NovelToon NovelToon
HIDDEN LOVE FOR MY MAID

HIDDEN LOVE FOR MY MAID

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: marriove

Cassandra Magnolia Payton, seorang putri dari kerajaan Payton. Kerajaan di bagian utara atau di negeri Willems yang dikenal dengan kesuburan tanahnya dan kehebatan penyihirnya.

Cassandra, gadis berumur 16 tahun berparas cantik dengan rambut pirangnya yang diturunkan oleh sang ayahanda dan mata sapphiernya yang sejernih lautan. Gadis polos nan keras kepala dengan sejuta misteri.

Dimana kala itu, Cassandra hendak dijodohkan dengan putra mahkota dari kerajaan bagian Timur dan ditolak mentah-mentah olehnya karena ia ingin menikah dengan orang yang dicintainya dan memilih kabur dari penjagaan ketat kerajaan nya dengan menyamar menggunakan penampilan yang berbeda, lalu pergi ke kekerajaan seberang, untuk mencari pekerjaan dan bertemulah dengan Duke tampan yang dingin dan kejam.

Bagaimana perjalanan yang akan Cassandra lalui? Apakah ia akan terjebak selamanya dengan Duke tampan itu atau akan kembali ke kerajaan nya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon marriove, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XIII. Amara Berulah

Amara— gadis bersurai merah muda, duduk dengan anggun di tengah lingkaran para bangsawan wanita. Senyum tipis menghiasi wajahnya saat ia berbicara ringan tentang gaun, perhiasan, kadang menyombongkannya hingga beberapa orang muak dan berbicara tentang kesan mereka tentang pesta berburu yang sedang berlangsung. Banyak yang mengagumi penampilan Duke Alaric pula. Namun, pikirannya melayang jauh dari percakapan tersebut.

“Saya harus undur diri. Ada hal penting yang perlu saya urus,” ujar Amara dengan suara datar.

Para wanita bangsawan mengangguk, meski jelas terlihat rasa penasaran di mata mereka apa yang akan dilakukan oleh gadis angkuh seperti Amara. Amara melangkah meninggalkan mereka, gaunnya yang berwarna merah marun berkilau di bawah sinar mentari senja. Ia menuju taman di belakang kerajaan, tempatnya sangat sepi karena jauh dari keramaian.

Di taman itu, hanya ada pengawal pribadinya sedang menunggu kedatangannya, pria tegap yang cukup tampan itu bernama Zio, setia menunggu perintah dari Nona nya. Amara mendekatinya, suaranya dingin dan menatap angkuh.

“Zio, aku ingin kau menyampaikan pesan ini kepada pembunuh bayaran yang biasa kita gunakan,” katanya tanpa basa-basi, “Targetnya seorang pelayan bernama Laviora, pelayan pribadi Duke Alaric. Rambutnya cokelat dan matanya hijau. Pastikan dia tahu target ini harus dihabisi tanpa kesalahan. Dia harus diberi pelajaran, mengerti?!, ”

Zio mengangguk patuh, “Saya akan segera melaksanakan perintah Anda, Nona.”

Amara memandang taman yang mulai diselimuti bayangan senja. “Ingatkan dia untuk tidak meninggalkan jejak. Dan jangan biarkan siapapun mencurigai aku.”

Zio membungkuk hormat sebelum melangkah pergi, meninggalkan Amara, dia masih memikirkan nasib buruk pelayan pribadi pria pujaannya. Tersenyum licik, 'awas kau pelayan kurang ajar! - Amara.

***

Duke Alaric saat ini berdiri di depan kamar Cassa, mengetuk pintu kayu dengan sabar. Yang berlalu lalang menatap penasaran, kenapa seorang Duke kejam bisa datang ke ruangan para pelayan berkumpul.

Setelah beberapa saat, pintu terbuka, dan ia tertegun melihat sosok pelayannya yang biasanya berpakaian selayaknya pelayan kini tampil anggun dengan gaun biru tua sederhana. Rambut cokelatnya tersisir rapi, dan matanya yang hijau berkilau di bawah sinar lampu.

“Lavie…” Alaric terdiam sejenak, menatap gadis pujaannya tak henti-henti. Kemudian tersenyum lebar, pipinya sedikit memerah, “Aku hampir tidak mengenalimu. Kau terlihat… luar biasa.”

