Menikahi Selingkuhan Ibu

Soraya mengusap wajahnya dengan kasar karena perkataannya tadi Ibunya menjadi marah, bahkan sampai mengancam untuk tidak macam-macam, dan memikirkan keinginan buruk yang bisa merusak hubungannya dengan Kendra. Masih belum ingin pulang, Soraya memilih untuk berdiam diri di kamar lamanya di rumah orang tuanya. Sebenarnya dia tidak biasa kebingungan tidak acara seperti ini, tapi mau bagaimana lagi karena setelah Ana dan Jordan menikah, Soraya seperti benar-benar kehilangan Jordan dan separuh dari kebahagiaannya.

Soraya membuang nafasnya, dia membuka layar kunci ponselnya yang adalah persisi tanggal lahir Jordan. Soraya membuka galeri di ponselnya, lalu melihat photo-photonya bersama dengan Jordan. Hampir semua photo yang dia simpan di ponselnya ada wajah Jordan disana. Di tempat belanja, di bioskop, restauran, di ranjang, bahkan di kamar mandi juga ada.

Tak tahan dengan rindu itu ketika Soraya minat galeri dimana ada video Jordan dan dirinya sedang melakukan hubungan badan, Soraya menjadi gelisah tak tahu harus pergi kemana. Jika menemui Kendra, yang ada dia akan terus merasa bersalah karena akan membayangkan Jordan ketika mereka sedang melakukanya. Tapi jika menemui Jordan sekarang, tentu saja itu sangat sulit. Jordan itu bekerja di kantor Ayahnya, dan disana Ayahnya juga masih aktif bekerja, jadi akan timbul masalah besar jika dia menemui Jordan di kantor.

Soraya yang kebingungan akhirnya membuka seluruh pakaiannya setelah dia memastikan pintu kamarnya terkunci dengan rapat. Dia meletakkan ponsel miliknya dengan si tahan oleh banyak, dia membuka selangka nya menggerakkan satu jarinya disana, memberikan sentuhan. Soraya memejamkan mata menikmati apa yang dia lakukan sembari mengingat bagaimana rasanya ketika melakukan dengan Jordan.

Setelah mendapatkan pelepasan, dia meraih ponselnya, lalu mengirimkan video itu kepada Jordan. Dia tahu ini benar-benar sangat menjelaskan betapa murahannya dia, tapi rasa rindu yang menggunung di hatinya benar-benar membuatnya buta dan tak bisa berpikir dengan baik, kira-kira apa yang akan terjadi nantinya.

Setelah mengirimkan video itu, Soraya rupanya masih belum berhenti. Dia mengirim lagi beberapa photonya saat berada di dalam kamar mandi tanpa menggunakan selesai benang pun. Soraya mengirim semua photonya dengan pose dan mimik wajah yang menggoda. Setelah mengirim itu Soraya tersenyum, dia yakin benar jika Jordan sangat tidak bisa menolak pesonanya, dan pasti akan segera menghubunginya begitu melihat photo dan video yang dia kirimkan.

Setelah dia rapih kembali dengan pakaian yang sudah di ganti, barulah Soraya kembali duduk dan menunggu kapan Jordan akan menghubungi nya.

" Aku akan menunggumu, Jordan sayangku. "

Di tempat lain.

Jordan kini tengah berada di lapangan untuk mengecek langsung proyek yang sedang dikerjakan perusahaan Ayahnya. Ini sudah lewat makan siang, bahkan sudah akan mendekati jam makan malam tiga jam lagi, tapi sial dia benar-benar belum bisa istirahat sekarang ini.

Setelah matahari mulai terbenam, Jordan akhirnya selsai dengan semua pekerjaannya. Sebentar dia duduk di kursi kemudi mobilnya menghilangkan rasa lelah yang begitu terasa. Dia sengaja tak mau istirahat di kantor karena takut nanti akan ada saja pekerjaan, kan memang begitu adanya? Kantor memang selalu menyuguhkan pekerjaan, jadi kalau menunggu pekerjaan habis ya tidak akan mungkin kecuali perusahaannya bangkrut.

