Menikahi Selingkuhan Ibu
Seorang gadis berusia sembilan belas tahun tengah berdiri di balik tembok sembari mendengarkan suara-suara aneh khas orang yang sedang melakukan hubungan badan. Tentu di usia sembilan belas tahun dia sudah paham dengan suara semacam itu sedang menandakan apa yang terjadi meski dia belum pernah mengalaminya sendiri.
Namanya adalah Mariana Putri, seorang gadis yang kini tengah duduk di bangku kuliah dengan jurusan bisnis. Bukan tanpa sebab dia berada di sebuah tempat dimana sedang ada sepasang manusia yang sedang melakukan perbuatan tidak senonoh disana.
Di sebuah Vila, tempat itu adalah milik Ayahnya, dan wanita yang ada di dalam sana adalah Ibunya. Ibu tiri, tapi dia amat baik, dan sayangnya pria yang sedang bergumul bersamanya bukanlah Ayah kandungnya yang sudah lima tahun menikahi Ibu tirinya itu. Bukan salahnya jika mulai sekarang Mariana Putri, atau panggil saja gadis itu dengan sebutan, Ana. Dia kini tak lagi bisa menganggap Ibu nya adalah Ibu yang baik stelah melihat apa yang dilakukan olehnya dibelakang Ayah kandungnya.
Tak ingin melakukan hal bodoh, dengan diam-diam dia masuk ke ruangan dimana dia bisa melihat kejadian yang amat menjijikan untuknya berkat kamera pengawas. Dengan tangan gemetar dia mengambil beberapa adegan dimana mereka sedang begitu asik melakukan aktivitas panas mereka. Tentunya Ana telah megambil gambar dengan posisi wajah kedua orang itu dengan jelas.
Setelah mendapatkan beberapa gambar, Ana tadinya berniat untuk segera pergi dari sana, tapi karena tidak sengaja melihat pintu yang setengah terbuka dari kamar yang digunakan Ibu tiri dan juga selingkuhannya untuk berbuat mesum. Sebentar Ana melihat beberapa adegan kedua orang itu, nampaknya mereka benar-benar sangat menikmati apa yang mereka lakukan sehingga lupa untuk merapatkan pintu, bahkan sampai tak menyadari juga kalau ada orang yang melihat mereka.
Ana membuang nafasnya dengan tatapan kecewa, dia enggan berlama-lama melihat itu karena dia juga tidak tahan membayangkan betapa kecewanya Ayah kandungnya kalau sampai melihat hal ini. Ana berjalan keluar dengan sangat pelan, bahkan dia meminta penjaga Vila yang sudah tidak berani masuk sedari tadi itu untuk tetap di luar sampai Ibu tiri dan juga selingkuhannya keluar dari sana.
" Pak, apakah Ibu sering datang kesini membawa pria itu? "
Pak Suki, dia terdiam tak berani menjawab. Iya, tentu saja karena Nyonya yang adalah istri pemilik Vila itu sudah mengancamnya terlebih dulu, jadi dia juga tidak berani buka suara meski yang bertanya adalah anak dari pemilik Vila itu.
" Pak Suki, kalau pak Suki diam saja seperti ini, suatu saat pak Suki pasti akan merasakan seberapa besar kemarahan Ayah ku kan? "
Pak Suki menatap kaget, selama ini pemilik Vila sangat baik padanya, jadi membayangkan hal itu tentu saja dia merasa tidak sanggup juga kalau sampai Tuan nya marah padanya.
" Jawab saja, pak Suki. Apakah mereka sering datang kesini? "
" Iya non Ana, mereka sering datang tapi hanya saat siang hari saja. "
Ana mengepalkan tangannya, benar-benar aneh kan? Padahal dia yang memaksa untuk bertanya dan menuntut jawaban, tapi begitu mendapatkan jawaban malah dia merasa tidak ingin mendengarnya. Ana menghela nafas, lalu pergi begitu saja dari Vila tanpa permisi. Sungguh dia sama sekali tidak tahu harus muka dari mana untuk mengatakan apa yang selama ini istrinya lakukan di belakang. Padahal Ibu tirinya amanat baik kepada Anak dan Ayahnya. Dia benar-benar terlihat sangat mencintai Ayahnya Ana, dan juga Ana sendiri. Ana pikir Tuhan begitu baik karena sudah memberikan seorang wanita kepada Ayahnya setelah sembilan belas tahun menduda.