Cassa menatap garang Duke jelek didepannya, tidak bisa menyembunyikan wajahnya memerah. “Ck, saya tidak akan tersihir dengan kata-kata manis Anda! Ingat itu,” sangkal Cassa sambil matanya menatap sinis.

Alaric hanya bisa tertawa kecil, tertawa karena Cassa yang mengelaknya padahal pipinya sudah memerah karena ucapannya, sontak dia menjahilinya untuk kedua kalinya. Alaric kembali mengucapkan kata-kata manis yang disambut oleh roll eyes, “Ya ya ya, aku akan ingat itu Nona manis ku, ”

Sesampai di pameran pesta berburu, Alaric mencoba menggandeng tangan Cassa. Cassa merasa tangan besar menggenggam nya tapi seketika langsung ditolak. Terpaksa Alaric hanya bisa berjalan berdampinhan ke pameran pesta berburu, menarik perhatian banyak orang di sepanjang jalan. Bisik-bisik mulai terdengar dari para tamu yang iri atau sekadar takjub.

“ Pelayan itu benar-benar tak tahu diri…”

“ Duke Alaric? Dengan pelayan? Mungkin dia menyerahkan tubuhnya untuk mendapatkan perhatian itu.”

Namun, Alaric tampak tidak peduli sedikit pun. Ia hanya tersenyum kecil atau bisa disebut tersenyum devil, sambil menoleh ke Cassa. “Mereka terlalu berisik, apa perlu aku ratakan mereka semua menjadi tanah?, "

Cassa menggeleng pelan, meski jelas terlihat ia merasa marah, "Cuih.. Biarkan saja, mereka adalah orang gila. Kalau meladeni orang gila, pasti tidak akan ada habisnya, "

Alaric tertawa kecil, lalu dengan santai menaruh tangannya di punggung Cassa, membuat gadis itu terkejut, “Yah, mereka bisa berbicara sesukanya. Selama kau bersamaku, aku tidak peduli.”

Mereka berhenti di salah satu stand makanan, di mana Alaric membeli sepotong daging panggang untuk dirinya dan kue manis untuk Cassa, “Kau harus mencoba ini. Rasanya manis, seperti dirimu,” katanya dengan nada menggoda.

Cassa memerah sedikit, dengan terpaksa menerima kue itu. Mereka terus menikmati pameran, berbicara santai, dan bahkan sesekali Alaric menggodanya dengan cara yang membuat Cassa kesal, kadang ikut salah tingkah. Semua itu tidak luput dari mata para tamu, yang semakin sibuk membicarakan mereka.

Di sudut lain, Raja Aneila berdiri bersama para penasihatnya, memperhatikan pasangan itu dari kejauhan. Sang raja tersenyum tipis, meski matanya memancarkan kekhawatiran.

“Duke Hexton, selalu membuat keputusan yang tidak terduga, ” gumamnya pelan. “Namun, seorang pelayan?,”

“ Saya yakin Yang Mulia memiliki pertimbangan sendiri, ” sahut salah satu penasihat dengan hati-hati.

Sang raja menghela napas panjang, matanya tetap tertuju pada Alaric dan Cassa yang kini sedang tertawa bersama. “ Semoga saja, atau aku mungkin harus turun tangan.”

......................

Langit malam dipenuhi bintang ketika para bangsawan dan rakyat berkumpul di alun-alun besar kerajaan Aneila. Di panggung utama yang dihiasi kain sutra merah dan lampu, seorang pria tua dengan jubah resmi berdiri, memegang gulungan perkamen. Dialah Herald Caedwyn, pembawa acara kerajaan yang dikenal karena suaranya yang tegas dan berwibawa.

“Para hadirin yang terhormat, ” suara Caedwyn menggema di seluruh alun-alun. “ Hari ini, pesta berburu tahunan kita telah mencapai puncaknya. Setelah melalui penilaian yang ketat, saya dengan bangga mengumumkan pemenang tahun ini, seseorang yang telah membawa hasil buruan terbanyak dan terbaik. Silakan sambut… Duke Alaric Hexton!, "

Sorak-sorai menggema dari seluruh penjuru. Para bangsawan memberikan tepuk tangan meriah, meskipun beberapa di antara mereka tampak cemburu dan iri. Alaric, dengan langkah tegas dan wajah datar yang khas, naik ke atas panggung. Sosoknya yang tinggi dan karismatik membuat perhatian semua orang tertuju padanya.

