NovelToon NovelToon
The Constellation : Legenda Zodiak

The Constellation : Legenda Zodiak

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Preman / Penyelamat
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Banu Sahaja

Di Sektor 5, kekuasaan, loyalitas, dan reputasi adalah segalanya. Setelah cedera menghentikan karier balapnya, Galang kembali ke kota asal hanya untuk mendapati jalanan dikuasai oleh 12 geng brutal, dipimpin oleh Blooded Scorpio yang kejam. Ketika sahabatnya, Tama, menjadi korban, Galang terpaksa kembali ke dunia balapan liar dan pertarungan tanpa ampun untuk mencari keadilan. Dengan keterampilan balap dan bela diri yang memukau, ia menantang setiap pemimpin geng, menjadi simbol harapan bagi banyak orang di tengah kekacauan. Namun, musuh terbesar, Draxa, pemimpin Blooded Scorpio, menunggu di puncak konflik yang dipenuhi pengkhianatan dan persatuan tak terduga, memaksa Galang menghadapi bukan hanya Draxa, tetapi juga dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banu Sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jalur Penuh Kabut

Kabut tebal menyelimuti kawasan dermaga, menciptakan dunia yang hampir tidak terlihat. Lampu-lampu jalan yang suram hanya menambah nuansa mencekam, dengan bayangan yang tampak bergerak mengikuti setiap suara. Suara mesin Honda CBR 1000RR Fireblade milik Galang dan Kawasaki Ninja H2 SX milik Danu menjadi satu-satunya hal yang memecah keheningan itu. Mereka melesat ke dalam kegelapan, meninggalkan garis start dengan kecepatan penuh.

Galang segera menyadari bahwa balapan ini berbeda dari apa pun yang pernah ia alami sebelumnya. Kabut tebal membuat jarak pandangnya terbatas hanya beberapa meter ke depan. Ia tidak bisa mengandalkan refleksnya saja; ia harus membaca setiap perubahan dalam lingkungan sekitar, merasakan jalan di bawah ban motornya, dan mendengarkan suara yang mungkin mengungkapkan apa yang ada di depan.

Di sebelahnya, Danu tampak seperti ikan di dalam air. Motor Kawasaki-nya meluncur dengan lincah melalui kabut, seolah-olah ia tahu persis di mana setiap tikungan berada. Danu tertawa kecil, suaranya hampir tenggelam dalam raungan mesin. “Bagaimana, Galang? Bisa melihat jalanmu?”

Galang tidak menjawab. Ia tetap fokus, matanya mencoba menembus kabut yang terus berubah. Ia tahu Danu ingin membuatnya kehilangan konsentrasi, tetapi Galang tidak akan menyerah pada permainan itu.

 

Lintasan awal adalah jalan lurus yang diapit oleh kontainer-kontainer besar. Kabut membuat jalur itu terasa seperti terowongan sempit tanpa ujung. Danu mengambil posisi di depan, menggunakan akselerasi Kawasaki Ninja H2 SX-nya untuk memimpin. Suara mesin motor itu menggema di antara dinding kontainer, menciptakan ilusi bahwa Danu ada di mana-mana.

Namun, Galang tidak panik. Ia menjaga kecepatan stabil, membiarkan Fireblade-nya meluncur dengan tenang di belakang Danu. Ia tahu bahwa kabut ini bukan hanya rintangan, tetapi juga senjata. Jika ia terburu-buru, ia bisa kehilangan kendali dan menabrak sesuatu yang tak terlihat.

Ketika jalan mulai berbelok ke kiri, Danu mempercepat lagi, mencoba membuat jarak lebih jauh. Tapi Galang tetap berada dalam jangkauan. Ia membaca setiap gerakan motor Danu, mengamati pola bagaimana lawannya mengambil tikungan. Dengan begitu, ia bisa memprediksi jalur yang diambil Danu tanpa harus melihatnya langsung.

 

Jalan berikutnya adalah kombinasi tikungan tajam dan persimpangan yang membingungkan. Kabut semakin tebal, hampir tidak memungkinkan untuk melihat apa yang ada di depan. Danu mencoba memanfaatkan ini dengan mengambil jalur yang tidak biasa, mencoba membuat Galang tersesat di tengah kabut.

