Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan tak diinginkan
Siang yang cukup terik, Sifa sampai merasa begitu gerah hingga dirinya harus berhenti di sebuah cafe yang letaknya masih cukup jauh dari perusahaan.
"Lumayan, bersih juga tempat ini" gumam Sifa setelah masuk dan mencari tempat yang nyaman.
Tak lama minuman segar pun datang, Sifa bersyukur bisa segera menikmati, sungguh segar hingga kemudian matanya menatap sesuatu yang membuat kerongkongannya tercekat.
"Sialan!" Batin Sifa dan segera mengalihkan pandangan sejauh mungkin.
Dirinya merasa kembali tersedot dimasa lalu, sungguh rasanya tidak ingin melihat hal yang ada didepan matanya saat ini, dan dalam hati dirinya harus segera pergi.
Tergesa Sifa segera beranjak setelah menghabiskan minuman dinginnya, bahkan cemilan ringan yang dipesan belum tersentuh sama sekali.
"Terimakasih atas kedatangannya Nona, semoga kembali lagi" begitulah salah satu pelayan setelah menerima uang dari Sifa.
Sifa tersenyum, lalu melangkah pergi, hampir saja sampai di pintu, namun tiba-tiba tangannya di sambar seseorang.
"Terburu sekali, mau kemana?" Terdengar sebuah suara yang masih sangat diingat oleh Sifa.
"Lepas Hans, kau lancang sekali" ucap Sifa segera menepis tangan yang memegang.
Hans kini tepat di depannya, memandang Sifa dengan rasa heran, di pikirnya Sifa mungkin akan menjadi wanita yang kurang bahagia, tapi kenyataannya, dari tas yang di bawa dan bahkan sebuah kunci mobil baru menyilaukan matanya.
"Lama tidak berjumpa, aku hanya ingin menyapa, apa kau keberatan?" Ucap Hans.
Sifa tak berkata, semakin dirinya melihat Hans, entah kenapa hatinya masih merasakan sakit yang tak terkira, terang saja sebuah pengkhianatan yang terlihat didepan mata tak akan mudah di lupakan begitu saja.
Langkah kaki Sifa segera melanjutkan, tak peduli jika harus menabrak Hans sekalipun, dan berhasil, Sifa keluar dari sana dengan langkah cepatnya.
Namun sayang sekali, baru saja dirinya bisa bernafas lega, tiba-tiba saja_
"Oh, kebetulan sekali kita bertemu disini ya?" Seorang wanita yang kini sudah menghampiri Sifa dengan pakaian seksi dan makeup tebalnya.
"Maaf, saya tidak pernah kenal dengan anda" Sifa tak peduli, menoleh sesaat dan membuka pintu mobilnya.
"Oh ya, tapi kita pernah beberapa kali berpapasan bukan?, atau perlu perkenalan lagi jika aku kekasih Hans?"
Sifa terdiam, kembali menutup pintu mobil dan berencana memberi sedikit sambutan, mungkin bisa membuat wanita kurang ajar dan tidak tau malu itu tak lagi mengganggunya.
"Oh jadi anda Nona Amelia Putri, yang saya kenal sebagai wakil Direktur SPARTA GROUP, tapi sayang sekali, saya hanya bisa melihat wanita murahan disini"
"Kau_, kurang ajar sekali, lihat siapa dirimu, kau tidak sebanding denganku!"
"Oh ya?" Sifa tersenyum sinis, lalu melanjutkan.
"Aku memang tidak sebanding denganmu dalam merebut laki-laki orang, maaf, aku tidak ahli dalam hal itu"
Plak!
Sifa terkejut, tak sempat menghindar dan juga tak menyangka jika wanita itu akan menyerang tiba-tiba.
"Apa-apaan kau ini?!" Sentak Sifa dan ingin membalas, namun sebuah tangan menangkap dan mendorongnya.
Sifa terjatuh, kekuatan dorongan itu tak bisa dia tahan, hingga membuat tubuhnya kini sudah menyentuh lantai.
"Hans, kau keterlaluan!" Ucap Sifa kini menatap tajam.
"Jangan berani menyakiti wanitaku, kau mengerti?!" Justru nada tinggi dan peringatan yang Sifa dapatkan dari Hans.
Sifa segera berdiri dengan wajah heran, dia yang mendapat perlakuan kasar, tapi kenapa justru Hans memperingatinya untuk tidak menyakiti, dasar gila!
"Kalian memang sama saja" Sifa merasakan sakit dihatinya, kembali di hujam dengan kelakuan manusia yang tidak ingin lagi ditemuinya, dan saat Sifa melangkahkan kakinya untuk pergi _
Byur
Dikejutkan dengan siraman air yang terasa dingin di punggungnya, seketika Sifa berhenti.
"Itu pantas untukmu wanita rendahan, lagi pula kopiku sudah dingin" ucap wanita itu dengan senyuman mengejek, sedang Hans hanya diam saja dan mengajak Amelia kekasihnya untuk pergi begitu saja.
