NovelToon NovelToon
Obsesi Sang CEO

Obsesi Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: QurratiAini

Firda Humaira dijual oleh pamannya yang kejam kepada seorang pria kaya raya demi mendapatkan uang.

Firda mengira dia hanya akan dijadikan pemuas nafsu. Namun, ternyata pria itu justru menikahinya. Sejak saat itu seluruh aspek hidupnya berada di bawah kendali pria itu. Dia terkekang di rumah megah itu seperti seekor burung yang terkurung di sangkar emas.

Suaminya memang tidak pernah menyiksa fisiknya. Namun, di balik itu suaminya selalu membuat batinnya tertekan karena rasa tak berdaya menghadapi suaminya yang memiliki kekuasaan penuh atas hubungan ini.

Saat dia ingin menyerah, sepasang bayi kembar justru hadir dalam perutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QurratiAini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga belas

"Nona Firda ... jika saya boleh jujur kepada Anda. Sebenarnya Anda adalah gadis pertama yang dibawa oleh Tuan Abraham ke mansion pribadinya ini."

Penuturan Ella barusan tentu saja langsung membuat Firda menoleh kepadanya.

Binar mata gadis itu kini tampak gemetar ... Memikirkan apakah itu adalah fakta yang baik untuk keamanan hidupnya setelah ini? Atau justru ... sebaliknya?

Sepanjang jalan Firda hanya mampu diam membisu, sementara pikirannya kian berkelana melanglang buana. Namun, tak ada sepatah kata pun yang berhasil keluar dari bibirnya. Sebab kini lidahnya mendadak terasa kelu untuk bicara.

Firda mengedarkan pandangan saat sudah sampai di halaman luas mansion pribadi milik Tuan Abraham. Semua bunga yang ditanami dan tersusun begitu indah di hamparan taman-taman itu, sungguh memanjakan mata.

Namun, sayangnya kini Firda tak bisa menikmati semua keindahan itu karena pandangan matanya kian memburam dan berkunang-kunang.

"Aku lapar ... pusing ... perutku sakit, perih ...." Firda merintih dalam hatinya. Lengkap sudah ... penderitannya kini.

"Maaf Ella, tapi apakah Tuan Abraham masih lama?" Firda memberanikan diri untuk bertanya. Kakinya sudah terlampau lemas, rasanya benar-benar tak sanggup untuk berdiri lebih lama lagi.

Jika boleh, Firda ingin duduk sejenak, lalu akan berdiri kembali nanti ketika Tuan Abraham telah tiba. Namun, sayangnya keinginannya itu hanya bisa ia telan sendiri karena pada kenyataannya ... Firda tak punya nyali sebesar itu untuk mengutarakannya.

Ini adalah hari pertamanya berada di mansion ini. Firda terlampau takut dicap sebagai gadis yang tidak memiliki tata krama. Bukankah ... di mana bumi dipijak di sanalah langit dijunjung?

Kediaman ini adalah milik Tuan Abraham. Jadi, sudah sepantasnya semua orang yang berada di dalamnya mematuhi segala aturan yang pria itu buat.

"Tuan tidak akan lama lagi, Nona. Pengawal pribadi beliau mengabarkan beliau akan segera tiba ke mansion ini," jawab Ella dengan sopan.

Wanita paruh baya itu menatap Firda lamat-lamat dengan tatapan penuh rasa kasihan. Sebab ia menyaksikan semuanya ....

Bagaimana kian gelisahnya gadis itu dalam berdirinya. Wajahnya pun tampak begitu pucat pasi. Nona Muda-nya ini benar-benar terlihat seperti orang sakit.

"Nona, ... Anda baik-baik saja?" tanyanya memastikan sekali lagi. Berusaha mencoba meruntuhkan pertahanan Firda yang sejauh ini selalu mengusahakan dirinya agar terlihat baik-baik saja.

Namun, seberapa keras pun Firda mengusahakannya, tapi wajah pucatnya itu tidak bisa ia tutupi.

Firda menggigit bibir bawahnya pelan. Meyakinkan dirinya bahwa ini sudah tidak akan lama lagi. Menurut kepada perkataan Ella bahwa Tuan Abraham akan tiba sebentar lagi.

"Aku baik-baik saja, Ella," imbuh Firda pada akhirnya sambil tersenyum kecil.

"Tapi wajah Anda pucat pasi, Nona. Tuan Abraham mungkin akan marah besar kepada saya jika melihat kondisi Anda yang seperti ini. Jika Anda ingin dipercaya bahwa Anda sungguhan baik-baik saja, setidaknya Anda berdandan untuk menutupi wajah pucat Anda," kata Ella panjang lebar.

Perkataannya sangatlah tepat sasaran. Namun demikian, ia tetap mengatakannya dengan penuh sopan santun agar Firda tidak merasa tersinggung.

