Hanya karena dipuji ketampanannya oleh seorang wanita, Miko justru menjadi target perundungan sang penguasa kampus dan teman-temannya.
Awalnya Miko memilih diam dan mengalah. Namun lama-kelamaan Miko semakin muak dan memilih menyerang balik sang penguasa kampus.
Namun, siapa sangka, akibat dari keberanian melawan penguasa kampus, Miko justru menemukan sebuah fakta tentang dirinya. Setelah fakta itu terungkap, kehidupan Miko pun berubah dan dia harus menghadapi berbagai masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakta Masa Lalu
Suara riuh terdengar jelas dari ruangan konferensi pers. Jawaban yang keluar dari mulut William, membuat semua yang menyaksikan jalannya acara, semakin takjub dan tentunya, semakin membuat orang heran dan sangat penasaran.
William memang sosok yang cukup fenomenal. Banyak wanita yang memimpikan laki-laki itu. Bahkan, banyak pula yang rela melakukan apapun termasuk hal kotor demi bisa bersama William walaupun hanya satu malam saja.
Namun sayang, untuk urusan wanita, William tergolong pria yang hampir sempurna. Untuk urusan keluarga, William terkenal sebagai suami yang setia. Meksipun pada kenyataannya, William memiliki cara tersendiri, untuk menikmati wanita lain tanpa meninggalkan jejak apapun.
Jadi sangat disayangkan, William yang terkenal sebagai pengusaha yang baik hati, justru mendapat pengkhianatan besar dari orang yang paling dekat dengannya bertahun-tahun.
"Lalu, dimana wanita itu? Kenapa wanita itu tidak dihadirkan di sini?" wartawan semakin gencar melempar pertanyaan karena rasa penasaran yang semakin besar.
"Saat ini dia berada di rumah saya, sedang menikmati kopi bersama kedua orang tua saya. Mungkin saat ini, dia juga sedang manyaksikan acara ini," balas William.
"Alasan saya tidak menghadirkan dia di sini, semua itu demi rasa nyaman. Tapi kalian tidak perlu khawatir, putra dari wanita itu ada di sini, di sebelah saya."
Semua mata langsung melempar tatapannya ke arah Miko. Anak muda itu pun semakin grogi dan Miko berusaha menutupi rasa groginya dengan cara melempar senyum.
"Kenapa putra wanita itu bisa hadir? Apa hubungan anda dengan mereka?"
"Pertanyaan yang bagus," jawab William. Sepertinya dia memang menunggu moment yang satu ini. "Sebelum menjawab, kalian saksikan dulu, video singkat dari saya."
Lagi-lagi Thomas melakukan apa yang baru saja diperintahkan William. Sebuah video yang berisi kumpulan beberapa foto nampak mulai terputar.
"Apa itu anda dan wanita itu?"
"Yah, itu kami di waktu muda."
"Jadi anda pernah menjalin hubungan dengan ibu dari anak muda itu?"
William mengangguk. "Lebih tepatnya, dialah cinta pertama saya."
Kluntang!
Semua mata sontak menoleh ke sumber suara.
"Aduh, maaf," seorang wanita nampak gugup kala tak sadar telah menjatuhkan kaleng biskuit begitu mendengar ucapan William dari layar televisi.
"Kamu kenapa, Seruni?" tanya Amalia sambil senyum-senyum. "Terkejut dengan ucapan William?"
Mata Seruni agak melebar. Tapi dia segera berpaling sembari memungut biskuit yang berserakan karena kalengnya jatuh oleh Seruni.
"Tidak, Tante. Beneran," Seruni malah terlihat panik.
"Yang bilang kamu bohong siapa?"
Seruni terperanjat dan dia cukup malu karena sikapnya menjadi perhatian beberapa mata di sekitarnya.
Sedangkan di ruang konferensi pers, semua kembali dibuat takjub dengan pengakuan William. Dengan sangat percaya diri, William menceritakan kisah masa lalunya dari awal pertemuannya dengan Seruni sampai hal yang paling menyakitkan yang dia lakukan pada wanita itu.
"Namanya Seruni," William mulai bercerita. "Dia adalah korban pelampiasan dendam, dari pria yang ditolak cintanya oleh wanita itu."
"Korban balas dendam?"
"Ya," William menjawab tegas. "Pria itu bernama Daniel. Kalian pasti tahu kan siapa itu Daniel?"
"Daniel?" Semua kembali dibuat terkejut. "Daniel yang tadi ada dalam video?"
Lagi-lagi William menngiyakan.