Raja Aneila, berdiri bersama ratu di sisi panggung, tersenyum lebar saat menyerahkan satu peti besar berisi koin emas kepada Alaric, “Selamat, Duke Hexton, Anda begitu menakjubkan, keahlian Anda memang tidak bisa diragukan. Saya dengar Anda juga bisa mengalahkan monster tak diundang bukan?, ” ujar sang raja.

Alaric membungkuk hormat. “Terima kasih, Yang Mulia. Saya merasa terhormat, dan hal itu hanyalah masalah kecil, Yang Mulia. "

Setelah menerima hadiah itu, Caedwyn melangkah maju lagi, mengangkat suaranya dengan semangat, “Duke Alaric, seperti tradisi kita, Anda memiliki kehormatan untuk memilih kepada siapa hasil buruan Anda akan diberikan. Siapakah yang Anda pilih untuk menerima hadiah istimewa ini?”

Kerumunan langsung bergemuruh. Para bangsawan wanita, yang sebagian besar memendam rasa kepada Alaric, mulai histeris.

“Duke Alaric! Berikan padaku!”

“Duke, saya bersedia menerimanya!”

"Lirik saya, Duke!"

Mereka melambaikan tangan, berharap menarik perhatian Alaric. Tradisi ini memiliki makna mendalam. Bahwa siapa pun yang menerima hasil buruan dari seorang pemburu dianggap sebagai seseorang yang istimewa di mata pemberi hadiah tersebut.

Namun, Alaric tampak tenang. Ia memandang kerumunan dengan senyum sangat tipis, lalu dengan nada jelas berkata, “Aku akan memberikannya kepada Laviora!,”

Kerumunan langsung terdiam. Keheningan sesaat berubah menjadi suara bisik-bisik penuh keterkejutan dan ketidakpercayaan.

“Laviora? Siapa itu?”

“Pelayan pribadinya! Astaga, dia bahkan bukan bangsawan!”

Dari tengah keramaian, Cassa membeku di tempatnya. Ia berdiri di antara para pelayan lainnya, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Duke gila ih, bisa-bisanya. Menyebalkan! Bukannya dia sudah tahu kalau aku hanyalah pelayan, " desis Cassa, menatap nyalang Alaric yang berada di panggung.

“Laviora,” ulang Alaric, matanya menatap langsung ke arahnya. “Naiklah ke sini.” ucapnya lembut, tak sedikit bangsawan tertegun atas nada berbicara Duke kejam itu.

Semua mata kini tertuju pada Cassa. Para bangsawan wanita tampak semakin gelisah, beberapa bahkan hampir meledak dalam kemarahan. Namun, Cassa hanya bisa melangkah maju dengan ragu.

Saat ia naik ke panggung, Alaric menyambutnya dengan senyum hangat, lalu menyerahkan simbol hasil buruannya—seikat tanduk rusa emas yang dihiasi pita kerajaan. “Ini untukmu, kucing nakal,” ujar Alaric pelan, suaranya cukup keras untuk didengar semua orang.

Kerumunan semakin gaduh. Raja dan ratu Aneila saling bertukar pandang. Raja tersenyum tipis, tetapi jelas ada kekhawatiran di matanya. Ratu hanya mengangkat alisnya, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sementara itu, Alaric tetap berdiri di samping Cassa, menatap kerumunan dengan tatapan begitu tajam. Bisik-bisik semakin ramai, namun ia tampak tidak terganggu sama sekali, seolah sudah siap menghadapi apa pun yang akan datang.

"Diam! Jika ada yang protes, bicarakan langsung dihadapanku sekarang juga!, " seketika para bangsawan yang berbisik-bisik, menjadi hening.

Amara melihat semuanya. Di belakang kerumunan, tidak bisa berhenti menatap penuh kebencian Laviora. Tangannya mengepal, kemudian menyeringai tidak sabar menantikan kehancuran pelayan pribadi itu.

"Tunggu saja, pelayan sialan itu! Harusnya aku yang di samping pria pujaanku!, "

...****************...

Setelah pameran pesta berburu selesai, Duke Alaric dan Cassa memutuskan untuk pulang. Langit malam begitu gelap, hanya diterangi bintang-bintang dan bulan yang pucat. Mobil mereka—sebuah kendaraan elegan dengan simbol keluarga Alaric di pintunya—melaju di jalan yang sepi, jauh dari keramaian pesta.

