NovelToon NovelToon
Retaknya Sebuah Kaca

Retaknya Sebuah Kaca

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Arrafa Aris

Pernikahan yang didasari sebuah syarat, keterpaksaan dan tanpa cinta, membuat Azzura Zahra menjadi pelampiasan kekejaman sang suami yang tak berperasaan. Bahkan dengan teganya sering membawa sang kekasih ke rumah mereka hanya untuk menyakiti perasaannya.

Bukan cuma sakit fisik tapi juga psikis hingga Azzura berada di titik yang membuatnya benar-benar lelah dan menyerah lalu memilih menjauh dari kehidupan Close. Di saat Azzura sudah menjauh dan tidak berada di sisi Close, barulah Close menyadari betapa berartinya dan pentingnya Azzura dalam kehidupannya.

Karena merasakan penyesalan yang begitu mendalam, akhirnya Close mencari keberadaan Azzura dan ingin menebus semua kesalahannya pada Azzura.

"Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca lalu pecah? Kaca itu memang masih bisa di satukan lagi. Tapi tetap saja sudah tidak sempurna bahkan masih terlihat goresan retaknya. Seperti itu lah diriku sekarang. Aku sudah memaafkan, tapi tetap saja goresan luka itu tetap membekas." Azzura.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafa Aris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 : Merasa bersalah ...

Dorr ... dorrr ... dorrr ...

Suara gedoran pintu dari luar terus terdengar dengan keras karena ulah Close. Namun Azzura tetap bergeming dan tak peduli.

Ia masih membekap mulutnya dengan kedua tangannya demi meredam suara tangisannya.

"Azzura!!! Buka pintunya .... Azzura!!! Apa kamu nggak mendengarku, hah!!! Buka pintunya!!! bentaknya sekaligus membuat seisi ruangan di dalam rumahnya itu menjadi bising.

Dorrr ... dorrr ... dorrr ...

"Azzura!!!" panggilnya lagi dengan bentakan. "Jika kamu nggak mau membuka pintunya, aku akan merusak handle pintu ini!!" ancamnya dengan emosi yang meluap-luap.

Azzura mengusap air matanya dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam demi memenuhi pasokan oksigen ke dalam paru-parunya.

"Coba saja jika kamu berani!" gumamnya.

Pintu itu semakin kencang di ketuk dan digedor.

"Dasar pria minim akhlak! Tahunya hanya mengancam!" gerutunya dengan begitu kesalnya.

Ia pun bangkit berdiri lalu menghampiri pintu kamar. Namun tak lama berselang ketukan dan gedoran pintu itu sudah tak terdengar lagi.

Sedangkan orang yang sejak tadi menggedor-gedor pintu kamar, malah duduk bersandar di depan pintu itu sambil menarik rambutnya seakan frustasi.

"Azzura ... kamu benar-benar ya. Lihat saja nanti. Akan aku buat dirimu tak berkutik," geramnya lalu bangkit dari duduknya dan memilih kembali ke kamarnya.

Sesaat setelah berbaring di atas ranjangnya ia merogoh kantong celananya lalu menghubungi seseorang untuk mencari tahu semua informasi tentang istrinya.

Setelah itu, ia menatap langit-langit kamar lalu tersenyum penuh arti. "Aku ingin lihat, seperti apa kamu akan mempertahankan dirimu itu jika ibumu yang akan aku jadikan alat untuk mengancam mu," geramnya lalu memejamkan matanya.

Sedangkan Azzura yang kini sudah mengganti pakaiannya, tampak sedang membuka kasurnya lalu membaringkan tubuhnya.

"Aku nggak akan tinggal diam jika kamu sampai memaksaku ... pria laknat! geramnya. "Ibu ... cepatlah sembuh, biar kita pergi sejauh mungkin meninggalkan kota ini. Kita akan memulai hidup baru di tempat yang baru pula," lirihnya lalu memejamkan matanya.

***********

Pagi harinya pukul 07.00 ...

Azzura tampak sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Ia pun kembali mengunci pintu kamarnya lalu melangkah cepat.

