NovelToon NovelToon
The Power Of Mbak Jamu

The Power Of Mbak Jamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:139.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Tidak pernah terbersit di pikiran Mia, bahwa Slamet yang sudah menjadi suaminya selama lima tahun akan menikah lagi. Daripada hidup dimadu, Mia memilih untuk bercerai.

"Lalu bagaimana kehidupan Mia setelah menjadi janda? Apakah akan ada pria lain yang mampu menyembuhkan luka hati Mia? Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Power Of Mbak Jamu. Bab 15

Di ruang tamu rumah mewah saat ini nenek tengah menunggu kedatangan Mia. Tetapi nenek yang sudah mempunyai tiga cucu dari kedua kakak Vano itu, kini kecewa. Sudah dia pastikan bahwa Mia tidak jadi datang dalam lebatnya hujan seperti sekarang.

"Sudahlah Mam, kalau hujan sudah reda nanti kita lebih baik ke dokter saja" jawab Dona yang sejak tadi selalu menjelek-jelekkan Mia. Jamu palsu, cara membuatnya tidak bersih, kalau di urut malah bengkak, dan perkataan yang intinya menjatuhnya Mia. Begitulah cercaan Dona yang hanya di dengar nenek.

"Kamu salah Dona" Nenek membantah ucapan Dona. Mengatakan bahwa kakinya sebelum di pijat tadi sakit sekali, tetapi sekarang sudah lebih ringan.

"Atau begini saja Mam, aku pesan obat online saja ya" Dona membujuknya dalam hati tidak ingin tukang jamu itu datang.

"Tidak Dona, Mama bosan minum obat terus" nenek keukuh dengan keputusannya.

Karena calon mertua tidak mau mendengarkan kata-katanya, Dona pun ke ruang kerja Vano. Di dalam sana, Vano masih mantengin komputer. Tentu saja melanjutkan pekerjaan yang tadi siang dia tinggalkan.

"Van..." ucap Dona.

"Heeemm..." hanya itu jawaban Vano tanpa menoleh. Tentu saja Dona merengut merasa diabaikan sana, sini .

"Kamu akhir-akhir ini sibuk terus Van, nggak ada waktu buat aku" Dona sudah kesal dengan Paulina, kini ditambah lagi kesal dengan Vano. Sengaja hujan-hujan datang kemari tetapi dicuekin.

"Sekarang kan memang waktunya kerja Na, kalau tadi aku pulang itu, karena di telepon Mama" Vano menjelaskan.

"Kamu pulang karena tukang jamu itu mau datang bukan? Jangan jadikan Mama alasan" tuduh Dona. Dona memang orangnya cemburuan hingga kadang kelewatan.

"Mulai deh" Vano melempar tatapan sekilas dengan wajah dingin. Setiap hari Dona selalu mengajak ribut, tetapi yang diributkan hanya itu-itu saja.

"Kamu jangan seperti anak kecil Dona, Mbak jamu datang itu karena Mama," Vano mencoba untuk bersabar.

"Bohong saja terus," Bantah Dona. Dona menoleh Vano dengan harapan, Vano mendekat dan merayunya seperti yang sudah-sudah tiap kali Dona ngambek. Tetapi Vano sama sekali tidak bergerak dari duduknya.

"Kalau kamu tidak percaya ya sudah" Vano menjawab pendek. Lebih baik bekerja daripada ribut. Tanganya bergerak mengetik tidak mau menoleh Dona. Vano tahu jika diladeni Dona akan terus mengajak ribut dan merusak mood.

"Kalau gitu aku pulang" gertak Dona, segera bangkit dari duduknya yang berada di sebelah Vano. Dia sengaja melambatkan langkah agar Vano mencegahnya. Namun, hanya terdengar keyboard yang menggema. Dona melanjutkan keluar sembari menghentakkan kaki. Tidak menyangka bahwa Vano akan secuek itu. Dona menyangka, Mia penyebabnya. Padahal jika Dona berpikir, sikap Vano berubah itu karena ulahnya sendiri.

Tiba di depan pintu, Dona disuguhkan dengan pemandangan yang tidak dia suka. Di sana sudah ada Mia tengah cekikikan dengan Paulina. Rupanya Mia menceritakan ketika masuk ke rumah ini memanjat pagar.

"Mia... kamu ini lucu sekali" Ibu sepuh tertawa sambil memegang perut. Lalu menceritakan bahwa di sudut pagar ada bel.

"Mam, aku pulang" pamit Dona dengan raut wajah yang tidak baik-baik saja.

Mia yang awalnya tertawa pun seketika berhenti, karena tatapan mata Dona kepadanya setajam pisau belati.

"Kamu pulang sendiri? Vano mana?" Tanya Paulina.

