Gagal menikah yang kedua kalinya membuat Raisa Marwa memberanikan diri melamar Satria Langit Bos dikantornya yang terkenal playboy.
Bagaimana perasaan Satria?
Bagaimana juga dengan kekasihnya Satria yang bernama Rega?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
Demi mendapatkan apa yang diinginkan Isna berani menjual warisan yang ditinggalkan orang tuanya secara diam-diam tanpa diketahui oleh Abah dan Umi.
Waktu itu Isna pulang kerumah Abah namun rumah kosong,Isna mencoba minta untuk dibukakan pintu kepada penjaga kebun dan dia berhasil mendapatkan surat kepemilikan tanah atas namanya.
Warisan satu-satunya milik Isna sudah berpindah tangan,dan pemilik baru akan melihat langsung keadaan rumah dan tanah karena akan dibangun rumah singgah dan mendirikan perkebunan.
Kabar sudah santer terdengar sampai ketelinga Abah dan Umi bahwa orang yang membeli rumah lama Isna sudah tinggal disitu dan membuka lahan baru.
"Rama,kamu yakin dengan berita itu?"tanya Abah
"Ayah yang melihat langsung Bah,orangnya dari kota dan membawa alat berat."jawab Rama
"Apa ini ada hubungannya dengan mertuamu?"tanya Abah
"Saya rasa tidak Bah,Mami sama Papi sengaja main kesini karena Tamara mau membuat taman jadi mereka ikut membantu."jawab Rama
"Abah berharap begitu."kata Abah
Ramadhan pamit karena mau kembali kekelas,satu jam lagi pelajaran selesai dan Rama akan pulang,mungkin juga akan bertanya kepada mertuanya.
****
Isna berhasil masuk menggantikan posisi Raisa,sekarang dia duduk dimana Raisa pernah bekerja.Tatapan matanya tidak pernah lepas dari ruangan Presdir,meski begitu dia tetap berusaha bekerja secara profesional
Sean memberikan beberapa berkas untuk Isna dan mengembalikan kepadanya sebelum sore.Isna menyelesaikan dengan cepat karena ingin mencuri perhatian dari atasannya,bahkan dihari pertama masuk dia mentraktir seluruh tim makan siang agar mendapatkan simpati dari rekan kerjanya.
"Makasih ya Isna sudah dibayarin makan siang."kata salah satu temannya
"Kamu selain cantik juga baik."kata yang lain
"Yang kamu pakai semua bermerk,apa kamu putri orang kaya yang menyamar?"tanya Anton
"Ah,tidak.Kamu bisa aja."jawab Isna
Satria keluar karena mau makan siang dirumah,Isna tersenyum saat melihatnya pandangan matanya penuh harap bisa sekedar bersapa,namun Satria hanya berjalan melewatinya meski dia sempat berhenti dan menoleh kearahnya namun dia kembali berlalu meninggalkan ruangan.
Lala sedang belajar mewarnai saat Satria pulang kerumah,Raisa menonton tv dan Mbak Ning menjaga Raisa sesekali membantu mewarnai.
"Sayang."sapa Satria dari belakang
"Kamu sudah pulang?"tanya Raisa
"Aku kangen sama kamu."kata Satria
"Apa sih,tiap juga ketemu."kata Raisa
Satria duduk disebelah Raisa dengan menyandarkan kepala kebahu Raisa,hari ini sangat melelahkan karena Sean tidak banyak membantunya,dia sibuk dengan kerjaanya sendiri dan sesekali mengerjakan kerjaan Raisa.
"Yang,posisimu sudah ada yang mengisi."kata Satria
"Benarkah?laki-laki atau perempuan?"tanya Raisa
"Perempuan."jawab Satria
"Apa dia cantik?"tanya Raisa
"Kamu tetep paling cantik."jawab Satria mencubit pipi istrinya
"Bagaimana kalau dia menyukaimu?"tanya Raisa
"Aku akan memecatnya."jawab Satria
Lala mendekati Satria karena mau menunjukkan hasil mewarnai yang dia kerjakan.Gambar rumah dan anak sedang bermain bersama hewan peliharaannya.Meski warnanya masih keluar garis Satria dan Raisa memujinya setinggi langit.
