AKU IBUNYA

Di ruang Bayi, baby jo tiba tiba menangis dengan keras, beberapa suster kewalahan menenangkannya, dan mereka membawa baby jo ke tempat ibunya.

Sementara Salma yang tahu sahabatnya melahirkan langsung ke rumah sakit, tapi merasa ada yang aneh, Salma melihat dua orang lai laki keluar dari kamar Fira membawa kantong hitam besar dan memasukkan kantong tersebut dalam tong sampah, karena rasa penasaran dan khawatir, Salma mengikuti kemana perginya mereka.

Salma mengikuti kedua orang itu sampai ke sebuah mobil Van yang parkir di belakang rumah sakit. "Hei siapa kalian, apa yang kalian bawa?" tanya Salma.

"Ini sampah nona, kami akan membuangnya." jawab salah satu dari mereka.

" Katakan yang sebenarnya atau saya laporkan ke polisi." gertak Salma, gadis cantik itu mengambil handphonenya dan akan melaporkan semuanya ke polisi, tapi dia dipukul sampai pingsan lalu ikut di bawa pergi bersama Fira, mereka menyerahkan semuanya pada Sinta nantinya.

Mobil Van tersebut melaju keluar dari rumah sakit menuju ke markas Rocky, kekasih dari sinta tersebut. Selain Hacker, dia juga ketua geng. Anak buah Rocky membawa Fira dan Salma di sebuah kamar gelap, menunggu mereka sadar dan di eksekusi.

Kembali ke rumah sakit, Rayhan berpapasan degan suster yang membawa putranya yang terus menangis di gendongan suster tersebut. "Sus apa yang terjadi?" tanya Rayhan dengan heran.

"Entahlah tuan, baby Jo tiba tiba menangis dan tidak mau berhenti, mungkin dia haus." jawab Suster, mereka sama sama menuju ke kamar inap Fira, nampak Fira meringkuk membelakangi mereka.

Tidak ada yang aneh atau mencurigakan sama sekali. Rayhan membangunkan Fira dengan perlahan. " Fir, baby Jo nangis, dia haus." ucap Rayhan.

Fira terbangun dari tidur pura puranya, tapi ada sedikit yang aneh pada Fira, kapan istrinya tersebut memakai make up walaupun tipis, dan di rumah sakit ini juga tidak ada bedak. Sementara Dira menelan salivanya, apakah dia harus menyusui baby Jo, mana punya Asi dia, bagaimana dia akan beralasan. " ah aku pura pura saja menyusui bayi bodoh ini, supaya tidak ketahuan, dan mengatakan kalau adikku tidak keluar, ah kau memang genius Nadira." batin Dira.

Dira menerima bayi tampan tersebut di pangkuannya. " halo tampan , kau aus ya, cini mimik dulu yuk?" Dira menerima baby Jo ke tangannya, sebelumnya dia sudah les untuk menggendong bayi, Dira pura pura menimang bayi tersebut , dan membuka penutup bukit kembarnya untuk menyusui bayi Jo.

Tapi ada pemandangan aneh yang Ray lihat di dada Istrinya, kenapa bukit kembar tersebut ukurannya berbeda bahkan lebih besar dan terlihat lebih menantang. Tapi kesannya kok tidak alami, seperti hasil operasi, bukan besar karena menyusui.

Nadira pura pura menyusui baby Jo, tapi bayi tampan itu tidak mau berhenti menangis dan sama sekali tidak mau menyusu, sebenarnya Dira sangat geram bahkan telinganya sudah mau pecah mendengar tangisan anak Fira. Bisa jadi bayi itu tahu kalau sekarang ibunya dalam bahaya.

Suster dan Rayhan juga merasa aneh dengan pemandangan ini, tidak biasanya seorang bayi baru kahir tidak mau meminum asi dari ibunya, padahal dia juga baru saja nen tadi sebelum di pindah di ruang bayi. Suster kembali mengambil Baby Jo dari pangkuan Dira.