Namun tak sengaja, ekor matanya terarah ke meja makan. Ia tersenyum sinis.

"Jangan pernah berharap aku akan menggunakan uang dan kedua kartu itu. Kenapa kamu nggak berikan saja uang dan kartu itu pada gadis pemuas hasratmu," sinisnya. "Aku malah berharap dia kebobolan dan otomatis mempercepat pernikahan kalian," sinis Zu lagi lalu melanjutkan langkahnya.

Sesaat setelah mengenakan helm dan menyalakan mesin motornya, ia pun mulai memacu kendaraannya itu ke tempat kerjanya.

Tiga puluh menit kemudian, ia pun tiba di cafe dan langsung ke ruangan momy Liodra. Namun saat membuka pintu, mertuanya itu tidak berada di ruangannya.

"Tumben momy belum datang?" gumamnya lalu duduk di kursi kerja sang mertua. Tak lama berselang ponselnya bergetar. Ia pun merogoh saku celananya

Saat menatap layar ponselnya, alisnya saling bertaut.

"Momy," lirihnya lalu menggeser tombol hijau menjawab panggilan itu.

"Assalamu'alaikum, Mom."

"Waa'laikumsalam, Nak," lirih suara momy dari seberang.

Lagi-lagi alisnya bertaut dan merasa perasaannya langsung tidak enak.

"Mom ... apa Momy baik-baik saja?" tanyanya dengan perasaan khawatir.

"Momy kurang enak badan, Nak," lirih momy lagi.

"Ya sudah, biar aku ke sana sekarang," kata Zu.

"Tapi, Nak ..." Belum sempat momy menyambung kalimatnya Azzura sudah menyela.

"Nggak ada tapi-tapi, Mom. Aku ke sana sekarang," tegas Zu lalu memutuskan sambungan telepon.

Setelah itu, ia mengirim pesan untuk dokter Aida.

✉️ : Assalamu'alaikum, Kak. Tolong segera ke rumah momy ya. Aku khawatir soalnya momy lagi nggak enak badan.

Setelah itu, ia pun segera keluar dari ruangan momy Liodra dan kembali mempercepat langkahnya menuju parkiran.

"Momy pasti kecapean," lirihnya sesaat setelah menyalakan mesin motornya lalu kembali memacu motornya itu ke kediaman sang mertua.

Sementara Close yang saat ini baru saja terbangun dari tidurnya, tampak memijat kepalanya karena masih merasakan pusing.

"Ssssttt ... sudah jam berapa ini?" desisnya lalu menatap arloji yang masih melingkar di pergelangan tangannya. "What?!! Sudah hampir jam delapan?" desisnya lagi lalu segera beranjak dari tempat tidurnya.

"Azzura pasti sudah berangkat," tebaknya sambil melepas arlojinya dan semua pakaiannya yang sejak semalam masih melekat di tubuhnya, lalu ke kamar mandi.

Lima belas menit kemudian, ia pun sudah tampak fresh dan langsung ke walk in closet. Saat sedang memilih setelan kantor, tiba-tiba saja terbersit di pikirannya jika ia ingin dilayani oleh Azzura layaknya pasangan suami-istri normal lainnya.

Entah mengapa ia merasa jika istrinya itu akan terus menolaknya setelah keduanya menghabiskan waktu di rumah sang momy pada hari minggu kemarin.

"Apakah ucapanku itu sangat melukai hatinya, hanya karena aku mengatakan jika dia mandul? Bahkan kemarin secara terang-terangan dia mengatakan pada Laura jika dia mandul."

Close kembali berandai-andai lalu menatap cincin kawinnya. "Baiklah, mari kita lihat, apakah kamu beneran mandul atau tidak," geram Close. "Setelah aku tahu di mana ibumu di rawat, aku akan mengancam dan tetap memaksamu meski kamu menolak. Mau nggak mau, suka nggak suka kamu harus menerima," desisnya.

Setelah selesai mengenakan setelan kantor, ia pun kembali ke kamar lalu meraih ponselnya yang berada di meja nakas lalu meninggalkan kamarnya.