"Papi,bagaimana gambar Lala?"tanya Lala
"Yang gambar siapa?"tanya Satria
"Lala."jawab Lala
"Beneran Lala yang gambar?Lala apa Mami?"tanya Satria
"Mami yang gambar tapi Lala yang warnai,cantikkan?"tanya Lala
"Iya,cantik seperti Lala."jawab Satria
Selesai makan siang Satria berniat kembali kekantor,namun diurungkan karena tiba-tiba Abah datang dengan naik taxi,sepertinya ada hal penting yang mau dibicarakan dengan Raisa.
Satria langsung membawa Abah kepada Raisa,saat Raisa menemuinya ternyata Lala tiba-tiba berlari menuju kearah Satria karena saking senangnya Satria kembali.
"Papi."teriak Lala sambil mendekati Satria
"Lala sama Mbak dulu,Papi ada urusan dengan Eyang."kata Satria
Abah melihat kearah Raisa dan kemudian kearah Satria,tidak ada kata-kata yang terucap karena menunggu Satria bicara menjelasakan semua.
Raisa mencoba membuka percakapan namun Abah masih belum juga mengutarakan kedatangannya yang buru-buru.
"Bah,ada apa tadi terlihat terburu-buru?"tanya Raisa
"Bisa kalian jelaskan dulu?"tanya Abah
Satria menjelaskan siapa sebenarnya Lala,Raisa menemani meski lebih memilih diam sesekali mengajak Lala bercanda.
Abah lama terdiam setelah mendengar menantunya menjelaskan semua,hanya bisa memandang wajah putrinya yang terlihat bisa menjadi Ibu sebelum melahirkan.Raisa terlihat kalem saat bermain dengan Lala,dan tersenyum dengan iklas.
"Sa,apa kamu mendengar kabar tentang Isna?"tanya Abah
"Tidak Bah,apa yang terjadi dengannya?"tanya Raisa
"Dia menjual warisannya diam-diam."jawab Abah
"Bukankan surat kepemilikan rumah dan tanah ada sama Abah?"tanya Raisa
"Abah juga gak tahu kapan dia mengambilnya,yang pasti milikmu aman dan Abah berikan sekarang."kata Abah mengeluarkan berkas bermap kuning.
Satria mengingat wajah Isna sangat mirip dengan pegawai barunya,hanya saja bedanya pegawai baru yang menggantikan Raisa tidak memakai hijab dan memakai barang branded.
Satria mencoba menghubungi Sean untuk meminta cv milik pegawai baru yang menggantikan Raisa,tidak berselang waktu lama Sean memberikan Cv milik Isna.Betapa terkejutnya Satria karena pegawai barunya adalah Isna saudara Raisa
"Sa,lihat ini."kata Satria
"Isna!"kata Satria
Abah menoleh kearah Satria yang terkejut melihat ponselnya setelah mendapat balasan dari Sean.Abah merebut ponsel milik Satria dan melihatnya sendiri,keponakannya kini telah melepas penutup kepalanya.
Abah terduduk diam hanya bisa mengucap Istigfar dan mengelus dada,Lala mendekati memberinya air minum.
"Kakek,ini minum dulu."kata Lala
"Ah,iya terimakasih."kata Abah
"Abah cuma berpesan sama kamu Sat,hati-hati lain kali."kata Abah
"Iya,Bah.Raisa selalu punya cara untuk menyelamatkanku,namun kali ini aku akan lebih hati-hati."
"Satu hal lagi yang ingin Abah tanya,apa orang tuamu yang membeli tanah perkebunan milik Isna?"tanya Abah
"Saya rasa tidak Bah,mereka selalu terbuka sebelumnya."jawab Satria
"Biarin saja Bah,itu sudah jadi keputusannya."kata Raisa.