Jordan menenggak air mineral hingga setengah botol, dia teringat dengan ponselnya yang sudah hampir sepuluh jam tidak dia lihat. Jordan sebenarnya memiliki dugaan bahwa Ana pasti sudah mengirimnya banyak pesan seperti biasanya. Mulai dari mengingatkan tentang makan, istirahat, sedang melakukan apa, lalu selalu mengirimi pesan untuk jangan nakal ketika berada di luar. Ah, entah apa maksud kalimat itu, Jordan selalu merasa aneh sendiri setia kali membacanya. Ah, hari ini rupanya dia juga mendapatkan banyak pesan dari Soraya, jadi segera Jordan membuka pesan dari Soraya terlebih dulu.

Glek!

Jordan menelan salivanya dengan begitu sulit karena melihat semua photo Soraya, apalagi sat melihat video yang dikirim kan Soraya kepadanya, jiwa kelakuannya sontak terbangun tanpa aba-aba.

Jordan yang kehilangan kontrol dengan cepat menghubungi Soraya berniat ingin menyalurkan keinginannya.

Halo! Sayang?

Jordan terdiam sebentar karena terkejut dengan apa yang dia lakukan sekarang. Segera Jordan memutuskan sambungan teleponnya karena saat mendengar suara Soraya dari seberang telepon, Jordan tiba-tiba teringat wajah Ibu dan Ayahnya, Kendra, Ibunya Soraya, dan juga Ana yang menangis saat camping tempo hari di dalam pelukannya.

" Apa yang aku lakukan? " Gumam Jordan seraya menjauhkan ponsel dari telinganya.

Jordan mengeraskan cengkraman tangannya yang sedari tadi mencengkram ponselnya. Dia membuang ponselnya ke kursi samping, sungguh dia begitu sulit menghindari pesona Soraya. Tapi wajah-wajah orang yang akan hancur jika dia meneruskan hubungan itu dengan Soraya, Jordan benar-benar merasa tidak tega melakukannya. Tak mau membuang waktu karena dia yakin sekali akan dirinya yang gampang goyah kalau sudah tentang Soraya, dengan segera Jordan menekan tombol starter, menjalankan mobilnya melesat cepat menuju dimana dia tinggal setelah menikah dengan Ana.

Sesampainya di sana, dia segera menuju kamar tidurnya bersama Ana.

" Eh, kau baru pulang? Mau makan seka- " Ana yang saat itu ingin keluar dari kamar untuk makan malam terpaksa tak melanjutkan ucapannya dan kembai masuk ke dalam kamar saat Jordan membawa tubuhnya untuk kembali masuk ke dalam kamar. Tidak ada obrolan apapun, Jordan dengan tiba-tiba mencium bibir Ana dengan buas, melanjutkan aksinya dengan begitu semangat hingga membuat Ana merasa kebingungan sendiri. Selama ini Ana lah yang harus aktif menggoda Jordan barulah Jordan akan pelan-pelan bereaksi, dan melakukanya meski wajahnya terlihat enggan.

" Jordan.... " Panggil Ana menahan sesuatu saat Jordan menyentuh bagian-bagian sensitifnya, namun dia juga penasaran apa yang terjadi hingga Jordan bisa seperti sekarang ini.

Tapi karena Jordan begitu tak membuatnya lengah, lama kelamaan Ana juga ikut lupa dan menikmati apa yang sedang mereka lakukan sekarang. Ah, setidaknya Ana memahami satu hal saja sekarang ini yaitu, Jordan menahan ini dari luar sana dan memilih melakukan dengannya. Iya, Jordan ternyata tidak seburuk yang dia bayangkan.

***

Setelah menerima telepon dari Jordan, Soraya menjadi begitu terkejut hingga masih tak percaya jika Jordan malah tidak mengangkat telepon darinya, menghubungi juga hanya dua detik saja. Padahal dia sudah sangat senang melihat layar ponselnya menyala dan memperlihatkan bahwa Jordan tengah menghubunginya.

" Aku sudah satu jam menunggu, kenapa Jordan belum menghubungi ku lagi? Kenapa juga telepon dariku tidak di angkat sih?! "

Soraya menatap dengan segala dugaannya hingga membuat pikirannya tidak tenang. Segera dia meraih tasnya untuk keluar dari rumah berharap beberapa saat lagi Jordan akan menghubunginya untuk menentukan dimana mereka akan bertemu guna melepas rindu.

Bersambung.