Di tengah perjalanan, mobil mereka mendadak berhenti. Cassa, yang duduk diam di dalam, merasakan suasana berubah tegang. Alaric mengintip keluar jendela, matanya langsung menyipit saat melihat lima orang berpakaian hitam berdiri menghadang jalan, wajah mereka tertutup masker.

Alaric menghela napas panjang dan bangkit dari tempat duduknya. “Tetap di sini, Lavie. Jangan keluar sampai aku bilang aman, mengerti?!, ”

“Tapi, Duke—”

Alaric menoleh, matanya serius, “Tidak ada tapi. Tetap di dalam,”

Cassa terdiam, meskipun hatinya mulai gelisah. Ia hanya bisa melihat Alaric keluar dari mobil, melangkah dengan tenang tetapi penuh kewaspadaan.

Salah satu dari lima orang itu maju, tampak seperti pemimpin kelompok tersebut. Suaranya dingin saat berbicara, “Kami tidak menginginkan masalah, Duke Alaric. Kami hanya ingin pelayan pribadimu.”

Alaric mendengus, senyumnya sinis, “Lucu sekali. Sayangnya, permintaan kalian itu tidak mungkin kuturuti. Jadi, jika kalian tidak ingin mati di sini, lebih baik kalian pergi.”

Pemimpin kelompok itu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada anak buahnya. Lima orang berpakaian hitam itu segera menghunus senjata mereka—pedang, belati, dan bahkan sebuah busur kecil.

“Kalau begitu, kami akan mengambilnya dengan paksa.”

Belum sempat mereka mendekat, Alaric melesat maju bagaikan angin. Pedang sudah berada di tangannya, berkilauan di bawah cahaya bulan. Dalam beberapa detik, ia berhasil melumpuhkan dua orang dengan tebasan cepat yang akurat.

Dari dalam kereta, Cassa menyaksikan semuanya dengan mata terbelalak. Namun, jantungnya mencelos ketika ia mendengar salah satu dari mereka berkata, “Pelayan itu adalah targetnya! Kita hanya perlu membunuhnya, bukan membuang waktu di sini!”

Ketakutan dan rasa bersalah menguasai hati Cassa. Ia membuka pintu kereta dan turun tanpa memedulikan peringatan Alaric.

“LAVIE!” Alaric menoleh tajam, matanya penuh kemarahan bercampur kepanikan, “Kenapa keluar, hah?! Sudah kubilang tetap di mobil!, ”

Namun, Cassa tidak menghiraukannya. Ia mengambil sebuah tongkat kayu yang tergeletak di dekat mobil dan berdiri di sisi Alaric, “saya tidak bisa hanya diam, Duke. Kalau saya sasarannya, saya harus bertanggung jawab.”

“Lavie, ini bukan seperti latihan pedang kemar—!” Alaric tak sempat menyelesaikan kalimatnya, karena salah satu musuh menyerang mereka bersamaan.

Pertarungan pun semakin sengit. Alaric berusaha melindungi Cassa sebisa mungkin, tetapi gadis itu terus bergerak, membantu dengan caranya sendiri. Dengan keberanian yang tak terduga, Cassa berhasil memukul mundur salah satu penyerang dengan tongkatnya.

Alaric, meskipun marah, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada keberanian gadis itu, “Kau benar-benar keras kepala!” geramnya sambil melumpuhkan penyerang lain.

Akhirnya, setelah beberapa menit pertarungan yang intens, Alaric dan Cassa berhasil mengalahkan lima orang itu. Beberapa melarikan diri dalam keadaan terluka, sementara sisanya pingsan di tempat.

Cassa terengah-engah, lututnya gemetar, tetapi ia tetap berdiri tegak. Alaric mendekatinya, wajahnya penuh kekhawatiran sekaligus kemarahan.,“Lavie, kau tahu betapa berbahayanya ini?! Kau bisa terluka maupun terbunuh!, ”

Cassa mengangkat wajahnya, matanya masih dipenuhi ketegangan. “ Saya tidak bisa membiarkan Anda bertarung sendirian.”

Alaric mendesah berat, tangannya terulur untuk meraih bahu Cassa, memeluknya begitu erat, “Kau… benar-benar keras kepala. Tapi kau selamat, itu yang paling penting.”

