Di era 90-an tanpa ponsel pintar dan media sosial, Rina, seorang siswi SMA, menjalani hari-harinya dengan biasa saja. Namun, hidupnya berubah ketika Danu, siswa baru yang cuek dengan Walkman kesayangannya, tiba-tiba hadir dan menarik perhatiannya dengan cara yang tak terduga.
Saat kaset favorit Rina yang lama hilang ditemukan Danu, ia mulai curiga ada sesuatu yang menghubungkan mereka. Apalagi, serangkaian surat cinta tanpa nama yang manis terus muncul di mejanya, menimbulkan tanda tanya besar. Apakah Danu pengirimnya atau hanya perasaannya yang berlebihan?
“Cinta di Antara Kaset dan Surat Cinta” adalah kisah romansa ringan yang membawa pembaca pada perjalanan cinta sederhana dan penuh nostalgia, mengingatkan pada indahnya masa-masa remaja saat pesan hati tersampaikan melalui kaset dan surat yang penuh makna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom alfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30: Mulai Bersama
Seiring waktu berlalu setelah pemberian kaset terakhir, hubungan Rina dan Danu perlahan berubah. Kini mereka tak lagi sekadar bertukar kaset atau mengobrol sambil tertawa tanpa arah. Mereka saling terbuka—bukan hanya soal lagu atau film favorit, tapi juga tentang perasaan, impian, dan kekhawatiran masing-masing. Setiap pertemuan jadi lebih bermakna, dan diam-diam keduanya mulai menikmati hubungan yang perlahan berkembang ini.
Suatu pagi, saat Rina tengah sibuk dengan buku catatannya di perpustakaan sekolah, Danu datang dengan wajah cerah dan langsung duduk di sebelahnya. Tanpa basa-basi, Danu menyodorkan secarik kertas kecil.
“Apaan nih?” Rina menyipitkan mata, menatap secarik kertas yang disodorkan Danu.
“Kejutan,” kata Danu singkat sambil tersenyum.
Rina membuka lipatan kertas itu dan membaca beberapa baris tulisan tangan Danu. Ternyata itu adalah lirik lagu yang pernah mereka bahas dan sempat ingin mereka cari, tapi tidak pernah ketemu. Liriknya sederhana, namun terasa hangat dan dekat. Danu menatapnya dengan ekspresi bangga, seolah-olah baru saja berhasil menemukan harta karun.
“Kamu akhirnya nemuin lagu ini?” tanya Rina sambil tersenyum senang.
“Ya, akhirnya aku nemuin kasetnya minggu lalu di pasar loak,” jawab Danu sambil tertawa kecil. “Langsung kepikiran buat ngasih kamu liriknya.”
Rina tersenyum, merasa terharu. “Kamu selalu punya cara bikin hal-hal kecil jadi istimewa.”
“Aku belajar dari kamu juga, kok,” balas Danu sambil menatapnya dengan penuh arti.
Hari itu, mereka berjanji untuk menemui satu sama lain setelah sekolah di taman kota yang jaraknya cukup jauh dari sekolah mereka. Tempat itu memiliki suasana tenang dan menjadi lokasi favorit bagi orang-orang untuk berkumpul. Mereka ingin mendengarkan lagu itu bersama-sama di sana, dengan suasana yang berbeda dari biasanya.
Saat sekolah usai, mereka pun berjalan bersama menuju taman kota. Cuaca sore itu cerah dengan langit yang mulai berwarna jingga, memberi nuansa yang tenang namun penuh harapan. Mereka memilih duduk di bangku kayu di dekat danau kecil di taman tersebut.
Danu mengeluarkan walkman miliknya dan memasukkan kaset yang berisi lagu yang liriknya baru ia berikan pada Rina tadi pagi. Saat musik mulai terdengar, mereka duduk diam, menikmati setiap nada dan lirik yang mengalun. Rina merasa lagu itu benar-benar cocok untuk menggambarkan hubungan mereka—sederhana, tapi penuh makna.
