Sekar ayu terpaksa harus jadi pengantin menggantikan kakaknya Rara Sita yang tak bertanggung jawab.Memilih kabur karena takut hidup miskin karena menikahi lelaki bernama Bara Hadi yang hanya buruh pabrik garmen biasa.
Namun semua kenyataan merubah segalanya setelah pernikahan terjadi?!
Tahap revisi:)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shania Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB DUA PULUH ENAM
Pintu diketuk dari luar semua yang didalam berpandangan. Saat Sekar akan berdiri melangkah untuk membuka pintu, langsung ditahan Bara yang segera melakukan tugas itu.
Selesai makan tadi pasangan suami istri itu kembali ke ruangan untuk menemani opa, walaupun hanya menonton tingkah opa yang membosankan menurut Bara tetap ia lakukan karena tak ingin opanya merasakan tak diperhatikan.
Ketika pintu terbuka terlihat dua orang lelaki berperawakan tinggi juga tampan muncul, membuat Bara berseru senang karena bertemu dengan teman lamanya. Segera mereka berpelukan bergantian.
"Halo, Bro," sambut Bara kepada teman temannya,
"kenapa gak bilang mau datang kesini?" tambahnya.
"Elo susah dihubungi, pake nyalahin kita segala," ujar razi malas
Bara cengengesan, "sorry, akhir akhir ini gue lagi sibuk."
"Sudah mulai bersatu kembali anak anak nakal." Opa yang sedang memperhatikan mereka langsung bersuara.
Segera Brian dan Razi menghampiri opa yang berada di ranjang.
"Halo, opa, bagaimana kabarnya?" tanya Razi.
"Baik, seperti yang kamu lihat. Tau dari mana kalian? opa dirawat disini," Opa malah balik bertanya.
"Saya dikasih tau sama om Arga waktu selesai meeting," ucap Brian.
"Kamu, Razi. Kapan kamu menikah? malah keduluan Bara yang udah punya istri."
Mendengar pertanyaan opa, kedua sahabat bara menoleh kepada perempuan yang berada duduk di sofa, lalu beralih kepada sahabatnya yang pura pura mengalihkan pandangan.
Razi melompat untuk memiting kepala sahabatnya yang tak tau diri tak mengundang ketika menikah.
"Kenapa lo langkahin gue? emang teman gak ada akhlak lu. Apalagi gak undang kita datang bener bener minta dihajar,"
Sekar panik melihat wajah suaminya yang memerah hampir kehabisan nafas segera menghentikannya,"mas mas kasihan mas Bara nanti kehabisan nafas."
Lalu Razi melepas pitingannya. Segera Sekar bergegas menghampiri suaminya. Untuk membantu Bara yang sedang menarik oksigen sebanyak banyaknya.
"Bangga banget lu sekarang ada yang bela ya"
tanya Razi yang tak digubris temannya itu.
"Ckk Sekar kamu gak perlu segitunya bela anak nakal ini, kesenangan dia jadinya." Bara lalu menjulurkan lidahnya meledek opa, saat Sekar menoleh kepadanya langsung pasang raut melas minta di gakplok.
Brian langsung menuju sofa yang tadi diduduki Sekar, karena lelah juga terus berdiri seperti patung selamat datang.
"Jadi, udah berapa lama Lo nikah, Bar?" tanya Brian.
Bara melangkah diikuti Sekar duduk disofa juga,"ya, kira kira sekitar sebulan ada."
"Kenapa dadakan gitu, kayak tahu bulat seribuan?"
"Zi, Lo gak perlu tau ini urusan dapur rumah tangga orang," ucap Bara songong, dengan menaik turunkan alisnya.
"Gaya Lo bar, turunan siapa sih gitu banget ?" tanya Razi, yang dibalas dengan Bara melirik opa.
Opa yang ditatap langsung melotot,"apa kamu bawa bawa opa? Heh."
"Tuh kan gak perlu tes DNA udah ada bukti nyata."
Brian lalu menatap Sekar, "gimana rasanya nikah sama manusia alay ini?"
"Ya begitu, mas," jawab Sekar canggung. Bara langsung meraup wajah istrinya itu.
"Sekar gak perlu kecentilan sama dia, bahaya. Kan Lo sukanya gue, bukan kulkas lima belas pintu kayak si Brian,"
Rasanya kesal juga Bara lama lama, istrinya itu tiba tiba pendiam, padahal aslinya lawak juga seperti dirinya.Tapi dihadapan semua orang yang baru dikenalnya mendadak jadi misterius seperti ini.