Cassa mematung, tidak menyangka Alaric akan memeluknya begitu erat. Badan lelaki dipelukannya sedikit bergetar seperti tak ingin dirinya terluka. Hatinya merasa hangat dan nyaman diperlakukan seperti ini, "sial, apa yang aku pikirkan!, "

Alaric tertawa kecil, meskipun masih ada kekhawatiran di matanya, “Kau selalu berhasil membuatku kehilangan akal.”

Setelah memastikan keadaan aman, mereka kembali ke mobil. Dalam perjalanan, ia terus memeriksa keadaan Cassa, memastikan gadis itu tidak terluka.

"Diamlah, Duke! Saya tidak akan kenapa-kenapa, Anda bahkan selalu menatap saya tanpa henti!, " Cassa merasa jengah, namun Alaric tidak menggubrisnya.

Sambil menatap Cassa, dalam hati, Alaric mulai merasa bahwa ancaman terhadap mereka tidak ada hentinya. Waktunya dia akan membuat gadis disampingnya jatuh cinta padanya.

...— Bersambung —...

1
okiikk_art
done ya kakk, makasih
okiikk_art
malu gak sih?
rosemarie: wkwk jelas sih
total 1 replies
okiikk_art
kasihan..
okiikk_art
apa ni udah berantem aja/Sob/
Yandj
Bagus ceritanya, q suka. Cassaric harus berlayar trs, gak sabar kelanjutannya q
rudohere
semangat terus kak🤗🤗
rosemarie: thank youu kaaa/Hey/ uda up nii hehe!
total 1 replies
rudohere
semangat nulisnya kaka😆 aku baca tulisann kaka nggak bisa berhenti nyengir, alaric ama cassa lucu banget 😁😁
rosemarie: hehehe, makasii banyak cantikk/Awkward/ ya kan ya kann, cassaric lucu banget sampe gregetan/Scowl/
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir,ayok mampir juga di novel ku jika berkenan 😊😊
rosemarie: makasii kak/Rose/ okaii, aku mampir!
total 1 replies
chipsz🌙
hai kak, aku dah mampir 🥰✨ temenan yukkk
chipsz🌙: hayukkk kakk🥰🥰🥰
rosemarie: wiihh, makasi suda mampir kaa/Drool/ bolee bolee, saling follow gituu kan?? nnti ngobrol bareng? /Doge/
total 2 replies
Sety_Sweet
mampir, salken ya ka
Kang cilok: Mampir juga kak ke “KAU DAN AKU, BERSAMA”😄
rosemarie: okaii ka sky, makasii suda mampir. nice to meet you too!! /Smirk//Heart/
total 2 replies
Atik Laros
udah mampir nih Thor... semangat terus ya
rosemarie: wiihh okeii kaa, makasi suda mampir loh ya/Smile//Rose/ happy holiday!
total 1 replies
yanah~
semangat kak 🤗💪
rosemarie: ih makasi banyak kak huhuhu/Sob//Heart//Heart/
total 1 replies
yanah~
ditunggu lanjutannya kak 🤗💪
rosemarie: siapp, ditunggu ya ka/Determined/
total 1 replies
¶•~″♪♪♪″~•¶
aku sudah mampir yaa/Applaud//Applaud/
¶•~″♪♪♪″~•¶: ya sama2 juga kk/Smile/
rosemarie: wii, makasi banya kaka/Hey//Heart/
total 2 replies
💫0m@~ga0eL🔱
mampir berkunjung 🙏
💫0m@~ga0eL🔱: iya, sama-sama ❤️
rosemarie: tengkyuu uda mampir looh, kakk /Hunger//Heart/
total 2 replies
rosemarie
ayo ayo tinggalkan jejak kalian disinii, jangan lupa buat beri dukungan ke aku ya!! /Bye-Bye/ terima kasi banya! /Kiss//Rose/
michiie
aku sudaa mampir yaa/Kiss/
rosemarie: duu duu, okei ka/Slight/ makasi banya loh yaa mwah /Kiss//Kiss/
total 1 replies
Dian
Lanjut thor semangat 💪🏻💕 yuk saling suport mampir jg ke karya aku “two times one love”❤️
rosemarie: wiih siapp ka, siap ka/Angry/ terima kasi banyaa loh yaa! /Hey//Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!