Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mesra
Beberapa hari sudah berlalu Bimo dan Bunga sudah kembali ke rumah mereka, Bimo semakin posesif terhadap istrinya. Bahkan laki-laki itu tidak mengizinkan istrinya untuk melakukan apa-apa, Bunga hanya duduk dan berbaring saja. Semua kebutuhan Bunga di siapkan oleh asisten rumah tangga, Bunga bahkan jengah dengan tingkah suaminya. Tapi Bimo tidak peduli karena yang terpenting adalah jangan sampai istrinya kelelahan.
"Mas berangkat dulu, kamu jangan keluar rumah kalau butuh sesuatu panggil bibik. Mas akan usahakan pulang cepat nanti. Jaga diri baik-baik ya sayang." Ucap Bimo mencium kening istrinya.
"Tapi aku bosan mas di rumah terus. Aku ingin jalan-jalan keluar, mau ke mall shopping." Rengek Bunga dengan manja.
"Mas mohon sayang untuk sementara turuti perkataan mas, Tuhan telah mempercayakan kita dengan menitipkan bayi di dalam rahim kamu. Kamu tahu sendiri ini adalah sebuah keajaiban untuk kita, ingat sayang kita sangat lama untuk mendapatkannya. Jadi kita harus menjaganya dengan baik. Kalau kamu mau ke mall tunggu mas pulang dulu, kita pergi sama-sama. Mas tidak ingin kamu pergi tanpa mas, itu membuat mas tidak tenang." Tutur Bimo
"Iya mas, nanti setelah mas pulang kita harus pergi shopping, karena ini keinginan anak kamu." Ucap Bunga.
"Iya sayang, anak papa mau jalan-jalan ya. Anak papa bosan di rumah terus, sabar ya nak. Papa kerja dulu nanti setelah pulang kerja kita pergi jalan-jalan. Tapi anak papa harus janji jangan buat mama kesusahan selama papa tidak ada ya sayang." Bimo berbicara di depan perut rata istrinya.
"Iya papa, aku tidak akan nakal kok." Balas Bunga menirukan suara anak kecil.
Keduanya tertawa bahagia kehadiran buah hati mereka menambah kebahagian dalam rumah tangga mereka, tak lupa Bimo mencium perut rata sang istri kemudian pamit pergi kerja.
Tak jauh berbeda dengan Bimo dan Bunga di sebuah apartemen juga terlihat kemesraan sepasang suami istri. Siapa lagi kalau bukan Arya dan Dira. Dira sedikit kesusahan saat sedang memasak sarapan di karenakan Arya yang sedari tadi menempel pada Dira. Laki-laki itu memeluk erat tubuh istrinya dari belakang. Walau Dira sudah menyuruh suaminya untuk menunggu di meja makan tapi Arya tidak mau dengan alasan tak bisa jauh dari istrinya, dengan terpaksa Dira melanjutkan kegiatan memasaknya dengan di temani kejahilan dan tingkah mesum Arya.
"Kak sakit, kenapa di gigit nanti leherku merah." Tegur Dira
"Kalau merah emang kenapa?" Tanya Arya sesekali mencium pipi Dira.
"Malu kak, apalagi nanti Dira ingin pergi ke kampus. Kalau di lihat orang malu kak." Ucap Dira.
"Kenapa mesti malu, kamu sudah menikah jadi wajar jika ada tanda seperti itu. Lagian kakak sengaja buat tanda seperti itu, agar jika ada laki-laki lain yang ingin mengganggumu mereka tahu kalau kamu sudah ada pemiliknya." Ucap Arya yang kembali memberi tanda di leher Dira.
Dira hanya pasrah, kadang tidak mengerti dengan Suaminya. Dari perlakuan Arya kepadanya terlihat Arya sudah menerimanya tapi Dira tidak tahu apakah suaminya itu sudah mencintainya atau tidak. Sampai saat ini Arya belum pernah mengucapkan kata cinta untuknya, tapi tak masalah bagi Dira seperti yang di katakan Arya lebih baik di nikmati dan di jalani saja, biarkan seperti air yang mengalir begitulah pikir Dira.