Namun demikian, Firda langsung menyadari kesalahannya. "Maafkan aku sudah menyusahkanmu, Ella," pinta gadis itu hampir menangis, menyalahkan dirinya sendiri. "Aku ... aku nggak bisa berdandan. Aku ... nggak pernah memakai make up sama sekali. Maafkan aku ...." Firda mengakui hal itu sambil menunduk dalam.

Dia merasa begitu malu dan kampungan. Di zaman ini ... bukankah sudah tak ada lagi gadis yang tidak tahu berdandan dan mempercantik diri?

Firda tak ingin munafik untuk mengakui bahwa sebenarnya jauh di lubuk hatinya yang terdalam dia juga sangat ingin tampil cantik dan bisa berdandan seperti gadis-gadis di luaran sana. Namun, jangankan membeli peralatan make up, bahkan untuk membeli makan saja Firda tak bisa karena seluruh uang hasil kerja kerasnya dirampas begitu saja oleh paman dan bibinya.

Baru kali ini ... untuk pertama kali dalam hidupnya, Firda merasakan menjadi seorang putri, memakai gaun yang tampak bersih, rapi, dan indah. Sebab selama ini pakaian yang dirinya kenakan selalulah usang, luntur warnanya, dan banyak bekas tambalan.

Semua kejelekan yang dirinya kenakan selama ini pada tubuhnya ... membuat Firda Humaira merasa semakin rendah diri, seolah dirinya benar-benar tak pantas merasakan hidup yang lebih layak dari itu.

"Sebagai calon istri Tuan Abraham, Anda terlalu bermurah hati kepada saya, Nona." Tiba-tiba suara Ella kembali terdengar setelah sebelumnya suasana di antara mereka sempat menghening sejenak.

"Anda tidak salah, Nona. Sayalah yang sepenuhnya bersalah di sini karena kurang peka dan tidak memperhatikan keadaan Anda. Jadi seharusnya saya yang lebih pantas meminta maaf kepada Anda," ujarnya lagi.

Namun, belum sempat Firda menyahutinya, tiba-tiba suara deru mobil mewah milik Tuan Abraham terdengar di halaman maha luas itu.

Firda mengedarkan pandangannya, mendapati seluruh pengawal dan pelayan seketika berbaris tegap dan kompak menundukkan kepala mereka.

Suasana yang begitu hening dan kaku ini membuat Firda merasakan gugup yang tak mampu dirinya kendalikan. Semakin merasa rendah diri ... merasa kecil ... merasa tak berdaya ... merasa bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan Tuan Abraham yang kaya raya, penuh kuasa, dan dihormati oleh semua orang.

"Nona Firda, ... maju ke depan," bisik pelan dari Ella yang berdiri di belakangnya berhasil membuat tubuh ringkih Firda sedikit berjengit karena kaget.

Kepanikan segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dirinya maju ke depan? Berdiri di hadapan puluhan para pelayan dan pengawal ini ... sendirian? Ketakutan terbesarnya selama ini adalah menjadi pusat perhatian.

Sebab selama ini Firda hanya akan menjadi pusat perhatian ketika dirinya mendapatkan hinaan, direndahkan, dirundung, dilecehkan, ... Firda tak mau lagi. Trauma itu masih membekas begitu dalam.

"Nona Firda ...." Panggilan Ella terdengar sekali lagi, membuat Firda merasa seolah dirinya ditekan untuk harus melangkah ke depan suka tidak suka.

Akhirnya ... dengan kaki gemetaran Firda mengambil langkah, meski harus terseok-seok.

Ini ... begitu sulit baginya. Melawan rasa trauma ... melawan rasa takut dan cemas yang seolah mengendalikan seluruh saraf-sarafnya .... Semua itu terasa begitu sulit untuk mampu dirinya tanggung dan lawan sendirian.

Namun, Firda tak punya pilihan lain sekarang. Akhirnya dengan terpaksa ia berjalan maju dengan perlahan-lahan. Jari-jemarinya saling bertautan dan kian meremas dengan penuh gelisah gaun yang kini dirinya kenakan.

Tak lama pandangan matanya bertemu dengan pria paling berkuasa di mansion ini. Tuan Abraham mengambil langkah lebar mendekatinya, sama sekali tanpa mengalihkan pandangannya kepada Firda.

Hal itu membuat Firda yang saat ini berdiri diam di tempat merasa sangat terintimidasi tanpa alasan yang jelas, yang bahkan dirinya pun tak mengerti ... kenapa.

"Kamu sakit?" Untuk pertama kalinya wajah datar seorang Abraham Handoko kini menampilkan raut penuh kekhawatiran. Saat dirinya hendak menyentuh wajah pucat gadisnya, Firda sudah lebih dulu melangkah mundur.

1
Heulwen
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Qurrati Aini: ditunggu yaaa, author bakal update setiap jam 10 malam, okeyy.
total 1 replies
Azure
Author-im, kalau tidak update cepat, reader-im bakal pingsan menanti T.T
Qurrati Aini: duh di tunggu ajaa ya hehe, author bakal update setiapp jam 22:00 WIB yaa.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!