NovelToon NovelToon
Selalu Salah Pilih Suami

Selalu Salah Pilih Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Cerai / Pelakor
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.


Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.


Terima kasih untuk semua support kalian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33

Pagi hari selalu diawali Lizda dengan penuh semangat.

Di ruang makan pagi ini tidak ada yang absen, semua duduk dengan tenang menikmati hidangan yang selalu dibuat Vonny untuk keluarga.

Vonny menegur Lizda yang sedang menyuapi Aska. "Semalam itu siapa Liz? Jangan terburu-buru ingatlah kalau pernikahan itu tidak semanis diawal. Kamu baru saja mengalami kepahitan yang luar biasa, bukan hal aneh ketika statusmu berubah akan banyak laki-laki yang mendekatimu."

"Cuma rekan bisnis biasa, kebetulan kantornya sedang bekerja sama dengan showroomku," jawab Lizda.

Lizda sendiri belum sepenuhnya percaya pada John, dia takut akan mengalami hal yang justru lebih buruk jika menjalani hubungan baru.

Vonny memandang Lizda dengan bijak. "Rekan bisnis atau tidak, kamu harus berhati-hati. Jangan biarkan kebaikan seseorang menutupi penglihatanmu akan kebenaran."

Lizda tersenyum lembut, "Aku tahu, Mama. Aku hanya ingin fokus pada pekerjaan dan Aska saat ini."

*

*

Perkataan Vonny semakin membuat Lizda berpikir keras untuk melanjutkan hidupnya ke depan. Selama perjalanan sampai di showroom dia hanya memikirkan bagaimana kehidupannya tanpa suami atau dia akan mencari laki-laki yang akan menjadi suaminya.

Lizda meletakkan pena di atas meja, menghela napas panjang. Seharian penuh bekerja di showroom membuatnya lelah. Saat itu, dia memandang jam dinding dan memutuskan untuk beristirahat. Lizda mengambil ponsel dan menghubungi Sari.

Lizda: "Hai Sar, aku butuh liburan dari pekerjaan. Mau ngajak kamu minum-minum di Bar Milano?"

Sari: "Aku siap! Aku juga butuh hiburan. Jam berapa?"

Lizda: "Satu jam lagi kamu bisa jemput aku di showroom?"

Sari mengiyakan ajakan Lizda dan bersiap-siap untuk menjemput sahabatnya itu. Sedangkan Lizda segera memberi kabar Vonny karena akan pulang terlambat sehingga Aska harus di jaga oleh pengasuh.

Mereka tiba di Bar Milano, suara musik dan cahaya neon menyambut. Sari dan Lizda duduk di bar, memesan minuman favorit. Terhitung masih pagi tiba di bar pada pukul 7, kebanyakan orang akan ramai di tengah malam.

"Aku capek sekali, Sari. Pekerjaan di showroom terlalu berat." ucap Lizda memulai percakapan.

"Kamu butuh istirahat, Liz. Ceritakan tentang John. Apa kabarnya? Kemarin kalian sempat pergi bersama bahkan membawa anak kalian masing-masing. Apa sudah sejauh itu?"

Lizda tersenyum kecut. "Aku ragu, Sari. Aku takut terluka lagi. Lagipula masih sangat dini untuk memutuskan."

Tiba-tiba Lizda melihat seseorang seperti Daniel sedang melintas di sampingnya. Dia mencoba mengacuhkan pandangannya, bisa jadi itu hanya bayang-bayang saja.

Lizda berusaha fokus pada percakapan dengan Sari, tapi matanya tidak bisa berhenti mencari sosok itu. Dia merasa tidak nyaman dan cemas.

"Liz, ada apa? Kamu terlihat takut." ucap Sari yang melihat temannya berekspresi ketakutan.

Lizda menelan ludah. "Aku pikir aku melihat Daniel. Tapi itu tidak mungkin, kan? Tempatnya bekerja bukan di sini, apa iya dia mengikutiku?"

Sari memegang tangan Lizda. "Jangan khawatir, Liz. Mungkin itu hanya perasaanmu saja."

Mereka menikmati waktu bersama, seperti anak muda tanpa beban. Sampai Lizda hampir mabuk karena terlalu banyak minum, Sari membiarkannya agar dia merasa lebih lega. Namun ternyata tiba-tiba Daniel muncul di hadapan mereka.

Lizda dan Sari terkejut saat Daniel muncul di hadapan mereka, senyum sinis terukir di wajahnya.