Rina menyandarkan kepalanya pada bahu Danu, merasa nyaman dan damai. Ia tidak mengatakan apa-apa, tapi dalam keheningan itu, mereka berdua saling memahami perasaan masing-masing. Untuk pertama kalinya, Rina merasa bahwa hubungan mereka ini tidak hanya tentang kaset-kaset atau percakapan ringan. Hubungan ini lebih dari itu; ini adalah tentang kepercayaan, kebersamaan, dan harapan untuk masa depan yang ingin mereka jalani bersama.
“Rina, kamu tahu kan… kamu selalu jadi bagian yang spesial buatku?” bisik Danu sambil tetap menatap danau di depan mereka.
Rina mengangguk pelan. “Aku tahu, Danu. Dan kamu juga begitu buatku.”
Mereka duduk di sana cukup lama, tak banyak bicara, hanya menikmati suasana. Matahari perlahan tenggelam, meninggalkan warna jingga yang menyelimuti taman. Saat hari mulai gelap, Danu bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangan pada Rina.
“Yuk, kita pulang.”
Rina meraih tangan Danu, dan mereka berjalan pulang bersama. Meskipun mereka tidak resmi menyatakan diri sebagai sepasang kekasih, keduanya tahu bahwa hati mereka sudah saling terikat. Hubungan mereka tumbuh secara alami, tanpa perlu label, tapi penuh kepastian.
Di sepanjang perjalanan, mereka membicarakan hal-hal kecil—tentang rencana liburan, tentang pelajaran yang mereka anggap susah, dan tentang musik-musik baru yang mungkin akan mereka dengarkan bersama. Rina merasa bahwa semuanya terasa sempurna, meskipun sederhana.
Dalam hati, Rina sadar bahwa kaset-kaset yang mereka tukarkan selama ini bukan hanya sekadar benda, melainkan simbol dari perasaan yang tumbuh secara perlahan namun pasti. Kaset-kaset itu telah mengikat mereka dalam ikatan yang tak terucapkan namun sangat kuat.
Seiring mereka melangkah pulang, Rina tiba-tiba berhenti dan menatap Danu dengan wajah serius. “Danu, menurut kamu, kita akan tetap seperti ini, kan?”
Danu menatapnya, lalu mengangguk pelan. “Selama kita masih percaya sama apa yang kita rasain, aku yakin kita bisa.”
Mereka melanjutkan langkah, kali ini dengan perasaan yang lebih mantap. Mungkin di masa depan, hubungan mereka akan diuji oleh berbagai rintangan, tapi mereka percaya bahwa semua momen dan kenangan yang telah mereka ciptakan bersama akan menjadi kekuatan untuk menghadapi semuanya.
Hari-hari berikutnya, hubungan Rina dan Danu terus berkembang dengan kehangatan dan kebersamaan. Mereka saling mendukung dalam setiap langkah, saling memberi semangat, dan terus menikmati momen-momen sederhana yang mereka ciptakan bersama. Kaset-kaset yang mereka kumpulkan pun menjadi kenangan berharga yang akan selalu mereka simpan, sebagai simbol dari perjalanan mereka berdua.
Di setiap pertemuan, Danu masih sering membawakan Rina kaset-kaset baru, meskipun kali ini bukan untuk menyampaikan perasaan yang tersembunyi, melainkan untuk merayakan kisah yang sudah terungkap. Kaset-kaset itu menjadi pengingat bahwa hubungan mereka dimulai dengan cara yang sederhana, namun berkembang menjadi sesuatu yang indah dan mendalam.
Mereka tahu, kisah ini tidak akan selalu mudah. Tapi mereka percaya, selama mereka bersama, mereka akan terus melangkah, menjalani hari-hari dengan penuh cinta dan harapan. Kaset-kaset, surat-surat cinta, dan kenangan indah yang mereka ciptakan akan selalu menjadi bagian dari perjalanan cinta yang sederhana namun bermakna ini.
Sambil berjalan di bawah langit malam yang penuh bintang, mereka melangkah menuju masa depan dengan perasaan bahagia yang tak terlukiskan—berawal dari cinta yang tumbuh di antara kaset dan surat cinta, kini mereka memulai babak baru dalam hidup mereka, bersama-sama.