Dewi Auristella gadis mungil berwajah lugu harus menerima kenyataan pria yang selama dua tahun belakangan ini dia cintai berselingkuh dengan sahabatnya sendiri
benang takdir mulai terbentuk, tahun lalu dewi bertemu seorang gadis memiliki hobi yaag sama dengannya, Aleana Abraham
mereka berdua mulai akrab satu sama lain. karena itu Alea menjodohkan Dewi dengan kakanya Zain Malik D' Abraham.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi ervendi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
'"Jadi kenapa dia?"
Zain mendekat kesisi kasur Dewi, matanya tak leput dri wajah Dewi yang masih teepejam
"Dia hanya demam dan sejak tadi pagi kaka iparku belum makan" jelasnya
Tanpa sengaja dia melihat bagian kaki Dewi, primus menyibak gaun gadis itu sedikit keatas. Degg betapa terkejutnya sebagian paha gadis itu lebam.
"Apa beberapa hari ini dia mengalami benturan Zain?"
"Hmm, dua hari yang lalu aku tidak sengaja menabraknya"
"Dan kau tidak memabawanya ke rumah sakit?"
"Kau tidak tau apa-apa jadi kau diam, lakukan saja yang menjadi tugasmu primus" tanpa menghiraukan Kata Zain Primus memerintahkan seorang perawat mengambil X-Ray Dewi.
Primus dengan teliti melihat foto X-ray ditangannya hanya menampilkan bayangan bagian kaki dewi.
"Untung tidak ada patah tulang, ini hanya lebam biasa"
"Auu" Hanya itu yang bisa keluar dari bibir Dewi, kepalanya sakit membuat Zain membuka matanya yang sejak tadi dia berkelana di dunia yang hanya ada dirinya
"Kau mau apa?"
Apa itu? Dia bertanya atau memarahiku
"Aku hanya ingin pulang, bisakah kau menyuruh orang yang memasang ini membukanya!" ucap dewi memperlihatkan jarum infus di tangannya.
"Apa kau sangat sakit hati karena pacarmu selingkuh? Sampai-sampai kau ingin menghancurkan tubuh mu ha?'
*A*dapa dengannya? Marah-marah tidak jelas.
" Maksdumu apa?"
"Sejak tadi pagi kau tidak makan, apa selera makan mu hilang setelah memerogoki pacarmu selingkuh? dan kau ...(zain manrik nafasnya kemudiang menghembusknnya dengan kasar) apa kau tidak ke dokter sejak kecalakan itu?"
"Kenapa? Ada sesuatu terjadi pada pahaku?"
Dewi mulai panik
Seringai licik terukir diwajahnya "Tentu... Besok paha itu akan di amputasi" jawab Zain. Bagaimana bisa wajah itu sangat pandai berbohong dia menampakkan wajah yang sulit dibaca. membuat wajah dewi kian pucat pasi degup jantungnya semakin kecang sangat kencang, sebenarnya Zain dengan sekuat tenaga menahan tawanya melihat wajah gadis itu.
"Sudah kuduga ini parah makanya aku tidak ke rumah sakit, bagaiman ini? bagaimana aku bisa bekerja? bagaimana nanti aku bisa kasi uang untuk adik dipanti?" Tak terasa butiran bening keluar begitu saja.
Zain tidak habis fikir dengan gadis didepannya bagaimana bisa dia tidak memikirkan dirinya dan masih memikirkan orang lain disaat seperti ini.
'gadis aneh...'
"Tuan Zain aku akan sangat berterima kasih padamu jika membawaku keluar dari sini, kakiku tidak boleh diamputasi, harus tetap begini, aku masih bisa menahan sakitnya." Ucap dewi semakin panik wajahnya juga semakin pucat butiran bening dari kelopak matanya sudah berdarai sangat deras, Zain benar-benar tidak tega, ini pertama kalinya dia begini. hatinya seakan pecah melihat gadis didepannya menangis ingin rasanya mendekapnya memberikan ketenangan
"Aku hanya bercanda berhetilah menangis, wajah jelek mu membuatku sakit mata"
"Tuan tidak berbohong kan, kakiku tidak akan dipotongkan?"
Dewi masih terisak
"Apa aku seperti sedang berbohong? Aku bukan pria pembohong"
Ha? Lalu tadi itu apa? *B*aru saja kau membohingiku dengan wajah itu. Masih membanggakan dirinya.
Beberapa menit kemudian Aiden datang dengan berbagai macam makan ditangannya. Sepertinya insting penciuman Dewi sangat tajam sehingga dia tahu semua isi dalam kresek itu
Dok Primus
.JANGAN LUPA VOTE DAN BERI SARAN KARENA ITU SANGAT PENTING....🤗
JANGAN LUPA tekan tombol like dibawah agar Ku lebih semangat lagi
terimakasih sudah membaca ❤ ❤