"Dia sibuk Mam" jawab Dona sambil berlalu pergi.

"Anak itu... selalu ngambek" ujar nenek, memandangi Dona hingga tidak terlihat disambung hembusan napas yang panjang.

Mia hanya diam tidak mau ikut campur karena itu privasi keluarga ini, walaupun dalam hati heran. Mia pernah mendengar bahwa Dona dengan Vano itu hanya sebatas hubungan kekasih, tetapi mengapa bisa Dona dengan Vano berada dalam satu ruangan.

"Kalau gitu, saya juga pulang Ibu sepuh" Mia merasa tidak nyaman melihat wajah Paulina tidak ceria seperti tadi.

"Di luar masih hujan, sebaiknya kamu menginap saja," Paulina tidak tega jika Mia pulang sekarang, walaupun masih jam delapan. Berbeda dengan Dona yang mengendarai mobil sendiri.

"Terimakasih Ibu sepuh, lain kali saja" Mia beralasan jika menginap disini tidak bisa membuat jamu pagi-pagi sekali. Walaupun alasan itu benar.

"Besok jangan lupa jamunya di antar ya" pesan nenek. Nenek minta, jamu yang dia pesan agar Mia antar ke kantor saja. Paulina adalah salah satu pemilik saham di PT Sandranu. Maka dia pun harus menghadiri rapat penting yang akan diselenggarakan jam sembilan pagi.

"Tapi kaki Ibu sepuh kan masih sakit," Mia tidak habis pikir. Padahal sudah ada Vano tetapi masih juga akan menghadiri rapat.

"Sudah nggak sakit kok, berkat kamu," nenek menggerakkan kakinya.

"Baik Bu" Mia pun salim tangan lalu beranjak.

"Bibi... tolong panggil Vano agar mengantarkan Mia" titah nenek. Tetapi Mia menolak, lalu cepat keluar dari rumah itu. Mia tidak mau membuat masalah. Begitu membuka pagar, taksi yang dia pesan sudah menunggu. Hujan hanya tinggal gerimis kecil saja, Mia ambil payung yang dia simpan di pinggir gazebo ketika baru tiba sore tadi.

**************

Pagi ini cuaca mendung tetapi tidak hujan, Mia yang sudah menggendong bakul dengan berpakaian baju kebaya telah turun dari angkutan. Tanpa ragu dan malu, dia masuk ke PT Sandranu grup. Sebelum jualan keliling, Mia mengantarkan pesanan nenek lebih dahulu.

"Eh, kok ada tukang jamu masuk kesini sih?" Bisik para karyawan yang belum masuk karena belum jam delapan. Mereka heran karena tidak biasanya satpam mengizinkan orang baru masuk

"Iya, kok aneh, aku bicara dengan satpam ya," ucap salah satu dari mereka.

Tak tak tak.

"Mbak Mia ya?" Tanya satpam sebelum para karyawan memanggilnya, satpam yang sudah kenal Mia karena dipesan Paulina pun menghampiri.

"Iya Pak"

"Mari ikut saya Mbak" kata satpam segera berlalu akan mengantar Mia ke ruangan Paulina. Tetapi ketika lewat di depan ruang meteeng ada yang memanggil Mbak Jamu.

"Saya Bu" Mia dengan satpam pun berhenti di hadapan sekelompok pria dan wanita yakni para kepala bagian masing-masing divisi yang akan menghadiri rapat.

"Jamunya masih ada Mbak?" Tanya wanita cantik salah satu dari mereka, yakni kepala divisi.

"Masih Bu, Ibu mau coba?" Mia tersenyum manis.

"Saya mau beras kencur"

"Baik Bu" Mia menurunkan bakul ke lantai, lalu menuang jamu untuk si ibu. Puluhan orang di tempat itu memperhatikan Mia, terutama yang pria. Bukan memperhatikan jamu tersebut tetapi wajah cantik Mia.

"Waaahhh... seger banget" kata wanita yang sudah meneguk jamu.

"Saya juga mau Mbak" Satpam pun ikut membeli. Semua yang berada di tempat itu pun memesan tidak terkecuali pria dan wanita.

Muncul seorang pria yang tengah membawa pel, sapu, dan ember, baru keluar dari ruang meteeng berhenti di depan pintu memperhatikan Mia yang dikerubungi pembeli.

"Mia..." gumamnya lirih.

"Kamu kenapa ikut berdiri disini? Apa ruangan sudah bersih semua" Semprot Supervisor cleaning service, bukan hanya mengejutkan pria itu.

Mia pun kaget lalu mendongak menatap ke arah pintu. Mia melihat pria itu sempat melirik ke arahnya, tetapi sedetik kemudian si pria menunduk.

