duluu thor
Mariani SPd
duh tragis banget lah huhuhu
syediiih Thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor yaaa
Mariani SPd
waduh.....kok pakai acara pingsan segala sih
Mariani SPd
seneng banget lah punya mertua kek gini
Mariani SPd
wesss keren banget mah punya nenek kek gini. atau besok kalo aq jadi nenek, kek gini juga ah. biar dunia terasa indah hahaha
Mariani SPd
hmm...... siapa lagi tuh thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor sayang
Mariani SPd
Tirta lihat anaaaa
Mariani SPd
wah....makin kesini makin seru aja ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!