"Daniel dan John, meminta saya untuk mendekati Seruni. Saya menerima tawarannya karena awalnya saya sangat setuju dengan rencana mereka. Bisa dibilang, cinta saya pada Seruni itu diawali dengan kepalsuan."
William menjeda ucapannya sejenak, mengatur rongga dadanya yang terus bergemuruh.
"Seiring berjalannya waktu, karena sikap dan ketulusan Seruni, cinta palsu yang saya tebarkan, justru berubah menjadi cinta yang nyata. Saya mati-matian menyembunyikan perasaan saya, karena saya sangat menghargai sahabat-sahabat saya itu."
Mata William mengedar, memperhatikan semua hadirin yang serius mendengar ceritanya.
"Hingga suatu hari, Daniel memiliki ide yang cukup gila. Dia meminta saya untuk menghamili Seruni. Terus terang saya menolak dengan lantang. Tapi ternyata Daniel tidak menyerah. Dengan dibantu Renata, yang saat itu cukup dekat dengan Seruni, Ketiga sampah itu membuat rencana, dengan menjebak Seruni sebuah pesta ulang tahun. Seruni dibius dan dimasukan ke dalam kamar dengan tubuh tanpa busana, dan saat itu saya juga dikasih minuman yang ternyata sudah diberi obat perangsang. Kalian pasti tahu bukan, apa yang terjadi selanjutnya?"
Sejenak William terdiam, mengatur kembali suasana hatinya yang cukup kacau.
"Sejak saat itu hubungan saya dan Seruni merenggang sampai kami tidak bertegur sapa. Dua bulan setelah kejadian, Seruni kembali datang dan memberi kabar kalau dia hamil. Jujur, sebagai anak yang masih muda, saya bingung, saya takut, orang tua akan murka. Di saat itu juga lah, ketiga sampah itu kembali mempengaruhi saya dengan segala bukti palsu, agar saya tidak bertanggung jawab atas kehamilan Seruni."
"Astaga!" Semua nampak syok mendengarnya. Bertepatan dengan itu, beberapa foto kembali terpampang pada layar, foto yang membuat William tidak mau bertanggung jawab.
"Jadi, Seruni, dirudapaksa?" ucap seorang wanita yang nampak begitu terkejut dengan apa yang baru saja disaksikannya dari layar televisi.
"Jadi Runi tidak salah, Bas, Mbakmu jujur, Mbakmu bukan wanita yang nggak benar," wanita tua yang tak lain adalah Ibu dari Seruni langsung menangis. "Kenapa Ibu nggak percaya sama Mbakmu, Bas, kenapa?"
"Iya, Bu," jawab Abas sembari menenangkan Ibunya. "Dari dulu Abas yakin kalau Mbak Runi tidak salah, Bu. Tapi tidak ada yang percaya pada Abas."
"Ada apa ini?" seorang pria bertanya begitu dia berdiri diambang pintu dan melihat sang istri sedang menangis dipelukan anaknya. "Ibu kenapa, Bas?"
"Runi, Yah, Runi," jawab Ibu dengan terisak.
"Kenapa lagi dengan itu anak?" Sang ayah bertanya dengan suara menggelegar. "Bikin malu apa lagi dia?" pria itu mendekat dan tetap berdiri.
"Dia tidak pernah bikin malu kita, Pak, dia tidak pernah bikin malu," balas Sukma.
"Apa maksud kamu?" Surya nampak bingung mendengar jawaban istrinya.
"Begini, Ayah..." Abas yang sudah menjadi lelaki dewasa, langsung mengambil alih dan segera memberi penjelasan sembari menunjuk acara yang sedang berlangsung.
"Apa!" Surya nampak syok begitu mendengar cerita dari anak laki-lakinya.
"Ternyata, Mbak Runi dijebak oleh Renata, Yah."
"Bagaimana bisa? Renata setega itu sama Runi? Bukankah mereka dulu bersahabat?" Pak Surya nampak tak percaya.
"Kenyataannya seperti itu, Yah. Kami bahkan melihat buktinya kalau itu semua rencana Renata dan dua teman prianya," ucap Abas. "Semua bukti yang dulu Ayah lihat itu palsu."
"Astaga!" Surya semakin syok.
Di saat bersamaan, mereka kedatangan seseorang.
"Ada apa ini? Mbak Sukma, Mbak Sukma kenapa? Kok nangis?"
"Aku yang seharusnya tanya sama kamu," suara Surya kembali menggelegar.
"Aku? Apa hubungannya?" Sosok itu terlihat kebingungan.
"Sekarang jawab pertanyaanku, darimana kamu dapat foto-foto Seruni yang tidur dengan banyak pria, jawab!"
Sosok itu langsung terperanjat.