"Ya elah Bar, sama bini juga gitu banget. Tenang Sekar nanti gue kenalin sama teman gue yang lain. Lebih oke dari si Bara, yang minim akhlak ini," ucapnya penuh semangat.
"Heh! Sekar itu bini gue, maen jodoh jodohin aja. Temen apa bukan sih, Lo?"
"Lo gak tau siapa gue? temen adalah maut kali."
"Sinetron banget," celetuk Brian.
Razi langsung memasang muka syok, "astaga Bri, gue baru tau lo suka nonton film. Kirain gue sukanya liatin pergerakan saham doang," Razi geleng-geleng, "ternyata emak emak ikan terbang juga." tambahnya.
"Gak, mama yang suka nonton," sangkal Brian.
"Tapi, Lo ikutan nonton juga, kan?" tuding Razi.
"Ya gimana 'kan, setiap gue pulang, mama pas banget nonton gituan." elaknya lagi, yang masih menyangkal.
Tapi andaikan teman temannya tau, dibalik gaya cool nya. Brian adalah contoh manusia memiliki kekurangan, karena kesukaannya menonton film menye-menye. Namun ditutupi dengan tuduhan ibunya yang memang paling terdepan nonton ikan terbang.
"iya, kang bajai ngeles aja, Lo. Bisanya," ucap Razi yang gagal membuka kartu perbuatan temannya itu.
"Kalian sebenarnya jenguk opa atau anak badung ini, sih," tanya opa yang mulai jenuh dengan obrolan mereka.
"Saya sih jenguk opa dong, sekarang opa bilang mau makan apa biar Razi ambilkan.
Ada buah, apel, pir atau mau jeruk. Nanti Razi kupasin deh asalkan bagi ya saham 50% juga gak papa,"
"Kamu ngerampok opa namanya," tudingnya.
Razi cengengesan," Gak papa dong, opa. Kasian Bara nanti ngatur harta opa. Jadi, biar Razi bantu gitu,"
"Halah, penjilat kamu. Kalau mau jangan tanggung, bawain opa lontong sayur depan rumah sakit enak tuh kayaknya,"
"Opa, kolesterol." Peringatan Bara membuat opa kicep seketika.
----+----+----
"Sayang, kamu tau? Opa, Bara dirawat juga disini,"ucap Sarah yang sedang menyuapi kekasihnya itu
Adrian langsung menelan makanannya," tau darimana?"
"Aku ketemu Bara dikantin rumah sakit, tadi," jawab Sarah sambil memberikan minuman karena Adrian yang meminta.
"Oh, jangan bilang...?" ucapan Adrian langsung dipotong Sarah.
"Ya enggaklah, gak mungkin aku kembali lagi sama Bara," timpal Sarah.
"Siapa yang tau kamu ada niatan, gitu," Adrian langsung memberikan kembali gelas kepada Sarah setelah ia minum.
Sarah menenangkan Adrian dengan mengusap bahu kekasihnya, "Tenang aja, aku kan udah pilih kamu," ucapnya sambil tersenyum manis namun berubah datar saat kekasihnya memainkan gawainya.
Adrian merupakan teman Bara yang sudah dianggap saudara olehnya. Namun sayang tega mengkhianati temannya, dengan menjalin hubungan di belakang Bara. Hingga akhirnya Bara mengetahui lalu memutuskan persahabatan mereka dan Adrian sungguh menyesal namun ia tak bisa meninggalkan kekasih gelapnya itu karena sudah cinta mati kepada Sarah. Yang ia pacari setahun lamanya sejak hubungan mereka berlangsung.
"Kamu gak mau jenguk opa," tanya sarah saat keduanya sibuk dengan ponsel ditangan mereka.
Adrian lalu menoleh kepada Sarah," kamu jelas tau hubungan aku juga Bara, gak mungkin tiba-tiba aku muncul gitu aja depan dia."
"Yang masalah 'kan hubungan kamu sama Bara, dengan opa jelas baik-baik aja masa kamu gak mau jenguk sih sayang," rayu Sarah, "biar aku bisa punya kesempatan buat ketemu Bara lagi," tambahnya dalam hati.
Adrian menimbang keputusan," ya, udah aku akan pikirkan nanti."
"Jangan lama-lama, sayang. Gak enak loh sama opa," tuturnya sambil tersenyum paksa.
paksa hancurkan pernikahan anaknya..