"Devina, tolong goda suami Saya."
Kalimat permintaan yang keluar dari mulut istri bosnya membuat Devina speechless. Pada umumnya, para istri akan membasmi pelakor. Namun berbeda dengan istri bosnya. Dia bahkan rela membayar Devina untuk menjadi pelakor dalam rumah tangganya.
Apakah Devina menerima permintaan tersebut?
Jika iya, berhasilkah dia jadi pelakor?
Yuk simak kisah Devina dalam novel, Diminta Jadi Pelakor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Kesetiaan
"Apa Nenek sangat mencintai kakek?" tanya Devina penasaran.
Devina sangat penasaran dengan perasaan yang dimiliki neneknya itu. Sampai-sampai memilih untuk tidak menikah lagi, dan membesarkan ayah Dewa seorang diri. Bukan hal yang mudah menjadi orang tua tunggal dengan ekonomi terbatas. Tapi hebatnya nenek Lestari, dia mampu melewati itu semua. Ditengah keterbatasannya, dia mampu menyekolahkan ayah Dewa hingga sarjana. Sehingga ayah Dewa bisa mendapat pekerjaan yang layak.
Namun sayang, perusahaan tempat ayah Dewa mengalami kebangkrutan. Sehingga ayah Dewa harus berhenti bekerja, dan menjadi pedagang kelontongan di pasar tradisional. Biarpun hanya toko kecil, tapi mereka tidak kekurangan jika hanya untuk kebutuhan sehari-hari.
Yang sangat Devina kagumi dari nenek Lestari, neneknya itu tidak pernah mengajarkan ayah Dewa untuk membenci tuan Bayu dan keluarganya. Biarpun mereka hidup dalam kesulitan, apa lagi saat ayah Dewa berhenti bekerja dengan tiba-tiba. Nenek Lestari melarang ayah Dewa untuk mengemis dengan keluarga Dirgantara.
"Berjuang sendiri lalu berhasil, itu lebih berharga dari pada berhasil karena bantuan orang lain." Itulah pesan nenek Lestari. Bukan hanya pada ayah Dewa, tapi juga pada Devina dan kedua adik kembarnya. Kalimat itu juga yang membuat ayah Dewa tidak pernah mencari orang tua Langit dan Bumi, biarpun dia kesulitan untuk membiayai sekolah kedua anak kembar itu.
Karena itu, Devina sangat marah saat dia dan ayah Dewa dituduh memalsukan identitas Langit dan Bumi, karena ingin diakui sebagai keluarga Cakrawala.
Kembali pada nenek Lestari. Hidupnya bisa dikatakan cukup menderita, akibat ulah ibu mertua dan adik iparnya. Biarpun begitu, nenek Lestari tidak pernah bicara buruk satu kali pun tentang kakek Bayu. Dia justru meminta ayah Dewa tetap menghargai ayahnya, jika ada kesempatan suatu hari mereka bertemu.
"Ayah kamu tidak salah, dia tidak tahu jika dia telah ditipu oleh keluarganya. Jangan pernah membencinya." Pesan nenek Lestari pada ayah Dewa.
Pesan yang sama, yang nenek Lestari sampaikan pada Devina, setelah bercerita masa lalunya, yang terpaksa harus meninggalkan suaminya tanpa pesan.
Bukan tidak ingin meninggalkan pesan, tapi nenek Lestari tidak diberikan kesempatan oleh ibu mertua dan iparnya. Bahkan pakaian nenek Lestari, sudah disiapkan di dalam koper oleh asisten rumah tangga. Sudah siap untuk dibawa pergi, tanpa nenek Lestari tahu apa isinya.
Nenek Lestari memang mengajarkan Devina dan ayah Dewa untuk tidak membenci tuan Bayu, tapi nenek Lestari tidak ingin bertemu dengan suaminya itu. Itulah mengapa dia memilih tinggal di kampung bersama Dinda, anak yatim piatu yang nenek Lestari angkat menjadi anaknya. Dari pada di kota bersama Ayah Dewa dan Devina.
"Nenek tidak mengerti apa itu cinta. Yang nenek tahu hanyalah kesetiaan seorang istri pada suaminya," jawab nenek Lestari.
Kesetiaan. Itulah yang nenek Lestari jadikan peregangan, sehingga dia tidak menikah lagi. Tapi bagi Devina kesetiaan itulah bentuk cinta nenek Lestari kepada kakek Bayu. Sungguh luar biasa, Devina juga ingin dicintai sebegitu besarnya oleh pasangan. Seperti cinta nenek Lestari pada kakek Bayu.
"Devina, di mana nenek kamu sekarang?" Ulang tuan Bayu pertanyaannya. Karena Devina hanya diam saja.
Devina tersentak dari lamunannya. Dia terlalu hanyut saat mengenang percakapannya dengan nenek Lestari. Lalu Devina menatap kakeknya. Devina ingin sekali mempertemukan mereka agar bicara dari hati ke hati. Tapi Devina sudah terlanjur berjanji. Dia tidak bisa memberitahu keberadaan nenek Lestari pada kakek Bayu.