Ana terus berpikir bagaimana dia memberi tahu Ayahnya? Padahal ini kali pertama dia bisa melihat secara langsung bagaimana Ayahnya begitu jatuh cinta dengan seorang wanita. Ana adalah anak dari pernikahan pertama Ayahnya bersama teman sekolahnya yang saat itu mereka baru berusia tujuh belas tahun. Iya, mereka menikah karena sebuah kecelakaan atau biasa orang akan menyebutnya maried by accident begitu. Jadi masih jelas Ayahnya Ana bukan seperti bapak-bapak tua pada umumnya di saat mereka memiliki anak berusia sembilan belas tahun. Ibu kandung Ana, dia meninggal beberapa jam setelah Ana lahir, jadi semenjak itu dia sama sekali tidak tahu bagaimana rasanya memiliki Ibu, barulah setelah Ibu tirinya datang, dia merasa begitu beruntung, tali tidak diangka kalau hal seperti ini akan terjadi.
Satu jam lebih lima belas menit, Ana akhirnya sampai dimana tempat usaha Ayahnya berada. Ayahnya adalah seorang pedagang tekstil terbesar di kota mereka tinggal. Sudah banyak sekali pelanggan tetap yang dimiliki, bahkan banyak juga dari beberapa negara tetangga yang tidak pernah putus membeli barang darinya. Kendra Tekstil, itu adalah nama supermarket khusus tekstil yang sering Ayahnya berada, karena di sanalah pusat semua cabang dari toko-toko tekstil nya yang lain.
Sudah beberapa kali terus mengambil nafas dan menghembuskan pelan nyatanya sama sekali tak bisa membuat kegugupannya menghilang. Kakinya terus melangkah, sapaan dari para karyawan hanya bisa di tanggapi dengan senyum oleh Ana karena dia sendiri sangat gugup sekarang.
" Kak Lastri, ada Ayahku kan? " Tanya Ana saat seorang kepercayaan Ayahnya lewat tapi tak menyadari jika itu adalah Ana.
" Eh, Ana? Aku kira siapa. Ada kok, baru saja selesai bertemu dengan teman beliau yang ingin membicarakan usaha tekstil juga. "
" Oh, kira-kira kalau masuk sekarang aku menggangu tidak ya? "
Lastri terkekeh dibuatnya.
" Ana, sejak kapan kau perduli menggangu atau tidak? Toh Ayah mu kan tidak pernah merasa terganggu olehmu sama sekali. Sekarang juga tidak ada tamu lagi kok, kau bisa bebas masuk seperti biasa, jangan membuatku ingin tertawa deh. "
Ana menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia sih, sebelumya dia kan kalau mau masuk menemui Ayahnya ya hanya tinggal masuk saja masa bodoh Ayahnya sedang sibuk atau tidak, yah mungkin ini karena gugup yang ia rasakan.
" Ayah? "
Kendra, dia adalah Ayahnya Ana. Seperti biasanya, pria tiga puluh enam tahun itu akan menyambut sang putri kesayangan dengan pelukan dan sebuah ciuman sayang di keningnya.
" Kau baru pulang kuliah? Ini kan sudah sore? "
" Bukan Ayah, aku tadi baru bertemu dengan teman. ''
" Oh, mau sudah makan? "
" Sudah. "
" Mau minum tidak? Kalau mau Ayah telepon Gino untuk belikan. "
" Jangan Ayah, aku tidak haus. "
" Ya sudah, Ayo duduk sini. " Kendra menepuk sofa di sisi kirinya.
" Iya. "
" Ana, Ayah membeli perhiasan untuk Ibumu dan juga untukmu, Lihat! Kau suka tidak? " Kendra tersenyum dengan begitu senang membuat Ana tak bisa berbicara sekarang ini.
" Ana, besok adalah hari ulang tahun Ibu, jadi kita harus membuat kejutan untuknya ya? "
Ana tak bicara dari Ayahnya menunjukkan dua perhiasan di hadapannya hingga sekarang.
" Ayah sudah pesan tempat di restauran, Ayah juga sudah menyiapkan kembang api yang bisa membentuk kalimat romantis, bagaimana menurutmu? "
" Ayah, apa kau sangat mencintai Ibu? "
" Iya, ini untuk pertama kalinya bagi Ayah setelah Ibumu meninggal, maaf kalau Ayah berlebihan ya sayang? Tidak tahu kenapa Ayah begitu ingin membahagiakan dia, dan membuat dia bisa hidup bersama selamanya. "
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Anfit Annisa Fitri Tangka
Minyakk 2
2023-04-17
0
Endang Werdiningsih
berarti umur 17thn kendra sdh punya anak ya...
2022-12-29
1
Daylily
Hmm.. Kasihan Kendra
2022-09-30
0