"Aku tidak terpikir akan bertemu kamu lagi, Lizda. Sudah sejak tadi aku mengawasimu," kata Daniel, suaranya dingin.

Lizda terbelalak, wajahnya pucat. Sari mencoba melindunginya.

Daniel melangkah mendekat. "Kamu tidak bisa menghindariku selamanya, Liz. Hubungan kita tidak akan pernah berakhir sekalipun kamu menikah lagi. Selamanya aku akan berada di dekatmu, seperti hari ini kita bertemu tanpa sengaja kamu masih tidak percaya kita berjodoh?"

Lizda merasa pusing, napasnya sesak. Dia mencoba berbicara, tapi tidak ada suara yang keluar. Tubuhnya lemas, dan dia pingsan.

Sari berteriak, "Lizda! Bangun!"

"Aku akan membawanya." Daniel tersenyum dan langsung menggendong tubuh Lizda. Menepis tangan Sari yang mencoba menghalangi.

Dengan cepat Daniel memasukkan Lizda ke dalam mobil meninggalkan Sari yang panik. Meskipun mengejar dan meminta tolong percuma karena tenaganya kalah dengan Daniel. Dalam sekali hempas, tubuh Sari tersungkur di tanah.

Sari gemetar menghubungi John. "John, Lizda diculik Daniel! Tolong, kita harus mencari dia!"

John terkejut. "Apa? Beri aku lokasi terakhirnya."

*

*

Sari dan John berusaha mencari Daniel ke rumahnya meskipun tahu bahwa tidak mungkin Daniel membawa Lizda ke rumah, setidaknya mereka bisa mendapatkan informasi dari keluarga Daniel.

John dan Sari tiba di rumah Daniel, mencari informasi tentang keberadaannya. Mereka mengetuk pintu dan Ayah Daniel, Pak Hhendra keluar membukakan pintu.

"Pak, kami mencari Daniel," kata John.

Pak Hendra terkejut. "Apa? Daniel sedang mengikuti seminar di Bar Milano, dan menginap di Hotel Grand Majestic. Ada masalah?"

"Tidak ada, Pak. Kami mohon izin dulu menemui Daniel, permisi."

Setelah mendapatkan informasi mereka bergegas menuju hotel yang di beritahukan Hendra.

Hotel Grand Majestic

"Selamat malam, kami mencari tamu bernama Daniel menginap di kamar berapa?" tanya John.

"Mohon maaf, Pak. Kami tidak bisa memberitahukan informasi pribadi dari tamu kami, jika memang beliau rekan kerja bapak silahkan di hubungi terlebih dahulu," jawab receptionist dengan sopan menolak memberitahukan kamar Daniel.

"Mbak, saya sedang menelpon polisi untuk ke sini. Apakah mau hotel ini viral karena kasus penculikan, pasti kalian lihat ada tamu yang menggendong perempuan dalam keadaan pingsan!" pekik John, Sari hanya terdiam bingung memikirkan Lizda.

Dua pegawai hotel saling berbisik.

"Baiklah jika memang kalian menginginkan hotel ini viral karena kasus penculikan dan saya anggap kalian ikut andil jika terjadi sesuatu ya!!" teriak John yang kesabarannya sudah habis.

Recepsionist terkejut, wajahnya pucat. "Baik, Pak. Namun di sini tidak ada pemesan kamar atas nama Daniel. Jika kami ingat lagi memang betul sebelum bapak dan ibu ke sini ada seorang laki-laki yang menggendong istrinya karena pingsan tapi jika salah orang kami bisa kena imbasnya."

"Izinkan kami melihat CCTV!"

Waktu mereka sangat berharga kali ini, sedikit saja terlambat bisa saja Daniel melakukan hal gila kepada Lizda. Cukup lama mereka berdebat dengan pegawai hotel yang tidak memberikan informasi.

Akhirnya Manager hotel ikut turun membantu John dan Sari melihat CCTV memastikan bahwa benar tamu tersebut yang di cari. Ketika melihat rekamannya Sari yakin itu Lizda, segera mereka mendapat akses untuk masuk ke dalam kamar hotel.

Manager hotel juga mengerahkan keamanan untuk ikut naik bersama mereka agar tidak terjadi keributan. Di bantu oleh manager hotel mengaktifkan kunci elektronik dan membuka kamar 304. John, Sari, dan manager masuk ke dalam kamar.

Mata John terbelalak melihat Daniel.

1
Damar
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!