seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 : Kebahagiaan, Kesedihan
Sepuluh tahun berlalu kebahagiaan menyelimuti danu dan dari di kesehariannya, kondisi saat ini sari dan danu sudah hidup bersama, sarah dan roy baru saja berumah tangga sudah berumah tangga, mereka hidup di luar negeri, jerry dan maya juga sudah berumah tangga, mereka tinggal di kota, sedangkan mawar masih sendiri, dia mengabdi di desa tempat tinggal nya danu.
Sari “sayang makan dulu, baru ke ladang ya sayang”
Danu “iya sayang”
Sari “sayang boleh gak hari ini sayang jangan lama-lama pulang dari ladangnya”
Danu “memang kenapa sayang”
Sari “sari pengen jalan-jalan saja”
Danu “tidak seperti biasa, ada apa ini?”
Sari “gak tau sayang, rasanya pengen saja duduk di pohong beringin, semenjak kita nikah kan sari jarang duduk sana”
Danu “ya sudah, siang danu sudah pulang, kita makan di rumah saja, terus nanti kita ke pohon beringin duduk disana”
Sari “makasih ya sayang, ya sudah siapkan makanya biar cepat ke ladang, cepat juga ke pulang nya hehehe, boleh kan”
Danu “boleh saja, danu lihat, beberapa hari ini sayang sepertinya pengen terus dekat dengan danu”
Sari “sari kurang tau juga sayang, perasaan sari beberapa hari ini sebenarnya tidak mau ditinggal sih, tapi mau bagaimana sayang kan juga harus mencari nafkah,”
Danu “iya sayang”
kebahagiaan mereka berdua tidak bisa dituliskan, walau hanya dengan sarapan pagi dengan lauk seadanya, tetapi kasih kasih sayang yang mereka jalin adalah adalah kunci kebahagiaan mereka, terkadang harta yang melimpah belum tentu menjamin sebuah kebahagiaan.
Danu “sayang danu berangkat ya, assalamualaikum”
Sari “iya sayang, waalaikumsalam, hati-hati sayang”
Danu” iya sayang”
Aktivitas danu setiap hari ke ladang, danu memilih hidup sederhana, walaupun danu ditawarkan hidup di kota untuk menjalankan bisnis mertuanya, tetapi danu dan sari tidak menerimanya, mereka memilih hidup sederhana di desa sebagai petani.
Danu “sudah hampir siang, waktunya aku pulang, kalau telat yang ada sari bakalan ngambek”
Bumi/Tanah “Assalamualaikum, Danu, kebahagian dan kesedihan akan menghampiri hidup kamu”
Danu “waalaikumsalam, alhamdulillah, innalillahi, sudah lama tidak mendengar bisikan kakek bumi, ada apa kek”
Bumi/Tanah “tidak ada apa-apa, tugas kamu hanya mencerna perkataan kakek, bukan mempertanyakannya”
Danu “iya kek, terima kasih, sudah mengingatkan, assalamualaikum”
Bumi/Tanah “waalaikumsalam”
danu bergegas pulang kerumah, agar istrinya tidak menunggu
Danu “assalamualaikum”
Sari “waalaikumsalam, sudah pulang yang”
Danu “iya sayang”
Sari “capek ya sayang? sari sudah siapkan makan buat kamu sayang, tapi mandi dulu, terus kita sholat, baru kita makan ya”
Danu “iya sayang”
danu masih memikirkan apa yang dimaksud dengan perkataan kakek bumi tadi, tetapi dia tidak mau menceritakan kepada sari, danu takut sari khawatir, karena sari juga tau jika kakek bumi berbisik pasti akan terjadi sesuatu yang besar.
Danu “ayo, kita berangkat sayang”
Sari “iya sayang”
Sari “sudah lama kita gak jalan-jalan seperti ini sayang”
Danu “iya sayang”
Sari “sesekali kita jalan kehutan yuk sayang”
Danu “hmmm, kita lihat nanti ya, danu gak janji”
Sari “ya sudah, seperti ini saja sari sudah senang kok, oh iya sayang, kapan kita main ke kota tempat ibu”
Danu “habis panen saja gimana, kan sebentar lagi kita panen”
Sari “emang kapan kita panen sayang”
Danu “ya paling satu minggu lagi lah sayang”
Sari “ok sayang, iya kau juga sudah rindu sama papa dan ibu”
Danu “iya danu juga sayang, kalau kita ajak bapak sama ibu tinggal di kota gimana?”
