Karena kesalah pahaman Satria harus menikahi cewek yang masih duduk di bangku kuliah bahkan masih satu fakultas dengannya.
Lalu apa yang terjadi pada satria selanjutnya?
wajib baca sampai end !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Wasa membawa pesanannya ke meja di mana teman-temannya berada.
Tanpa menunggu lagi Wasa langsung menuang saos, kecap dan sambal pada semangkok baksonya.
Diaduknya sampai merata dan langsung
Sruuuuuuuuppppp
Wasa menyeruput kuah bakso itu.
"Segeeerrrr"
Wasa memejamkan mata menikmati lezatnya ketika kuah bakso menyentuh tenggorokan.
"Astaga jijik banget Wa. Kaya nggak pernah makan bakso aja"
Supra bergidik mendadak perutnya merasa mual.
Tak beda dengan teman yang lainnya mereka pun juga merasakan hal yang sama seperti Supra.
Mual.
Melihat semua ekspresi teman-temannya yang jelek banget Wasa tertawa kecil.
"Satria chat kalian nggak?"
Tanya Wasa setelah menghentikan tawa kecilnya.
Yang lain saling menatap satu sama lain.
"Nggak. Dia chat elo Wa?"
Suzu menjawab mewakili semua temannya.
"Dia chat gue tadi pagi. Satria minta gue bikin surat izin buat dia sama Eria. Tapi nggak gue bikinin soalnya gue baru sempet buka HP tadi pas pesan makanan"
Ucap Wasa sambil mengambil sambal lagi karena bakso kerikilnya masih terasa kurang pedas.
Vega mengerutkan dahi.
"Eria? Satria bolos bareng sama dia. Ngapain?"
Tanya Vega yang jadi kepo bint penasaran.
"Ya mana gue tahu. Tanya aja sama Satria-nya langsung atau tanya ke Eria sekalian"
Jawab Wasa santai sambil menikmati bakso kerikilnya yang tinggal segelinding tapi kuahnya masih cukup banyak.
Wasa beneran laper kayanya.
Hihihi.
"Btw, Eria tuh cantik juga. Apa si Satria lagi PDKT sama dia ya?"
Suzu jadi ikut-ikutan penasaran.
"Bisa jadi tuh"
Sahut Vario.
Drrrttt drrttttt..
Ponsel Wasa yang ada didalam kantong celana bergetar. Wasa yang sedang meneguk es teh melatinya lewat sedotan pun mengambil hapenya dan melihat siapa yang menghubunginya.
Wasa menatap semua temannya sambil melepas sedotan yang ada dibibir.
"Panjang umur"
Ucap Wasa menunjukan layar hape yang ada nama Satria menghubunginya pada teman-teman.
Supra mengambil hape Wasa.
"Ngapain pake acara bolos segala?"
Tanya Supra setelah panggilan Satria ia terima tanpa ada basa-basi menyapa hai atau hallo lebih dulu.
"Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya"
"Bajingan!"
Umpat Supra mendengar jawaban Satria.
Dirumah kediaman Paksa.
Satria tersenyum sinis sambil mengepulkan asap dari hidung dan mulutnya.
Kini dirinya sedang bersandar pada besi pembatas dilantai balkon.
Satu tangannya mencapit rok0k dan tangan yang satunya menempelkan hape dikuping.
Matanya menatap sekeliling menikmati indahnya pemandangan dari atas sini.
"Gue sama temen-temen udah selesai ngampus kita otw kerumah lo"
Tut
Panggilan dimatikan oleh Supra.
Satria tersenyum sinis sambil menarik hape dari kuping. Satu tangannya membuang puntung rok0k yang hanya tinggal sedikit.
Cek klek.
Satria menoleh saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka.
Disana terlihat Eria yang masuk dengan wajah menatap kearahnya sengit. Membuka lemari dan mengambil beberapa pakaian.
"Mau kemana?"
"Kamu nanya?"
"Bajingan!"
Satria mengumpat mendengar jawaban Eria.
Eria terkekeh mendengar umpatan Satria untuk dirinya. Lalu dengan cueknya keluar kamar Satria dengan membawa pakaian yang sudah ia ambil membawanya kekamar tamu.
Santai banget Eria menuruni undakan tangga seperti tidak ada beban sedikit pun karena tinggal dirumah mertua.
Tapi seketika langkahnya terhenti saat matanya melihat Mama Sera ada dilantai bawah. Eria menebak jika Mama Sera baru pulang dari kantornya.
