**Prolog**
Di bawah langit yang kelabu, sebuah kerajaan berdiri megah dengan istana yang menjulang di tengahnya. Kilian, pangeran kedua yang lahir dengan kutukan di wajahnya, adalah sosok yang menjadi bisik-bisik di balik tirai-tirai istana. Wajahnya yang tertutup oleh topeng tidak hanya menyembunyikan luka fisik, tetapi juga perasaan yang terkunci di dalam hatinya—sebuah hati yang rapuh, terbungkus oleh dinginnya dinding kebencian dan kesepian.
Di sisi lain, ada Rosalin, seorang wanita yang tidak berasal dari dunia ini. Takdir membawanya ke kehidupan istana, menggantikan sosok Rosalin yang asli. Ia menikah dengan Kilian, seorang pria yang wajahnya mengingatkannya pada masa lalunya yang penuh luka dan pengkhianatan. Namun, di balik ketakutannya, Rosalin menemukan dirinya perlahan-lahan tertarik pada pangeran yang memikul beban dunia di pundaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon d06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
Ruangan megah di aula kerajaan dipenuhi oleh para bangsawan yang duduk di kursi berlapis kain beludru. Meja debat berbentuk setengah lingkaran diletakkan di tengah, tempat kedua pasangan calon raja dan ratu berdiri. Raja dan ratu duduk di atas singgasana mereka, mengamati dengan cermat jalannya debat.
Kilian dan Rosalin berdiri di sisi kiri, dengan Kilian tampak tenang meskipun sorot matanya tajam dan fokus. Di sampingnya, Rosalin berdiri dengan anggun, walaupun kedua tangannya tersembunyi di balik gaunnya yang merah tua, jelas menunjukkan kegugupan.
Di sisi lain, Wiliam dan Elena terlihat percaya diri. Wiliam mengenakan setelan biru tua, dengan senyuman diplomatis khasnya. Elena, dengan gaun ungu muda yang memancarkan kesan anggun dan cerdas, terlihat tak kalah percaya diri.
Prajurit yang menjadi moderator berdiri di tengah dan menjelaskan situasi. “Topik debat hari ini adalah: **Perselisihan antara faksi utara dan selatan terkait batas wilayah perdagangan. Bagaimana solusi yang tepat untuk memastikan perdamaian di kedua wilayah tersebut?**”
---
**Saat Debat Berlangsung**
Wiliam memulai dengan presentasi yang sistematis. Suaranya lantang, penjelasannya mengalir lancar. “Perselisihan ini bermula karena kurangnya regulasi yang jelas antara kedua wilayah. Solusi kami adalah membentuk dewan perdagangan bersama, yang terdiri dari perwakilan dari kedua faksi, untuk membuat perjanjian resmi yang mengikat kedua belah pihak. Selain itu, kami mengusulkan pembentukan jalur perdagangan baru yang menguntungkan kedua wilayah tanpa mengorbankan kepentingan salah satu pihak.”
Elena melanjutkan dengan nada tenang namun meyakinkan, memberikan data dan contoh dari sejarah kerajaan lain yang sukses menggunakan metode serupa. Para bangsawan tampak terkesan, beberapa dari mereka mengangguk, menunjukkan persetujuan.
Ketika giliran Kilian dan Rosalin, Kilian mengambil alih pembicaraan awal. “Kami percaya bahwa solusi ini harus dimulai dari akar masalahnya: ketidakpercayaan di antara kedua pihak. Tanpa kepercayaan, perjanjian apa pun akan gagal. Karena itu, kami mengusulkan serangkaian pertemuan terbuka antara para pemimpin faksi dengan keterlibatan langsung dari kerajaan. Kami juga akan mendorong inisiatif ekonomi bersama, seperti proyek pembangunan yang melibatkan tenaga kerja dari kedua wilayah, untuk menciptakan ikatan yang lebih kuat.”
Rosalin, meskipun gugup, menambahkan dengan penuh keyakinan, “Kami juga berpikir penting untuk melibatkan rakyat. Jika rakyat kedua wilayah merasa didengarkan dan diberikan kesempatan untuk berkontribusi, perdamaian yang kita bangun tidak hanya akan bertahan untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang.”
Suasana di aula terasa tegang. Kilian dan Rosalin berhasil memberikan gagasan yang menyentuh sisi emosional, sementara Wiliam dan Elena lebih menonjolkan sisi logis dan teknis.
---
Setelah perdebatan panjang, raja berdiri, mengangkat tangannya untuk meminta keheningan. “Setelah mendengarkan gagasan kedua pasangan, kami telah membuat keputusan. Gagasan Wiliam dan Elena dianggap lebih sesuai untuk menjawab permasalahan secara langsung dan teknis. Karena itu, pemenang debat hari ini adalah Wiliam dan Elena!”
Sorak-sorai memenuhi ruangan. Beberapa bangsawan bertepuk tangan keras, tampak setuju dengan keputusan itu. Wiliam memberikan senyuman penuh kemenangan, sementara Elena membungkuk anggun, menerima pujian dari sekitarnya.
Rosalin menunduk sedikit, kecewa namun mencoba tetap tegar. Kilian berdiri di sisinya, wajahnya tetap tenang, meskipun matanya menyiratkan kekecewaan.
Ratu, yang sejak awal memperhatikan dengan saksama, berbicara dengan nada bijak, “Namun, kami ingin memberikan penghargaan kepada Kilian dan Rosalin atas gagasan mereka yang juga sangat bernilai. Menyentuh akar masalah dan melibatkan rakyat adalah pendekatan yang tidak kalah penting.”
Beberapa bangsawan mengangguk setuju, memberikan tepuk tangan kecil.
Seorang bangsawan tua di barisan depan berkata pelan, namun cukup terdengar, “Pendekatan Kilian dan Rosalin memang menarik, tapi kurang praktis untuk situasi saat ini.”
Bangsawan lain menimpali, “Betul. Namun, mereka memiliki potensi besar jika terus diasah.”
Raja menatap Kilian dan Rosalin dengan tatapan tegas namun penuh harapan. “Kompetisi ini belum selesai. Kami ingin melihat lebih banyak dari kalian berdua di pertandingan berikutnya.”
---
Di luar aula, Rosalin menarik napas panjang, mencoba menahan rasa bersalah. “Aku minta maaf, Kilian. Aku merasa tidak cukup membantu—”
Kilian menggeleng, memotongnya dengan suara rendah namun tegas. “Kita tidak kalah karena kekuranganmu, Rosalin. Wiliam dan Elena memang lebih unggul kali ini, tapi ini bukan akhir dari segalanya.”
Rosalin mengangguk perlahan, meskipun matanya masih menyiratkan keraguan. “Aku hanya berharap bisa lebih berguna di pertandingan berikutnya.”
Kilian menatapnya sejenak, lalu berkata dengan nada yang lebih lembut, “Kau sudah melakukan lebih dari cukup. Percayalah padaku.”
Mereka berdua berjalan kembali ke tempat mereka menginap, bersiap menghadapi tantangan berikutnya dengan tekad yang semakin kuat.
...***...
Terimakasih karena telah menjadi pembaca setia cerita silhoute of love
jangan lupa untuk like komen dan vote ❤️
Maaf jika ceritanya terkesan membosankan🙏
tapi semoga saya bisa membuat cerita ini jauh yang lebih menarik kedepannya
semoga ceritanya sering update