Jeni, si pembuat onar itu itu julukan yang pas untuk jenifer,dia putri ke 3 dari pasangan Joshua martin dan yolanda vidia martin.
Ibunya sangat membenci jeni dia bahkan menganggap jeni anak sial,dulu waktu bayi ibunya bahkan tidak mau menyusui dan merawatnya,hanya sang ayah yang menganggapnya ada,dia selalu membuat onar di sekolahnya mencari perhatian dari sang ibu.
Sampai di pertemukan dengan CEO, keren dan cold,merasa tertantang untuk menakhlukkan sang CEO
Mampukan Jennifer menakhlukkan hati sang CEO, kita baca yuk kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Jesika mendadak punya akal brillian. Dia pura pura tersesat, supaya bisa bertemu Alex, setelah mendengar percakapan ronald lewat telpon.
"Siap bos, ini laptopnya saya antar, anda masih di sana kan?" kata ronald dalam telpon.
Jesika, mengikuti kemanapun Ronald pergi, sampai dia menuju ke ruang desain.
Jesika bersembunyi di balik pintu, menunggu Alex dan ronald keluar.
Dua pria no 1 itu keluar dari ruangan Miss melinda sambil berdiskusi, jesika yang pura pura tersesat menabrak alex yang masih fokus pada laptop di tangan ronald.
"Brak" suara laptop jatuh dan Alex sedikit oleng, sementara Jesika sengaja membuat dirinya terjatuh.
"Buta lo ya!" sentak Alex.
"Maaf, maaf tuan saya terburu buru, saya tersesat" kata jesika drama.
"Trik basi!" kesal Alex sambil memperhatikan laptopnya yang pecah di lantai.
"Bukannya anda anak magang yang tadi nona?" tanya ronald.
"Iya tuan, saya harus ke ruang foto kopi, tapi belum ketemu, saya bingung, banyak lorong" jawab jesika lemah, dia masih terduduk di lantai dan pura pura kesakitan untuk berdiri. Tapi alex sudah bisa membaca drama jesika.
"Ayo lek kita harus segera ke pt golden!" ajak Alex pada Ronald.
"Tapi tuan dia" kata ronald.
Alex mengambil laptop yang rusak itu dan mengambil chip didalamnya, dia segera beranjak, tanpa mempedulikan drama jesika.
"Biarkan saja, nanti juga bangun sendiri" jawab Alex sambil melangkah pergi tanpa menghiraukan rintihan jesika.
"Maaf nona, pak sabar!" panggil ronald kepada pak sabar kepala bagian pemasaran.
"Bantu nona ini dan antar ke ruang foto kopi!" perintah ronald pada pak sabar.
"Baik tuan".
Ronald segera berlari mengikuti Alex yang sudah berjalan jauh di depan.
Pak sabar membantu jesika berdiri, tetapi tangannya di tepis oleh jesika. Gadis itu dengan segera berdiri, membenahi pakaiannya yang kusut, dengan perasaan dongkol dan kesal, akhirnya jesika pergi dari sana. Niat hati supaya mendapat perhatian Alex malah terkena sial, dimana pantatnya juga terasa ngilu akibat jatuh yang dia buat sendiri.
"Sial sial sial, terbuat dari apakah hati pria itu, sombong dan kaku" keluh Jesika.
Di depan ruang foto copy dia malah bertemu dengan Sasa.
"Sit ini pula nyai ronggeng sudah disitu lagi" gerutu jesi.
"Hei kamu, anak magang. Dari mana saja kau, di suruh apa, malah ini hilang tanpa jejak" ketus Sasa.
"Maaf kak, saya tadi i itu tersesat, iya tersesat" jawab jesika.
"Halah, tidak usah cari alesan, emang gue percaya begitu, enggak lah yau. dari tadi sudah berapa kali lo ke sini, dan tidak tersesat sama sekali" sewot sasa. Sasa memperhatikan penampilan jesika yang tidak se perfeck tadi pagi tersenyum miring.
"Mana tugas tugas yang gue kasih ke lo tadi!" pinta sasa. dia menjulurkan tangannya meminta hasil copy dokumennya.
"Ini masih mau di copy kak" jawab jesika.
"Dasar lelet, mau modal tampang doang lo ya, magang disini, di beri tugas begitu saja tidak beres." marah Sasa.
"Ada apa ini ribut ribut, Sasa, Jesika?" tegur Armand.