Sari “jadi rumah di kota siapa yang menempati”
Danu “kan dengar kabar, sarah sama roy mau balik tuh, jadi ngapain mereka beli rumah lagi, mereka tinggali rumah bapak sama ibu aja”
Sari “benar juga sayang, coba nanti kita waktu di kota, kita bujuk papa dan ibu”
Danu “emang sarah sama roy kemari nya kapan sayang”
Sari “ya kurang lebih satu bulan lagi lah sayang”
Danu “oh ya sudah, kalau begitu, nanti danu telepon sarah atau roy,”
Sari “iya sayang, sudah sampai sayang, rindu dengan kamu beringin, selama aku jadi ibu rumah tangga aku jarang keluar, danu tidak memberi ku keluar”
sari sambil tertawa, bercanda dengan danu
Pohon Beringin “benarkah itu danu”
Danu “tidak kok, sari yang mengada-ngada”
Pohon Beringin “jangan kamu terlalu kekang istrimu danu”
Danu “iya beringin, aku salah,”
Danu “kamu kan sayang gara-gara kamu aku dinasehati sama beringin”
Sari “hehehe, biarin sesekali kan ada yang memarahi kamu sayang, kalau aku yang marahin kamu kan tidak boleh wek”
candaan dan gurauan menjelang sore di bawah pohon beringin, membuat suasana mereka berdua menjadi bahagia, tidak berselang lama anak harimau mella yang mereka beri nama datang, sari sudah tidak takut lagi, karena sari sudah terbiasa dengan kehadirannya, tiba-tiba mella menjilat perut nya sari, sari terkejut”
Sari “kenapa kamu mella, kamu kok menjilat perut ku”
Mella “danu selamat kamu sebentar lagi menjadi ayah”
Danu “ahhh, apa yang kamu bilang mella”
Mella “iya sari saat ini sedang mengandung”
Danu “alhamdulillah”
danu juga langsung mencium perutnya sari, sari terkejut kenapa danu tiba-tiba mencium perutnya sari sama dengan mella, memang untuk bulan ini belum ada menstruasi, tapi itu dia hiraukan saja.
Sari “kamu kenapa sih sayang, aneh, malah ngikutin mella, mau jadi kayak mella”
Danu “bukan loh sayang, saat ini kamu lagi hamil, mella yang bilang”
Sari “hah emang benar, memang sih bulan ini aku belum menstruasi, rencana sari mau cek besok atau lusa, lagian kan lumayan jauh klinik dari desa kita,”
Danu “ya sudah besok kita periksa, ke desa sebelah”
Sari “terima kasih mella”
Mella “sama-sama, danu kamu harus menjaga sari, jangan sering terlalu lama kamu tinggal sari, kalau kau tak menghiraukan kata-kata ku, aku akan menerkam mu”
Danu “iya mella, tidak biasanya kamu bela sari”
Mella “aku juga sama seperti sari, ngerti”
Danu “iya mella”
Danu “tuh kamu di belain sama mella”
Sari “terimakasih mella”
Mella “sama-sama,”
mella pun segera berpamitan meninggalkan mereka berdua. ‘pemberitahuan bahwasanya yang bisa berinteraksi dengan pohon beringin dan harimau hanya danu, danu menjadi jembatan sari dan warga setempat dengan alam.’
Danu “sayang sudah siap? katanya kita mau periksa ke desa sebelah”
Sari “iya sayang”
danu sangat bersemangat, sampai-sampai perkataan bumi tidak jadi pikiran danu lagi sangking senangnya, satu minggu berlalu setelah mereka memeriksakan keadaan sari, mereka berangkat ke kota setelah danu selesai panen, untuk berkunjung ke rumah abizar dan ayu, sambil memberitahukan kebahagiaan mereka rasakan.
Sari membunyikan bel rumah abizar, keluar lah ayu dari rumahnya.
Ayu “yah kamu sari, kenapa tidak bilang-bilang kalau mau ke kota, mas, mas sari dan danu datang ini”
Sari “iya kami tidak mau merepotkan ibu dan papa”
Ayu “sudah masuk-masuk”
Abizar “emang lah kalian, tidak ada berubahnya”
Danu “maaf pak, kami cuma tidak mau merepotkan bapak sama ibu”
walau sari sangat lelah tetapi dia tetap semangat, hari itu juga ia ingin memberitahukan kalau ibu dan papa nya segera menjadi kakek.
Sari “ibu, papa sari mau cerita sama ibu dan papa”
sari yang menghampiri papa dan ibu nya duduk di ruang tamu
Ayu “ada apa sih sari, bukannya kalian istirahat dulu, kalian kan lelah dari perjalanan jauh”
Abizar “iya bawa istirahat danu ke kamar”
Sari “nanti saja pah, danu gak letih kok, iya kan sayang”
Danu “iya papa, kami di jalan juga banyak istirahat”
Ayu “memang kamu mau cerita apa sih, sepertinya ngebet kali mau cerita, ya sudah duduk sini”
mereka berdua duduk dekat ayu dan abizar.
