NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Casanova

Tawanan Cinta Casanova

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis
Popularitas:27.9M
Nilai: 4.5
Nama Author: Alfiana

Anindya Alyssa seorang wanita manis yang memiliki warna kulit putih bersih, bekerja sebagai waiters di salah satu hotel yang cukup terkenal di kotanya. Hidup sebatang kara membuat harapannya untuk menjadi sekretaris profesional pupus begitu saja karena keterbatasan biaya untuk pendidikan nya.


Namun takdir seakan mempermainkan nya, pekerjaan sebagai waitres lenyap begitu saja akibat kejadian satu malam yang bukan hanya menghancurkan pekerjaan, tetapi juga masa depannya.


Arsenio Lucifer seorang pria tampan yang merupakan ceo sekaligus pemilik dari perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Terkenal akan hasil produksi yang selalu berada di urutan teratas di pasaran, membuat sosok Lucifer disegani dalam dunia bisnis. Selain kehebatan perusahaan nya, ia juga terkenal akan ketampanan dan juga sifat gonta-ganti pasangan setiap hari bahkan setiap 6 jam sekali.


Namun kejadian satu malam membuat sifatnya yang biasa disebut 'cassanova' berubah seketika. Penolakan malam itu justru membuat hati seorang Lucifer takluk dalam pesona seorang waiters biasa.


Lalu bagaimana kisah Assa dan Lucifer?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

Berhari-hari telah berlaku, ibunda Arsen dan wanita bule itu masih tetap sama yaitu jutek dan sangat tajam jika menatapnya. Ia sudah berusaha untuk bersikap baik namun mereka seakan enggan menerima kebaikannya.

Anindya menuruni satu persatu anak tangga dan pergi ke ruang makan dimana Arsen sudah menunggu bersama ibu dan juga wanita bule itu untuk makan malam.

Anindya memasang wajah ramah lalu tersenyum hangat ke arah Madam Meena namun ia justru mendapat balasan berupa tatapan sinis dari Madam.

Arsen tampak biasa saja, tak melirik sedikit pun ke arah Anindya dan tetap fokus menyantap aktivitasnya. Tak tahu saja pria itu bahwa saat ini tubuh Anindya gemetar ketakutan karena Madam Meena dan Clara menatapnya tak bersahabat.

"Kau pikir dirimu siapa berani membuat saya menunggu?" tanya Madam Meena dengan begitu ketus.

"Maafkan saya, Madam." Balas Anindya menundukkan kepalanya takut.

Anindya semakin meremat pakaiannya dengan sedikit kasar, ia benar-benar takut dan berharap bahwa Arsen akan membelanya, namun nihil bahkan pria itu tampak begitu cuek padanya.

Anindya menarik kursi di sebelah Arsen, namun aksinya itu terhenti karena Madam Meena melarangnya.

"Kau duduk di sebelah saya, biarkan Arsen dan Clara yang duduk di sisi itu." Celetuk Madam Meena.

Anindya menelan salivanya dengan sedikit sulit, ia menurut saja dan duduk disebelah wanita cantik yang terlihat begitu tegas.

Makan malam pun berjalan dengan hening, hanya terdengar dentingan sendok dan alat-alat makan di meja. Arsen yang paling pertama selesai, pria itu tanpa permisi langsung pergi ke ruang kerjanya disusul Clara begitu saja.

Anindya menatap kepergian dua orang itu dengan tatapan sulit diartikan, namun setelah beberapa saat ia tersadar dan tatapannya beralih pada Madam Meena yang ternyata sedang menatapnya juga.

"Maafkan saya, Nyonya." Ucap Anindya menyadari tatapan mengintimidasi Madam.

"Jaga batasanmu, kau hanyalah wanita bayaran sementara Clara adalah calon istri Arsen." Tukas Madam Meena lalu beranjak dari duduknya.