Sifa terdiam, hingga seorang wanita yang tak sengaja melewati terkejut dan ingin membantunya, namun Sifa menolaknya dan kembali masuk ke dalam mobilnya.
Perjalanan yang paling menyakitkan, Sifa tak pernah membayangkan akan mendapatkan perlakuan seperti ini, dan orang yang dulu terlihat begitu menyayanginya hanya diam dan pergi begitu saja.
"Setan kalian!" Teriak Sifa yang kini menangis tak kuat menahan sesak di dadanya, beruntung dirinya sudah tiba di basement perusahaan MEGATHAN Company.
Sifa terisak, memegang dadanya yang terasa sangat sakit, menangis sejadi-jadinya, hingga butuh setengah jam untuk mengontrol dirinya, perlahan Sifa membuka pintu setelah merapikan diri, walaupun jelas terlihat mata yang masih sembab.
Kaki kanan Sifa baru saja menyentuh lantai, namun sebuah suara mengejutkannya.
"Dari mana saja?"
Deg
Sifa sangat terkejut saat mendengar pertanyaan seseorang yang bisa dipastikan itu adalah Than.
Berusaha menghindari tatapan, Sifa menjawab cepat.
"Maaf, jalanan macet tadi"
"Oh ya, lalu kenapa hampir setengah jam kau berada di dalam mobilmu yang sudah terparkir?"
Pertanyaan yang tentu saja membuat Sifa terkejut dan bingung harus menjawabnya.
"Ta tadi saya_"
"Bisakah kau lebih sopan saat berbicara dengan seseorang?, bukan dengan membelakangi" Than melayangkan protes akan sikap Sifa yang dirasa sangat aneh.
"Oh, i iya, maaf, saya mau ke ke toilet dulu" Sifa bingung dan gugup hingga dengan gerakan cepat berbalik cepat, dan_
Brug!
Justru kini dirinya terjatuh tepat di depan Than.
Alih-alih membantu, Than hanya mendiamkan saja, melihat bagaimana Sifa berusaha berdiri, hingga kemudian melihat tubuh itu bergetar.
Sifa kini menangis kembali, beban masalah terasa begitu berat, untuk bangun pun merasa begitu sulit, padahal berat badannya sudah turun drastis semenjak masalah bertubi-tubi menggulung hidupnya.
Than akhirnya tak bisa tinggal diam, melangkah perlahan dan berjongkok membantu Sifa yang masih menangis untuk bangun.
"Jangan melihatku, aku wanita yang sangat menyedihkan" ucap Sifa menghindari tatapan Than.
"Kau kenapa?, siapa yang melukaimu?" Tanya Than dengan jemari yang sudah meraih wajah Sifa dan melihat ada luka membiru samar di pipinya.
"Tidak ada, sudahlah" Sifa segera mundur dan menghindari tangan Than yang mengusap lembut wajahnya.
Than pun tak menahan, hanya memperhatikan langkah Sifa yang mendahuluinya dengan terpincang, terlihat kedua lututnya yang terluka, sedikit berdarah karena goresan, Than pun akhirnya menyusul langkah Sifa dan memapah lengannya.
"Aku tidak apa-apa" ucap Sifa berusaha menolak.
"Kau kesulitan berjalan" sahut Than masih terus memapahnya.
"Maaf, merepotkan mu" Sifa masih menunduk sambil menahan nyeri di lututnya.
"Hem, apa perlu aku panggil Nick lagi?"
"Tidak usah, ini luka kecil"
"Baiklah, aku saja yang akan mengobati"
"Aku bisa sendiri Than"
Seketika Than melepaskan tangannya, hingga membuat Sifa terkejut menahan nyeri dikaki dan hampir terguling tak bisa menyeimbangkan tubuhnya.
"Akh!, apa yang kau lakukan?!" Sifa protes.
"Perbaiki panggilan mu, atau kau jalan saja sendiri"
"Apa?, kau_!, dasar, pria dingin jelek!" Sifa menggerutu dan kini harus menahan tubuhnya di dinding.
Than berbalik, mendekati Sifa dengan cepat hingga membuat gugup.
"Eh, apa yang kau lakukan, jangan!" Teriak Sifa saat Than akan menggendongnya.
"Benahi panggilan mu"
"O okey, bantu aku berjalan saja honey"
"Hem, itu lebih baik" Than tersenyum dan memapah Sifa kembali, tak lama akhirnya mereka sampai di ruangan kerjanya.
Sifa duduk dengan patuh saat Than memerintahkan untuk tidak banyak bergerak dulu.
yuk jangan lupa KOMENnya dong, LIKE , VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.
msh hrs nyembuhin traumanya 😁
kan kubilang syifa hrs pakai pengawal
gimana-gimana kalau pengen lebih gampang kok, di sahkan aja dulu biar halal ya toh 😅😅😅