"Nenek ada di ... Devi minta maaf. Devi tidak bisa mengatakannya. Tapi Devina ingin Kakek tahu, nenek selalu setia sebagai istri kakek, hingga saat ini," jawab Devina yang sempat berhenti sejenak ucapannya. Dia hampir saja menyebutkan tempat tinggal nenek Lestari.
"Kenapa?" tanya tuan Bayu kecewa.
Dia pikir, setelah mengaku dihadapan Devina, dia bisa bertemu istri pertamanya. Setelah itu, baru dia akan menemui putranya untuk minta maaf.
"Devi tidak bisa memberikan alasannya. Maaf," jawab Devina.
"Mungkin Tuan Bayu bisa menemui ayah Dewa. Minta bantuan ayah untuk bertemu nenek." Gilang yang bicara. Mencoba memberikan saran. Namun dia justru mendapat tatapan tajam dari tunangannya.
Bukan menemui ayah Dewa yang Devina permasalahkan. Devina justru senang jika ayah dan anak itu bertemu dan saling memaafkan. Tapi, membujuk ayah Dewa untuk mempertemukan tuan Bayu dengan nenek Lestari, itu yang tidak Devina dukung.
Tunangannya ini memang sok tahu dan sok bijak. Walau terkadang benar. Tapi kali ini tidak semudah itu, bagi kakek Bayu untuk bisa bertemu dengan nenek Lestari.
"Kamu benar, Kakek akan coba. Setelah itu, Kakek akan mengumumkan Devina adalah cucu dari Dirgantara. Kakek tidak ingin, cucu kakek terus dihina miskin oleh orang-orang diluar sana," ucap tuan Bayu, tanpa ingin dibantah.
"Dan kamu Gilang, kapan kamu akan menampakkan diri sebagai Hans?"
"Setelah kami berhasil mengambil Cakrawala Company untuk Langit dan Bumi," jawab Gilang. "Tapi Tuan Bayu, -."
"Kakek, panggil Saya kakek," sela tuan Bayu ucapan Gilang.
"Kakek sempat mengacaukan rencana Saya dan Eki. Kejadian sabotase di lift. Itu -."
"Itu kesalahan orang-orang Kakek. Sebenarnya karyawan yang kami tuju. Untuk mengingatkan kamu, ada musuh dalam selimut. Bukan Devina. Tidak mungkin kakek mencelakai cucu sendiri. Tapi sepertinya kamu sudah tahu, siapa lawan kamu di Cakrawala."
"Devina, tadinya Kakek ingin mengajak kamu ke suatu tempat. Tapi kita tunda lain waktu, sampai kaki kamu sembuh," ucap kakek Bayu.
"Kakek pamit dulu. Segera obati kakimu Devina, bawa ke dokter, bila perlu," ucap kakek Bayu.
Gilang paham apa yang tuan Bayu maksud kan. Pria tua itu meminta Devina visum lukanya itu. Karena bisa digunakan untuk pembelaan, jika kasusnya disidangkan.
Tuan Bayu belum mengenal Gilang. Hal seperti itu tentu sudah Gilang pikirkan. Perbuatan Intan sudah sangat keterlaluan, dan ada faktor kesengajaan. Tanpa sepengetahuan Devina, Gilang sudah meminta pengacaranya untuk menyusun laporan terkait perbuatan Intan, yang sudah merusak nama baik Devina dengan memfitnahnya di depan umum, serta mencelakai Devina hingga terluka. Yang mana laporan tersebut akan dia serahkan pada pihak yang berwajib.
Perbuatan Intan yang mencoba mencelakai Devina, bukanlah kali pertama. Karena itu Gilang geram. Dia pun sudah meminta orang kepercayaannya untuk menyelidiki semua perbuatan buruk Intan terhadap Devina. Sebagai tambahan agar wanita itu bisa dihukum. Tidak peduli, jika dia adalah adik dari tuan Bayu Dirgantara.
"Tunggu saja kalian yang pernah menyakiti Devina," ucap Gilang dalam hati. Satu persatu mereka harus membayar kesalahan mereka pada Devina.
"Gilang, satu lagi yang ingin Kakek katakan. Orang kepercayaan kakek suah berhasil mengakuisisi Cakrawala Company." ucap tuan Bayu, sebelum meninggalkan ruangan ceo Hans Company.
***
"Ma, bukankah sudah aku ingatkan jangan berbuat sesuatu terhadap Devina," ucap Wina kesal pada ibunya itu, setelah dia mendapat laporan dari seseorang yang mengancamnya.
"Mama tidak melakukan apa-apa. Si miskin itu saja yang melebih-lebihkan saat tahu ada pria yang membantunya," balas Intan.
"Terserah Mama, setidaknya aku sudah mengingat kan." Wina langsung menutup panggilan teleponnya bersama sang ibu. Tunangan Elang itu kembali ke dalam dalam studio, tempat dia melakukan pemotretan.
Bukan tanpa sebab Wina menegur ibunya. Seseorang telah memberikan peringatan padanya untuk berhati-hati, jika tidak ingin karirnya hancur. Tentu Wina tidak mau hal itu terjadi. Kehilangan karir sama saja seperti dia mengakhiri hidupnya.