Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SATRIA
"Aku ingin bertemu dengan ibu Kakak, bolehkan?" tanya Naina tersenyum
"Ka kamu tidak marah padaku? Apa kamu yakin ingin ke rumahku?" tanyanya
"Mmm ya. Namaku Naina," jawab Naina mengangguk.
"Aku Satria, baiklah, nanti kita akan turun di halte selanjutnya." jawab Satria
Tak lama kemudian, sampai di halte yang di maksud oleh Satria. Saat sudah turun, ponsel Naina berbunyi dan terpampang nama bundanya di sana.
"Bentar ya kak" Satria mengangguk
"Assalmu'alaikum bunda cantik"
'Wa'alaikumsalam sayang, kamu dimana? Kenapa belum pulang? Bagaimana interview nya? Apa langsung bekerja, setelah interview? Kamu baik-baik sajakan? Kenapa jam segini belum pulang?'
"Ya Allah bunda.... nanya nya satu-satu. Alhamdulillah, interview nya lancar bun, Naina keterima dan besok mulai kerja. Tadi Naina pergi menemui kang Ilham sama anak-anak di sana dan sekarang Naina mau ke rumah temen Naina, untuk menengok ibunya yang sakit. Maaf, Naina ga kasih kabar sama bunda, Naina baik-baik saja ko bun. Naina mungkin pulangnya sore atau agak malam bun, tidak apa-apakan?"
'Alhamdulillah kamu baik-baik saja, Alhamdulillah juga kamu keterima kerja. Ya sudah tidak apa-apa, yang penting kamu bisa jaga diri dan pulang dengan selamat. Nak, sepertinya kita butuh seseorang yang mau membantu bunda di sini, kasian Lina, sebelum dan sepulang sekolah harus sibuk membantu bunda'
"Siap bunda, masalah itu nanti kita bicarakan lagi di panti ya bun. Nai memang ada rencana, tapi.... pokonya nanti kita bicarakan hal ini, Nai pamit dulu ya bun."
'Baiklah, salam untuk temanmu dan juga ibunya'
"Assalamu'alaikum bunda cantik"
'Wa'alaikumsalam sayang'
Naina menyudahi panggilan tersebut dan bertatapan dengan Satria.
"Ayo kak" ajak Naina
"Kamu tinggal di panti?" tanya Satria
"Iya kak, apa ada masalah?" jawab Naina dan balik bertanya, mereka berbicara dengan melangkahkan kakinya saling beriringan.
"Tidak, bukan, emm maaf bila aku menyinggung mu, hanya saja aku semakin merasa bersalah padamu. Tadi hampir mencopet barang milikmu, aku benar-benar minta maaf" jawab Satria merasa sangat bersalah
"Hahahaha, santai saja kak, aku memang suka di sana, walaupun sebenarnya aku bisa saja kos, tapi aku lebih suka tinggal dengan bunda dan adik-adik di sana." ucap Naina tertawa, yang mana membuat Satria terpesona
"Tadi kamu bilang hari ini habis interview? Memang berapa usiamu? Bila aku menebak, bukankah kamu masih SMP?" tanya Satria
"Ya, aku tadi interview di salah satu restoran di kota xxx, dan usiaku memang harusnya masih SMP, karena masih 16 tahun. Namun karena aku mengambil program akselerasi, sehingga di usia 15 tahun aku sudah menyelesaikan pendidikan ku di SMA." jawab Naina
"Waahhh... hebat, kamu genius ternyata, berarti selisih usia kita 6 tahun karena usiaku kini 22 tahun, tapi masih jadi pengangguran." ucap Satria takjub
"Alhamdulillah, semua atas ijin Allah Swt kak. Apa masih lama?" ucap Naina, seraya bertanya
"Eh, tidak itu rumah bercat putih adalah rumahku. Maaf, bila nanti kamu akan merasa tidak nyaman di sana." jawab Satria
"Belum apa-apa sudah merendah." ucap Naina
"Assalamu'alaikum bu, ibu Satria pulang bu. Mari masuk Nai..." salam Satria, ia langsung masuk ke dalam kamar dimana dang ibu sedang terbaring lemah.
"Assalamu'alaikum" ucap Naina, ia masuk dan memperhatikan sekeliling, rumahnya cukup nyaman dan bersih, walau terlihat kosong karena tidak ada perabot yang mengisi rumah tersebut.
Saat sedang asyik menatap ke sekeliling, Naina di kejutkan dengan teriakan Satria.
"BU.... IBU... BANGUN BU!!" teriak Satria, Naina pun langsung berlari masuk ke kamar tersebut.
"Maaf aku lancang masuk tanpa ijin, ada apa kak?" ucap Naina
"Nai, ibu ga mau bangun Nai." jawab Satria dengan suara bergetar dan tercekat
Naina maju mendekati Satria dan ibunya, ia memeriksa nadi dan juga detak jantung ibu satria.