Anindya meremat jari-jarinya, ia menggigit bibir dan tanpa sengaja menangis begitu saja. Ia berusaha menutupi Isak tangisnya, ia tak mau jika sampai ada yang melihat tangisannya ini.

Anindya beranjak dari duduknya, ia menaiki tangga dan hendak ke kamar Arsen. Namun lagi-lagi ia dikejutkan oleh Madam yang sudah bersedekap dada di depan kamar Arsen.

"Jangan pernah masuk lagi ke kamar putraku tanpa izin, kamarmu bersama para pelayan dibawah sana!" usir Madam Meena.

"Mom!" tiba-tiba Arsen datang dan langsung menyentak Madam Meena yang sedang bicara pada Anindya.

"Mommy tidak berhak mengusirnya, jadi biarkan dia masuk!" lanjut Arsen tanpa mau dibantah.

"Boy, dia ini siapa mu sih sampai kau sangat membela nya?" tanya Madam Meena.

"Mom, menyingkirlah!" Pinta Arsen dengan tenang.

"Arsen, jawab pertanyaan Mommy. Dia siapa kamu?" tanya Clara ikut membuka suara.

"Hentikan pertanyaan aneh kalian, kalian hanya akan membuang waktu." Celetuk Arsen lalu menarik pergelangan tangan Anindya dan membawanya masuk ke dalam kamar.

Anindya yang ditarik tiba-tiba hanya bisa menurut sambil memegangi perutnya yang sedikit tegang karena terus gugup dan panik.

Arsen dan Anindya masuk ke dalam kamar dan tak lupa menguncinya, hal itu sontak membuat Madam Meena dan Clara geram. Selama beberapa hari di rumah Arsen, mereka menyadari bahwa Arsen begitu peduli pada wanita sederhana itu, dan yang bisa menyadarkan Arsen hanya satu yaitu Sir Jade, ayah Arsen.

"Mom, kita harus hubungi daddy agar wanita itu bisa segera pergi dari kehidupan Arsen." Ucap Clara menjadi kompor.

Madam Meena mengangukkan kepalanya sebagai tanda setuju, wanita itu meraih telepon lalu menghubungi suaminya yang saat ini sedang berlibur bersama ibunya ke negara tetangga.

Sementara Madam Meena yang sedang berusaha menghubungi Ayah Arsen, di dalam kamar Arsen, tampak Anindya baru selesai mengganti pakaiannya begitupula dengan Arsen hingga kini keduanya sama-sama berbaring di atas ranjang.

"Pak, boleh saya tanyakan soal Nona Clara?" tanya Anindya ragu.

Arsen tak menjawab, pria itu malah memejamkan matanya dengan tangan sebagai bantalan.

"Pak." Panggil Anindya lagi namun masih tetap tak mendapat jawaban.

Saat hendak kembali bertanya, tiba-tiba Arsen membuka matanya dan langsung menatap Anin dengan tatapan tajam.

"Cepat tidur sebelum aku yang meniduri mu!" ancam Arsen seketika membuat Anindya merinding.

Anindya menarik selimut sampai batas dada, ia tak akan berani jika Arsen sudah membawa-bawa perkara hukuman karena selama ia kenal pada pria itu, Arsen tak main-main dengan ucapannya, selalu.

***

Pagi-pagi sekali Anindya sudah rapi pergi ke kantor, bahkan ia juga telah membuat sarapan dan telah menatanya di meja makan. Kini ia hanya perlu menyiapkan Arsen pakaian sebelum berangkat ke kantor.

Anindya meletakkan kemeja dan setelan jas ke atas sofa, setelahnya ia mendekati Arsen untuk membangunkan pria itu.

"Pak, bangunlah. Ini sudah siang dan anda akan ada meeting pagi." Ucap Anindya namun hanya dibalas dengkuran halus dari Arsen.

"Pak." Panggil Anindya sebelum tangannya ditarik sehingga ia jatuh duduk di sebelah Arsen.