Sari “ibu, papa, sebentar lagi papa sama ibu jadi kakek”
Ayu “hah, kamu hamil ya sari”
Sari “iya bu, sari hamil”
Abizar “alhamdulillah. ya sudah kamu harus banyak istirahat”
Ayu “ayu iya sari, apa lagi kamu masih hamil muda, ajak danu ke kamar biar kalian istirahat”
Sari “iya bu, sayang kita istirahat”
Danu “iya sayang, ibu, pak kami ke kamar dulu”
Abizar “iya danu”
tampak kebahagiaan terpancar raut wajah abizar dan ayu
Ayu “mas, tolong bujuk danu deh, biar selama sari hamil mereka tinggal disini, kasihan sari, adik takut kalau di dia di desa semua apa-apa sendiri”
Abizar “iya sayang, nanti coba amas bujuk danu. kalau apa sekalian mereka tinggal di kota, biar danu yang melanjutkan perusahaan mas dek”
Ayu “kalau masalah itu terserah mas, karena mas yang mengerti”
Abizar “ya sudah, kita telepon sarah saja, papa juga rindu dengan nya”
Ayu “ya sudah pah”
tut.tut.tut suara telepon abizar memanggil
Sarah “assalamualaikum pah. mah”
Abizar dan ayu “waalaikum salam anak ku,”
Abizar “apa kabar kamu anak sayang,”
Sarah “alhamdulillah baik pah, kabar papa sama mama gimana”
Abizar “alhamdulillah baik nak, oh iya kakak mu di sini ini, sama danu”
Sarah “yah gak ngabarin kakak sama sarah,”
Ayu “iya nak, ibu sama papa mu saja tidak dikabari, kalau dia mau kemari, tiba-tiba sudah ada di depan rumah”
Sarah “kebiasaan tuh kak sari sama kak danu, mana dia mah”
Ayu “baru saja mereka berdua masuk kamar, mereka istirahat soalnya merek juga baru sampai. oh iya kapan kamu balik ke indonesia”
Sarah “paling bulan depan atau dua bulan lagi lah mah, kelarin urusan roy sama sarah dulu disini”
Ayu “oh ya sudah, nanti kabari ya kalau mau balik,”
Sarah “iya mah”
Abizar “oh iya roy mana sayang”
Sarah “oh roy sudah tidur ini pah”
Abizar “ya sudah”
Ayu “oh iya sarah kakakku hamil”
Sarah “alhamdulillah, memang dasar tuh sari, bukan dia kabari sarah, ya sudah mah nanti sarah telepon dia, mau sarah marah sama dia”
Ayu “yah kok malah kamu yang kayak mamah tukang merepet, sikit-sikit merepet kalau gak dikabarin”
Sarah “ yah emang sudah kayak gitu, tapikan cerewet demi kebaikan”
Ayu “iya-iya mamah ngerti, ya sudah, jangan lupa jaga kesehatan kalian di sana, kalau ada masalah langsung kabari”
sarah “iya mah, mama sama papa juga jaga kesehatan, assalamualaikum”
Ayu dan Abizar “waalaikumsalam”
tidak berselang lama sarang mematikan telepon dengan papanya, sarang langsung menelepon sari.
Sarah “assalamualaikum”
Sari “waalaikumsalam, ada apa dik”
Sarah “pintar ya, kakak ke rumah mama, gak bilang-bilang”
Sari “iya kakak sama kak danu tidak mau menyusahkan loh
Sarah “bukan gitu masalahnya, kalau kalian di jalan ada masalah gimana”
Sari “iya maaf deh”
Sarah “terus kakak hamil, gak ngabarin aku”
Sari “lupa kakak dik”
Sarah “dasar lu kak, kirim nomor rekening kau kak, beli untuk calon ponakan ku, jangan kau bilang tidak, sekarang aku berangkat dari paris, ku tampar kau kak”
Sari “jah marah, iya-iya, nak. lihat tante kamu ini lagi marah, lama-lama kau kayak ibu ya dik, sudah kayak Mak lampir kalau lagi marah”
Sarah “biarin ini demi kebaikan kau juga kan”
Sari “iya-iya, ya sudah kakak mau istirahat dulu ya,”
Sarah “ok, kau kirim cepat nomor rekening kau kak, ya sudah banyak istirahat kau kak, jangan terlalu capek-capek, kau lagi hamil muda”
Sari “iya bawel kakak, assalamualaikum”
Sarah “waalaikumsalam”
beberapa hari mereka di kota, danu banyak diam saja, bisikan-bisikan kesedihan dari alam yang danu rasakan, membuat danu sedikit sedih, padahal kebahagiaan menghampirinya, danu teringat perkataan kakek bumi,
Danu “(didalam hati) apa ini yang dimaksud kakek bumi ya, aku merasa gelisah, merasa pusing, merasa ingin marah, apa ini yang di maksud dengan kakek bumi”
Sari “yang, kamu kenapa sih kalau di kota kurang nyaman”
Danu “iya sayang, aku hanya mendengarkan bisikan-bisikan kesedihan dari alam, bukan aku tidak senang di sini”
Sari “ya sudah, jangan kamu pikirkan terus nanti yang ada kamu sakit lagi”
Danu “iya sayang”
suara hp danu berdering, dia lihat kepala desa menelpon.