"Masih terasa nadinya kak, namun lemah, sebaiknya kita segera membawa beliau ke rumah sakit." ucap Naina, ia melakukan sebuah panggilan pada seseorang.
"Tapi, aku tak ada uang Nai" ucap Satria bingung
"Sebentar...." Naina melanjutkan pembicaraan tersebut.
"Aku tunggu di sini, ikuti titik keberadaan ku."
'.....'
"Aku tidak ada waktu banyak, ini darurat Kak Sam, menyangkut nyawa seseorang..."
'.....'
"Baiklah, aku tunggu sampai 10 menit."
'.....'
"Aaaa.... bodo amat, keluarkan jiwa balapmu."
Naina langsung menutup panggilan tersebut dan mengalihkan pandangannya pada Satria.
"Jangan khawatirkan masalah biaya, yang penting sekarang adalah kondisi ibu kakak." ucap Naina, ia duduk di samping ibu Satria dan menundukkan tubuhnya, menempelkan telinga di dada sang ibunda Satria.
"Detak jantungnya semakin melemah, kak tolong bantu ambil bantalnya. Naina akan mencoba melakukan pertolongan pertama pada ibu kakak." Satria langsung melakukan apa yang di minta oleh Naina.
Naina menengadahkan sedikit kepala ibu Satria, lalu ia melakukan CPR.
"Bismillah" Nai melakukan nafas buatan dan sesekali mengecek urat nadi dan juga detak jantung.
Tanpa orang tau, ia juga belajar ilmu kedokteran pada ahlinya, orang yang tidak sengaja di pertemukan dengan Nai, saat orang itu di hadang oleh sekelompok begal. Sejak menolongnya, mereka pun semakin mendekat, usia tak menjadi rintangan untuk berteman dan Nai juga di ajarkan banyak pengetahuan mengenai kedokteran.
"Alhamdulillah, semuanya kembali normal kak."
"Bagaimana? Apa kita akan membawanya sekarang?" tanya Sam yang baru masuk
"Astaghfirullah kak, ga bisa salam apa?" tegur Naina
"Ya maaf, ya udah ayo" jawab Sam tak peduli
"Kak, tolong angkat ibu dan bawa ke mobil yang sudah ada di luar." titah Naina, bagai di cocok kerbau, Satria menuruti semua ucapan Naina.
Mereka langsung ke rumah sakit, lalu ibu Satria di rebahkan di kursi belakang bersama Satria yang memangku kepalanya.
"Cepat kak, kita ke rumah sakit" Sam melajukan mobil dengan cepat
Tak membutuhkan waktu lama, mereka akhirnya telah tiba di Rumah sakit.
"TOLONG IBU saya" teriak Naina, membuat Satria semakin terkejut mendengar ucapan Naina
"Hahaha.... jangan heran pada Naina sang UZZA, dia adalah seorang dewi penolong bagi siapapun" ucap Sam terkekeh, seraya menepuk bahu Satria
Para dokter dan perawat, langsung berhamburan menolong ibu Satria. Mereka tidak mau ambil resiko bila terlambat menolong orang yang di kenal Naina, karena Naina adalah kenalan sang pemilik rumah sakit.
Kini mereka berada di depan IGD, Naina duduk dengan tenang, karena ia percaya dengan kemampuan para dokter di dalam sana.
"Nai, terimakasih, maafkan Aku yang sudah membuatmu repot, padahal kita baru saja bertemu dan berkenalan." ucap Satria, Naina mendengarnya dan tersenyum.
"Santai saja kak, semua sudah dalam kehendak sang Pencipta. Pasti ada alasan di setiap pertemuan dan Allah mempertemukan aku dengan kakak, untuk memberikan pertolongan pada kakak melalui aku." jawab Naina
"Nai, aku sudah mengurus administrasinya. Kalau begitu aku kembali ke markas" ucap Sam
"Oke, terimakasih kak, maaf sudah membuatmu sibuk dan menghentikan kegiatanmu." ucap Naina
"Ck, sudah biasa, ya sudah aku pulang."
"Terimakasih kak" ucap Satria pada Sam
"Santai saja, teman Naina adalah temanku juga, semoga ibumu cepat sembuh" jawab Sam menepuk pelan lengan Satria.
"Aamiin"
"Ya sudah, Aku pamit. Bye" Ucapan Sam, Naina dan Satria mengangguk. Sam pun langsung melangkah pergi meninggalkan area Rumah Sakit.
'Ya Tuhan, terimakasih karena sudah mengirimkan malaikat tak bersayap untuk menolong ibuku.' ucap Satria dalam hati, ia menatap Naina penuh syukur. Ia sangat yakin, bila Naina bukanlah orang biasa.
...****************...
...Happy Reading all 💞💞💞...