Namun, Galang sudah mempelajari lintasan ini sejak awal. Ia tidak hanya mengandalkan mata, tetapi juga indera lainnya. Ia mendengarkan suara mesin Danu, mengikuti arah pantulan suara yang terpental dari kontainer dan dinding di sekitarnya. Setiap suara menjadi petunjuk baginya untuk mengetahui di mana Danu berada dan ke mana jalan berikutnya mengarah.

Ketika mereka mencapai persimpangan pertama, Danu mengambil jalur kiri dengan kecepatan tinggi. Galang melihat celah kecil di sisi kanan, yang memungkinkan dia mengambil jalur lebih pendek. Dengan keberanian besar, ia meluncur ke kanan, memotong jalur Danu di tikungan berikutnya.

Danu terkejut melihat Galang tiba-tiba berada di depannya. “Kau cerdas,” gumamnya, suaranya terdengar melalui helm.

 

Sekarang Galang memimpin, tetapi tekanan dari Danu terus terasa. Kawasaki Ninja H2 SX itu kembali mendekat, suaranya seperti raungan ombak yang menghantam dari belakang. Danu mencoba menyalip dari sisi luar di tikungan berikutnya, tetapi Galang menutup jalur itu dengan sempurna, memaksa Danu untuk memperlambat motornya.

“Ini belum selesai, Galang,” kata Danu, suaranya dingin.

Jalan terakhir adalah bagian paling berbahaya dari lintasan ini. Sebuah jembatan sempit yang melintasi perairan dermaga, dengan tikungan tajam di kedua ujungnya. Kabut di sini begitu tebal sehingga bahkan lampu depan motor tidak bisa menembusnya. Galang tahu bahwa satu kesalahan kecil saja bisa membuatnya terjatuh ke dalam air.

Danu melihat ini sebagai kesempatan terakhirnya. Ia menekan gas hingga maksimal, mencoba menyalip Galang di tengah jembatan. Tapi Galang sudah memprediksi langkah itu. Dengan refleks yang luar biasa, ia memperlambat motornya sesaat sebelum tikungan, memaksa Danu untuk mengambil jalur lebih lebar.

Ketika Danu kehilangan keseimbangan di tikungan terakhir, Galang meluncur keluar dengan kecepatan penuh, meninggalkan lawannya di belakang. Suara mesin Fireblade menggelegar di udara malam saat ia melintasi garis finis, disambut oleh keheningan yang mencekam.

 

Galang mematikan mesinnya, melepas helm dengan napas yang masih teratur meskipun tubuhnya terasa lelah. Tidak lama kemudian, Danu tiba, menghentikan motornya dengan kasar. Wajahnya terlihat tenang, tetapi ada kekalahan yang jelas di matanya.

Danu turun dari motornya, berjalan ke arah Galang dengan langkah pelan. Ia melepas helmnya, menatap Galang dengan senyum kecil di wajahnya. “Kau benar-benar luar biasa,” katanya akhirnya. “Aku mencoba segalanya, tapi kau masih menang.”

“Kau tahu apa yang harus kau lakukan,” jawab Galang singkat.

Danu mengangguk. “Pisces Mist akan mundur. Kau tidak akan mendengar nama kami lagi. Tapi ingat ini, Galang. Dunia jalanan ini tidak pernah benar-benar damai. Dan kau, lebih dari siapa pun, tahu itu.”

Danu menaiki motornya kembali, meluncur pergi ke dalam kabut tanpa suara. Galang berdiri sendirian di garis finis, mengamati kabut yang perlahan menelan punggung Danu. Ia tahu bahwa ini bukan akhir. Masih ada tantangan yang menunggu di depan.

 

1
penadau
keren banget, di tunggu updatenya!
Banu Sahaja: terima kasih 😘💕
total 1 replies
Semangat bang cerita nya bagus
Banu Sahaja: terima kasih banyak, tunggu updatean selanjutnya yaa...cerita ini adalah salah satu cara saya untuk pulih
total 1 replies
Sara la pulga
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
Banu Sahaja: makasih banyak yaa, aku nangis baca komen ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!