Danu “assalamualaikum, ada apa pak”
Kepala Desa “waalaikumsalam dan ada masalah di desa, tiga harimau turun ke desa dan”
Danu “ ada apa lagi gak biasanya mereka turun, apa warga ada masalah dengan mereka”
Kepala Desa “tidak ada dan, tapi harimau itu terus di depan rumah kamu, tidak mau pergi”
Danu “apa harimau mengganggu warga”
Kepala desa “tidak dan, harimau itu tidak mengganggu, tetapi warga jadi ketakutan, kapan kamu balik ke desa dan”
Danu “ya sudah besok saya pulang”
Kepala Desa “ok danu terimakasih, assalamualaikum”
Danu “waalaikumsalam”
danu menutup telepon dari kepala desa, lalu sari menanyakan ada apa masalah di desa
Sari “ada apa sayang”
Danu “harimau turun dari hutan ke desa”
Sari “apa sayang, apa warga ada masalah dengan harimau”
Danu “kata kepala desa tidak ada sayang, makanya danu juga bingung ini”
Sari “jadi kapan kamu balik ke desa”
Danu “besok sayang, kamu di sini saja nanti kalau selesai masalahnya aku akan kembali”
Sari “ya sudah, tapi kita permisi dulu dengan papa dan ibu ya”
Danu “pasti lah sayang”
mereka langsung keluar dari kamar mereka, dan membicarakan permasalahan ini kepada abizar dan ayu. setelah abizar dan ayu tau permasalahannya danu diberi izin, tetapi harus di antar dengan pak manto, danu mengiyakan kemauan ayu dan abizar.
keesokan hari danu berangkat ke desa, untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di desa, di perjalanan danu mengalami kecelakaan dengan keadaan danu yang parah hingga di ruangan ICU, keluarga menunggu dengan cemas, sari hanya bisa menangis, bahkan sarah dan roy yang berada di paris meluncur balik ke indonesia, jerry dan maya juga datang, tak lupa juga mawar yang berada di desa juga datang. suasana kesedihan menyelimuti mereka semua, sedangkan keadaan pak manto juga parah tetapi tidak separah danu.
sudah satu minggu koma, harimau masih berada di depan rumahnya danu tidak sedetik pun pindah, malam itu sangat dingin sari rasakan sari menunggu di samping danu.
Jari danu bergerak, itu dirasakan oleh sari, sari langsung terbangun dari tidurnya.
Sari “yang, yang”
Danu “iya sayang”
danu tersenyum dan berkata dengan sari, dan ini adalah perkataan terakhirnya
Danu “sayang kamu jangan sedih”
Danu “sayang waktu ku sudah dekat”
Danu “sayang ku titipkan desa dengan kamu, dan anak kita”
Danu “sayang aku sudah dijemput dengan bapak dan ibu”
Sari “sudah jangan banyak bicara dulu yang, kamu kuat sayang”
Danu “sayang titip salam sama semuanya, aku minta maaf”
Sari “sudah cukup sayang”
Danu “aku sudah lelah, aku ingin istirahat”
mata danu terpejam, membuat alat deteksi dari yang turun naik menjadi hanya garis lurus horizontal
Sari “sayang, sayang, sayang bangun, dokter, dokter”
sari berteriak sehingga yang di luar pun masuk dan memanggil suster penjaga, gelengan kepala suster menandakan bahwa danu sudah tiada, pecah lah tangisan si ruangan itu. Segera roy mengurus semuanya untuk pemulangan jenazah danu ke desa.
jenazah danu di bawa ke desa untuk dikuburkan di sana, setelah jenazah datang, harimau pun pergi dari rumah danu dan masuk kedalam hutan.
Kepala Desa “hmmm, ternyata harimau itu pertanda kalau danu akan meninggal, ternyata hewan lebih peka dari kita.
Pak Soleh “iya pak, aku sangat kehilangan danu”
Kepala Desa “bukan kamu saja, tetapi seluruh warga, mari kita berikan penghormatan terakhir kita untuk danu”
pagi itu cuaca mendung dan hujan gerimis, bahkan air sungai berubah warna menjadi kegelapan, dan pepohonan di hutan daunnya seperti tertunduk semua, para warga sangat heran dengan kejadian ini
Pak soleh “bahkan alam pun kehilangan danu pak”
Kepala desa “iya kamu benar leh”
Kepergian danu untuk selamanya membuat keluarga, terutama sari sangat terpukul, warga dan alam juga merasa kehilangan sosok danu.