Sesaat setelah berada di halaman parkir dan ingin membuka pintu mobilnya, ponselnya berbunyi menandakan satu notifikasi pesan masuk ke aplikasi WA-nya.

Dengan cepat ia merogoh saku celananya lalu membaca pesan itu. Seketika senyumnya langsung mengembang sempurna setelah mendapat semua informasi yang ia inginkan.

"Prasetya Hospital 1, bangsal 3 kamar VIP no 5," sebutnya. So ... mertuaku di rawat di sana?" desisnya.

Namun ia tampak bergeming dan merenung sejenak saat tahu mertuanya itu sakit kanker payudara stadium empat, dan sudah enam bulan dirawat di rumah sakit itu.

"Jadi benar, Azzura saat itu memang butuh uang untuk operasi ibunya?" lirihnya. "Jadi benar, selama enam bulan terakhir pula, dia sering pulang selarut itu semata-mata karena menyempatkan waktu menemani ibunya?" desisnya bertanya-tanya dengan kepala tertunduk lesu.

Menyesal ...

Satu kata yang kini membalut dan mewakili dirinya. Selama enam bulan terakhir pula ia tidak pernah bertanya atau mau tahu tentang mertuanya itu.

"Apa yang sudah aku lakukan? Aku bahkan sering menyiksanya dan menuduhnya yang tidak-tidak," lirihnya dengan rasa penyesalan mendalam. "Sebaiknya aku ke rumah sakit saja. Setelah itu aku lanjut ke kantor," cetusnya dan mulai melajukan kendaraannya.

Tujuannya utamanya kini adalah rumah sakit tempat mertuanya di rawat.

*

*

*

Prasetya Hospital 1 ...

Sebelum benar-benar tiba di rumah sakit itu, Close terlebih dulu singgah membeli beberapa parcel buah dan makanan untuk mertuanya.

Setelah itu, ia kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit. Entah mengapa ia merasa jantungnya tiba-tiba saja terpompa lebih cepat dari biasanya.

Sesaat setelah tiba di rumah sakit itu, alisnya saling bertaut ketika mendapati mobil ex asistennya itu sedang terparkir di salah satu parkiran khusus.

"Apa Yoga bertugas di rumah sakit ini?" desisnya bertanya-tanya sendiri. Ia pun mempercepat langkahnya, hingga saat akan memasuki loby rumah sakit, ia berpapasan dengan dokter Aida.

Mungkin karena terburu-buru, dokter Aida melewatinya begitu saja tanpa menyapa. Sedangkan Close, ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar rawat sang mertua.

Sesaat setelah berada di ambang pintu kamar, ia memegang dadanya yang sejak tadi berdebar kencang lalu menarik nafasnya dalam-dalam.

Setelah itu, ia pun mengetuk pintu lalu membukanya. Ketika masuk ke kamar rawat itu, ia langsung bergeming dan tetap terpaku di tempat.

"Yoga?" desisnya dalam hati lalu menatap ex asistennya itu yang sedang duduk sambil menyuapi bu Isma.

...🍂****************🍂...

Jangan lupa masukkan sebagai favorit ya 🙏 Bantu like dan vote setidaknya readers terkasih telah membantu ikut mempromosikan karya author. Terima kasih ... 🙏☺️😘

1
Tuti irfan
Luar biasa
Thewie
laki2 anjing gayanya menyesal,khilaf..keparat kau close. tutup ajalah kau kayak namamu
Juniati Juniati
😭😭😭😭
Thewie
kok ada bawang merahnya Thor 😭😭😭😭
ay Susie
piye tow kiiiihhhhh
Surati
bagus
Epifania R
biarkan saja dia sekalian masuk RSJ
Epifania R
semoga azzura bahagia
Epifania R
jangan mau zu
Epifania R
rasaakan
Epifania R
lanjut
Epifania R
siapa yang datang
Epifania R
makin penasaran
Epifania R
massa mau saingan sama anak sendiri
Epifania R
mau kemana zurra
Epifania R
😭😭😭😭😭
Epifania R
😭😭😭
Epifania R
maaf tiada guna
Epifania R
😭😭
Epifania R
taunya cuman menebak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!