Tak tak tak.

Ruangan itu mendadak sunyi. Tatapan Mia beralih kepada pria dari arah lain, keduanya sempat bertemu pandang. Namun, pria tampan pun melangkah hendak masuk ke ruang rapat. Orang-orang yang berada di tempat pun minggir memberi jalan orang nomor satu di PT Sandranu grup, kemudian mengikuti.

Entah kemana perginya Slamet, Mia pun segera menggendong bakul yang sudah kosong. Mia mengucap syukur karena laris manis, kemudian mengantarkan jamu ke ruangan Paulina yang sudah siap berangkat ke ruang rapat.

"Ibu hanya sendiri?" Mia memeriksa kaki Paulina.

"Tidak apa-apa, kaki saya sudah normal" Paulina terkekeh. Nenek itu pun mengait lengan Mia, berjalan bersama sambil ngobrol lalu berpisah di depan ruang meteeng.

Mia memutuskan untuk pulang ketika tiba di loby, seorang wanita tiba-tiba saja hendak melayangkan tamparan, tetapi bukan Mia jika tidak bisa menangkis.

~Bersambung

1
Yuli Purwati
ilmu kanuragannya di turunkan pada mbak Sri aja mbak Mia😁😁tapi tetap di pantau gitu lho,kerja dari balik layar biar Ndak capek2 banget.
Dewi Anggya
ilmunya diwariskan sm Sri Mia... jd kamu tinggal mengarahkan saja... kasih kepercayaan penuh buat Sri... biar Jaka makin lengket juga.. cieeeee yg linggisnya udh dpt asupan giziii semoga segera dpt kabar baik nihhhh... 😘😘😘😘
Buna Seta: 🤣🤣🤣❤❤❤
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
lanjutkan doonk
Buna Seta: Yup 💪
total 1 replies
biby
serahkan PD Sri saja usahamu Mia
kmu tinggal pantau sbg bosx
Buna Seta: Sri nggak bisa buat kue
total 1 replies
Yuli Purwati
kasihan Elya kalau begini.semoga Elya ngikutin papa nya.bukan emaknya yang 🤐
Buna Seta: Yang yangan
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
naaaah... mantap
Buna Seta: Terkendali
total 1 replies
Dewi Anggya
iya elya gk boleh ganggu om vano ya cantik👍😘 heey vania anakmu aja tau klo si Mia baik... sayang hatimu busuk😤😤
Buna Seta: Betul betul
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
selamat membaca semoga terhibur
Buna Seta: Terimakasih
AbhiAgam Al Kautsar: biasa tinggal komen.. padahal betapa susahnya membuat cerita yg berkesan
total 3 replies
Yuli Purwati
pasti yang teriak Elya anaknya Vania tuh.elya jangan ikut jejak mama mu ya nak.elya harus jadi anak yang baik,jadi orang yang baik.ini si Vania sepertinya perlu tes kejiwaan deh Thor.dan semoga tidak ada seorangpun yang mau menjamin untuk membebaskan vania.ih...ngeri banget lho obsesinya
Kakak Shanuum
itu elya bukan?
Buna Seta: Bab selanjutnya
total 1 replies
Yuli Purwati
astaghfirullah....sampai separah ini ternyata perbuatan Vania😱😱wah wah wah....kalau seperti ini ya jangan sampai bebas dengan mudah deh Thor.macam psikopat aja si vania.ya ampun......parah banget berarti ya....
Buna Seta: Aku kira ketupat sayur 🤣
total 1 replies
Asyatun 1
lanjut
Buna Seta: ❤❤❤👍👍👍
total 1 replies
Dewi Anggya
si cempreng spa ituuu
Buna Seta: Cempreng
total 1 replies
Dewi Anggya
aduuuuh spa ituuu
AbhiAgam Al Kautsar
kaget lagi...
Yuli Purwati
lanjut
munaroh
buna, skrg up nya sehari sekali yaa? aq klo sore nungguin lohh, karena biasanya njenengan up 2x. sehat² author buna
Buna Seta: Lagi sibuk kak besok insyaallah 2 kali
total 1 replies
Yuli Purwati
Vania belum ada tanda2 merasa bersalah ya.berarti kurang nih Thor hukumannya.
Kakak Shanuum
engga ada akhlak apa ya vania,udah putus urat malu nya.boro2 minta maaf,terimakasih aja ga ada padahal udah dibesarin.coba kalo dibiarin dijalan ya jadi gembel.
Dewi Anggya
diiiih ternyata vania lebih brbhaya dr Dona... sedikitpun tdk ada penyesalan dn kt maaf yg terucapkn model gini buang ke kutub utaraaaaa😤😤😤🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!