Tapi ini kan baru jam sepuluh. Kenapa sudah pulang?
"Ma"
Sapa Eria saat Sera sudah terlanjur melihatnya.
Dilantai bawah sini Sera tersenyum menatap Eria yang ada ditengah undakan tangga.
"Eria kamu nggak ngampus?"
Tanya Sera mengingat jika seharusnya Satria dan Eria belum pulang dari kampus.
"Eria bolos Ma"
Eria nyengir lalu turun mendekati Sera. Eria salim sama Sera.
"Bolos?"
Tentu saja Sera bingung karena tadi pagi Satria sama Eria sudah rapih dan siap ngampus.
Lalu kenapa Eria bilang bolos?
Eria mengangguk dengan rasa sedikit takut kalau Sera bakal marah padanya.
"Satria juga bolos?"
Tanya Sera memastikan.
Sera pun menghela saat Eria kembali mengangguk, mengiyakan jika Satria juga bolos kuliah.
"Satria bolos karena nganterin aku ke kost Ma. Kebetulan ibu sama Papa mau pulang kampung tadi pagi"
Eria buru-buru menjelaskan saat tahu jika mama Sera akan bersuara.
Eria takut jika mertuanya ini akan mengira dirinya yang tidak-tidak.
Sera memejamkan mata sejenak lalu menatap wajah Eria yang terbingkai jilbab.
"Orangtua kamu pulang kampung? Memangnya mereka nggak tinggal dikost sama kamu. Mama papa pikir kalian memang tinggal disana"
Yang Sera dan suami tahu memang begitu. Ya wajar saja karena mereka ini belum mengenal satu sama lain.
Mereka dipertemukan secara mendadak dan tidak ada dalam daftar bayangannya mereka masing-masing.
Eria mengangguk lalu menceritakan yang sebenarnya pada mama Sera.
❤❤❤❤❤
Brummm brummm
Suara beberapa motor sport menggema dihalaman rumah besar berlantai dua milik orangtua Satria.
Mereka tak lain adalah teman-teman Satria. Siapa lagi kalau bukan Supra, Suzu, Wasa, Vega dan Vario.
Satria yang ada didalam kamar melongok dari atas lantai balkon. Setelah itu Satria keluar kamar setelah memastikan yang datang adalah teman-temannya.
Sera dan Eria yang masih ada disekitaran tangga menoleh saat mendengar langkah kaki dari atas, tepatnya dari arah undakan tangga.
"Satria kamu mau kemana?"
Tanya Sera.
"Mau nyamperin temen Ma"
Satria menjawab sambil menatap Eria lalu mengedipkan satu matanya pada Eria.
"Ish apaan sih so' ganteng"
Eria menggumam tapi masih terdengar dikuping Satria dan juga terdengar ditelinga Sera.
Eria menatap Satria sengit.
"Cuma orang belekan yang bilang gue nggak ganteng"
Saut Satria santai.
Eria melotot mendengar perkataan yang keluar dari mulut Satria.
"Enak aja aku nggak belekan ya!"
Sungut Eria dengan kedua tangan menekuk dipinggang.
"Siapa yang ngatain elo? tapi kalau lo ngerasa berarti ya lo salah satunya. Hahaha!"
Sera yang melihat interaksi keduanya pun menggeleng kepala.
"Sudah-sudah kalian ini. Eria Satria kalian nggak boleh ngomong sembarangan. Apalagi kamu lagi hamil Eria"
Mama Sera menegur dan mengingatkan.
Satria yang mendengar kata hamil dari mamanya seketika menghentikan langkah dan menoleh mama.
"Eria nggak hamil mah"
Ucap Eria dan Satria bersamaan.
Mama Sera mengerut kening dan juga sedikit terkejut dengan jawaban Satria dan Eria.
"Maksud kalian apa? kalau Eria nggak hamil kenapa-- Ah sudahlah!"
Sera mendadak pusing dan memilih masuk kamarnya meninggalkan Eria dan Satria berdua.
Satria menggaruk sisi kepala melihat mamanya yang justru pergi.
Akhirnya Satria pun memilih menemui teman-temannya, tidak terlalu memikirkan hal ini.
Berbeda dengan Eria. Ia jadi merasa serba salah tidak tahu harus apa dan bagaimana.
"Semua ini gara-gara Satria"
Batin Eria.