Rayhan yang tidak tega melihat baby Jo menangis , dia mencoba mengambil bayinya dari tangan suster. "Sus coba saya yang gendong, mungkin dia kangen papanya.'' kata Rayhan, dia mengambil Baby Jo yang masih menangis di gendongan suster.

Baby Jo langsung terdiam di dalam gendongan Rayhan, suster tersebut sangat heran , biasanya anak anak akan cenderung lengket dengan ibunya, tapi beda dengan baby Jo, bahkan ketika Rayhan mengembalikan ke pangkuan Dira, baby Jo akan langsung menangis.

" Kok aneh ya tuan, kanapa baby Jo tidak mau di gendong ibunya, bahkan dia langsung menangis, nyonya sebaiknya kita ambil saja asinya dan di letakkan di botol, kasihan kalau baby Jo tidak mau minum." usul suster pada Dira atau Fira palsu.

Dira lumayan bingung, apa yang harus dia lakukan sementara dia tidak punya apa yang di butuhkan bayi itu. " Sial merepotkan saja bayi dan suster iru, pakai susu sapi kan bisa, tinggal beli di toko." Batin Dira.

"Sus, asi saya belum keluar, bagaimana kalau kita berikan dia susu formula dulu, lihat ini, belum ada sama sekali. " Dira memencet pucuk pink di gunung kembar itu, tapi setetes pun tidak menetes.

Karena sudah mendapatkan persetujuan sang ibu, Suster tersebut mengalah dan menuruti kemauan Dira.

"Sus belikan susu terbaik dan termahal untuk putraku, jangan yang asal asalan." Rayhan berpesan untuk membelikan bayinya yang terbaik.

Suster tersebut kembali membawa baby Jo, dan segera menyiapkan semuanya. " Siapa kau sebenarnya? " tanya Rayhan dengan nada tinggi dan dingin, Ray merasa asing dengan istrinya yang sekarang, masa di tinggal barusan saja, dia sudah merasa jauh dengan Fira.

" Aku Fira mas, kamu kenapa sih, dari tadi aku masih disini, dan belum kemana mana. " jawab Dira dengan gemetar dan tangan yang dingin.

Rayhan keluar ruangan dengan kesal dan menelpon Rudy untuk segera mencari informasi yang benar tentang Safira istrinya.

" Rud, bagaimana sih orang orang kamu itu kerja tidak becus, mana laporan tentang istriku ha! " Rayhan sangat marah karena anak buahnya bahkan hacker kepercayaan dia tidak menemukan apapun tentang Safira atau Nadira. yang di laporan mereka cuma ada Nadira, tidak ada Safira, tapi istrinya bernama Safira.

" Apakah kau sudah menemui lagi teman dekat Fira, kenapa orang itu juga tidak bisa di temui, kerja apa kalian ini. " Rayhan meminta Rudy sendiri yang menemui Salma, karena Salma adalah satu satunya teman Fira, tapi seperti ada orang yang menghalangi ank buah Rudy ketika akan bertemu Dengan Salma.

" Baik tuan, tapi ada laporan hari ini Salma datang ke rumah sakit, apa dia belum sampai di sana? " Rudy juga melaporkan kalau anak buahnya melihat Salma ke rumah sakit, dan menunjukkan bukti sepeda motor nya berada di tempat parkir.

Rayhan merasa aneh, karena tidak ada tamu datang ke kamar Safira sama sekali. Dia mengerutkan keningnya. " Kenapa jadi rumit seperti ini, ada apa sesungguhnya, dan kenapa data pribadi Safira tidak di temukan, tapi waktu aku menikahinya jelas jelas di KTP tertera nama Safira, bukan Nadira seperti di laporan tersebut.

" Kau lihat CCTV rumah sakit, dan kirim foto Salma kemari, karena sampai sekarang tidak ada satupun teman atau keluarga Fira yang berkunjung kemari." Ryan kembali meminta Rudy untuk menyelidiki tentang Salma tersebut.

Lalu dia kembali ke kamar Dira, membaca koran sambil melihat istrinya yang kembali tidur.