"Oh, ini pak anak magang di mintai tolong mengkopi dokumen ini saja tidak pecus, sudah satu jam lamanya dia disini tapi belum kelar juga." kata Sasa yang nada bicaranya berubah 90° dari yang tadi. Jesika memutar bola matanya jengah, ternyata di sini juga banyak sandiwara.
"Bukannya itu tugas kamu, cepat selesaikan, dan kamu jesika kembali ke ruangan, kerjakan yang lain, biarkan ini Sasa yang menyelesaikannya." kata Armand.
"Terima kasih pak" jawab jesika. Dia melangkah kembali ke ruangan di kerja.
"Tunggu, kenapa dengan baju dan cara berjalan mu yang aneh itu?" tanya Arman
"Itu, tadi saya jatuh pak, dan terbentur lantai, saya tadi tersesat lalu menabrak tuan Daniel, dan terjatuh" jawab jesika.
"Kalau begitu kamu ke klinik saja, kalau di biarkan nanti bisa bengkak." arman menyuruh jesika untuk ke klinik perusahaan.
"Baik, terima kasih pak arman" kata jesika tersenyum lebar sembari mengejek Sasa. Muka sasa langsung suram mendengar Arman yang perhatian pada jesika.
Sasa masuk ke ruang foto kopi dengan cemberut sambil menghentakkan kakinya, mengerjakan mengcopy dokumen tersebut.
" Sial, cari muka saja dia, mana pak Arman perhatian banget lagi, ya sudah kamu ke klinik saja nanti bengkak" gerutu Sasa sambil mulutnya menye menye.
Jesika langsung mengambil kesempatan untuk ke klinik, daripada harus capek capek kerja, dan di kerjain para senior.
"Lebih baik gue tiduran di klinik daripada capek di suruh ini, itu. Dasar senior tidak ada akhlak" gerutu jesika.
* * *
Hari ini Jeni ada janji dengan Alex, dia akan mengantar Sketsa perhiasan rancangannya.
Karena sekolah pulang pagi, jeni segera mengirim pesan ke Alex bahwa dia akan ke kantornya sebelum makan siang.
"Om gue Otw sekarang ke kantor lo, tolong share lokasi, ntar salah" send.
pesan terkirim dan tak lama muncul balasan dari alex, mengirim lokasi perusahaannya.
"Guys, gue cabut dulu ya" pamit jeni pada teman temannya.
"Mau kemana lo, ngemall dulu yuk, masih jam segini!" ajak Dona.
"Gue mau ngapel sugar daddy gue guys!" jawab jeni ngasal.
"Sialan lo, mana ada suhar daddy yang memelihara cewek modelan begini" ejek dina. Dan di tertawakan yang lain.
"Ngeledek lo, kalau gua beritahu siapa sugar daddy gue pingsan lo!" sombong jeni, padahal dia cuma bohongan.
"Widih serius lo, coba lo kirim foto sugar daddy lo, ntar gue traktir selama satu minggu!" tantang sofyan.
"Bisa bangkrut lo, dia kalau makan banyak, hehehe" jawab dina.
"Iya gue setuju, emang Mr Alexander, yang bikin kita kita pingsan, kalau iya, jangankan seminggu, sebulan oun gue rela mentraktir lo!" tambah Rendi.
"Sumpeh lo, oke siapa takut nanti gue kirim fotonya, lo pada belum tahukan wajah mr Alexander, dan siap siap uang saku kalian semua jebol, hahaha". cerocos jeni.
"Oke siapa takut" jawab mereka serempak
dikiranya jeni cuma asal bicara saja.
"Bener kalian mau menantang jeni, kalian tidak ingat apa kalau pas bazar kemaren mereka sempat mau balapan, gue di kubu lo jen" jawab dona.
Yang lainnya menjadi sedikit cemas, mereka menebak kalau jeni memang akan ke rumah Alex mengambil motor yang mau di modif.
"Eh tunggu, tapi kita perlu bukti nya, bukan pas waktu lo mengambil Motor mr Alex untuk di modif, kalau begitu kita semua juga bisa" kata sofyan, di acungi jempol oleh rendi.
"Oke, mau yang bagaimana guys, hehe, gue kabur saja deh." jeni segera keluar kelasnya dan segera ke tempat parkir.
Gadis tomboy ini segera berangkat ke Alexander grub, sebelum jam makan siang, takutnya Alex tidak ada di tempat.