Arsen tentu tak akan menarik tubuh Anindya seperti di novel yang akan jatuh menimpa tubuh si pria. Bukan karena ia tak suka adegan itu, hanya saja ia khawatir pada kandungannya.

"Assa, kau berani membangunkan ku?" tanya Arsen tajam.

"Anda harus siap-siap ke kantor, Pak. Sarapan juga sudah saya siapkan," jawab Anindya membalas tatapan Arsen.

Arsen mengusap wajah halus nan lembut milik Anindya, wanita itu terlihat lebih cantik jika pagi hari. Pantulan cahaya matahari di matanya menambah kesan tersendiri bagi Anindya.

"Kau cantik sekali." Puji Arsen lalu menarik tengkuk Anindya.

Arsen mencium bibir Anindya yang telah terpoles lipstik dengan sedikit beringas, Anindya bahkan harus bersusah payah menyeimbangi ciuman Arsen sementara posisinya benar-benar tidak enak.

Ditengah kegiatan mereka, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Anindya terkejut kemudian langsung melepaskan pangutan bibir mereka meski Arsen tampak tidak rela.

"Cih, dasar wanita murahan." Cibir Clara tersenyum meremehkan.

"Clara, lain kali ketuk pintu nya dulu saat masuk ke kamar orang!" tegur Arsen seraya beranjak dari tidurnya lalu langsung masuk ke kamar mandi.

KALIAN YANG KOMEN MINTA DOBEL UP DAN BILANG JARANG UP BAHKAN GAK MAU BACA LAGI, MAKASIH YA. TAPI BISA NGGAK SIH KALIAN KALO EMANG GAK MAU BACA LAGI NGGAK USAH KOMEN DULU, ITU NGGAK BAIK BUAT MENTAL KU WE.😭😭

JUJUR, AKU JUGA MAU UPDATE BANYAK. TAPI KALIAN YANG MUNGKIN SUDAH TAHU BAHWA AKI INI PELAJAR DAN LAGI SIBUK-SIBUKNYA DI SEKOLAH 😭

UDAH DEH GITU AJA, SEKALI LAGI MAAF YA:))

To be continued

1
febby fadila
ck. klw pandang nyata si
aku milih bang tio
febby fadila
bingun juga aku mau pilih yg mana satunya bikin nyaman tp satu lagi cintaku hadeeeeee pusing

ini ni klw lagu bilang antara nyaman dan cinta jadi bikin dilema
febby fadila
kasihan dong Tio cintanya nggak terbalaskan
febby fadila
aku kira lee tdak bisa menemukan anin ee ternyata ketemu dlm sekejab.. bijak sekali lee...salut sama kamu
febby fadila
klw aku tunggu anakx lahir dulu 5 tahun kemudian kek/Grin/
febby fadila
gimana reaksi arsen pas ketemu di acara nikahan anin pasti shock banget
febby fadila
makax bang mulut tu difilter dikit.
febby fadila
mendiing imponten lbih baik biar ularmu tidak masuk sarang sembarangan /Facepalm/
febby fadila
baru dinyatakan kritis clara udah pergi gimana klw arsen cacat
febby fadila
jangan sampai arsen koma atw hilang ingatan
febby fadila
ayo dady sadarkan anak lelakimu yang oon itu
febby fadila
buat arsen sadar dulu thor baru ketemu anin.. biarkan anin bahagia dengan anakx thor
Siti Hadijah
Luar biasa
febby fadila
jangan buat ketemu dulu thor tunggu anakx besar dulu biar arsen sadar
febby fadila
buat apa cari sen muasin aja harsat kamu itu
febby fadila
apa aku bilang mending pergi jauh dari arsen
febby fadila
kasihan anin
febby fadila
woooo ada jalang teriak jalang /Facepalm//Tongue/
febby fadila
kena batunya arsen /Facepalm/
febby fadila
arsen tu mulut harus di sekolahin de kayakx
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!