TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
"Masuklah..." Ajak Kaisar pada Ryu dan Keiina.
Ryu dan Keiina melangkah masuk dan melihat Mutia yang sudang duduk bersandar di brankarnya.
"Halo Oma..." Sapa Ryu dengan nada genit, sedari dulu hubungan Ryu dengan Mutia memang dekat seperti Kaisar dengan Mutia, hanya saja sikap humoris dan ekspresif Ryu begitu melekat didirinya.
Mutia tersenyum, "Senangnya Oma bisa ketemu sama kamu lagi." Balas Mutia.
Pandangan Mutia tertuju pada wajah Keiina, wajah yang tak asing menurutnya, jelas jika guratan wajah Adelia tercetak begitu saja di wajah Keiina. Mata bulat, bibir mungil, hidung mancung, pipi tirus, dagu lancip dan tubuh mungil namun cukup tinggi.
"Oma, dia Keiina, Calon istriku." Kata Ryu dengan nada menggoda.
Keiina menyikut lengan Ryu yang selalu berbicara seenaknya.
Ryu menoleh ke arah Keiina, tangannya sudah berada di pinggang Keiina dan merapatkan tubuhnya, "Apa, Sayang." Kata Ryu genit.
Keiina terkesiap dan langsung melepaskan tangan Ryu di pinggangnya lalu bergeser dua langkah dari dekat Ryu.
Arah mata Keiina tertuju pada Mutia, "Maaf, Nyonya. aku bukan calon istri Mas Ryu." Kata Keiina mengklarifikasi.
Mutia tersenyum, melihat kepolosan Keiina mengingatkannya saat pertama kali mengenal Adelia.
"Sini, Nak.. Mendekatlah pada Oma." Kata Mutia dengan lembut.
Keiina melirik ke arah Ryu dan Kaisar, mereka mengangguk kompak.
Keiina mendekatkan diri dan Mutia menariknya untuk duduk di sisi brankar Mutia.
"Siapa namamu?" Tanya Mutia.
"Keiina, Nyonya bisa memanggilku Keii." Kata Keiina.
"Nama yang indah, ibumu pintar sekali memberi nama." Puji Mutia.
Keiina hanya tersenyum menanggapinya.
Mutia memperhatikan pakaian Keiina, kemeja putih dengan rok sepan selutut berwarna hitam. Pakaian yang jauh dari kata mewah dengan merk ternama, pakaian sederhana yang mungkin hanya beli di pasar.
"Kamu bekerja?" Tanya Mutia.
Keiina mengangguk, "Aku karyawan training di Medika Group, tapi tidak tau besok apa aku di pecat atau tidak karena aku meninggalkan kantor di jam kerja." jawab Keiina.
"Hei, sudah ku bilang itu perusahaanku, tidak akan ada yang memecatmu, Sayang." Sahut Ryu.
Mutia tersenyum melihat sikap Keiina yang malu malu, percis seperti Adelia saat diperkenalkan dengan Anhar dulu.
"Bagaimana jika kamu bekerja di rumah Oma?" Tanya Mutia.
"Kerja?" Tanya Keiina meyakinkan.
"Oma butuh asisten pribadi Oma yang bisa menemani Oma sepanjang waktu." Kata Mutia.
Keiina menatap tidak tega pada Mutia, namun sebisa mungkin dirinya menolak. "Maaf, Nyonya. Tapi aku tidak bisa." Kata Keiina sehalus mungkin.
"Kenapa?" Tanya Mutia bersedih.
Keiina menghela nafasnya "Karena, aku harus pulang ke daerah kembali. Jika aku bekerja dengan Nyonya, maka aku terikat dan hanya bisa pulang sesekali, sedangkan jika aku meneruskan training di Medika Group, lima bulan lagi aku kembali ke daerah dan bekerja disana." Jawab Keiina hati hati.
"Memang ada siapa di sana, Nak?" Tanya Mutia lagi.
"Ada Mama ku, Mama hanya tinggal seorang diri." Ucap Keiina.
"Sepertinya kamu sangat menyayangi Mamamu."
Keiina mengangguk, "Di dunia ini, aku hanya punya Mama, hanya Mama hartaku satu satunya."
Mutia mengusap pipi Keiina, "Mamamu membesarkanmu dengan sangat baik." Kata Mutia.
"Maafkan aku, Nyonya, jika aku menolak tawaran Nyonya." Ucap Keiina.
"Bagaimana jika hanya satu minggu ini saja?" Tawar Mutia.
Keiina melihat ke arah Ryu.
"Ryu.. Bukankah itu juga perusahaanmu. Bisakah jika Keiina menjaga Oma satu minggu saja." Pinta Mutia.
"Tentu saja bisa, Oma. Akan aku atur semuanya." Jawab Ryu tanpa berpikir.
"Tapi, Mas.. Aku tidak enak dengan yang lain." Kata Keiina merasa bersalah.
"Tanpa training aku bisa menempatkanmu di rumah sakit daerah nanti, akan ku kirim satu karyawan senior untuk mengajarimu disana. Temanilah Oma, Key sedang sibuk sekali bekerja." Balas Ryu yang melirik ke arah Kaisar.
"Iya, Keii, temanilah Omaku, apa lagi besok aku harus ke luar kota." Ucap Kaisar.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Keiina menganggukan kepala. Kaisar dan Mutia cukup lega, itu tandanya satu minggu ini Keiina akan tinggal bersama di rumah keluarga Wiguna, setidaknya sampai Kaisar menemui Adelia dan membawanya ke kota kembali.
Kaisar segera menghubungin Aldo untuk membuat Anhar sibuk dan mengurus anak perusahaan di luar kota. Tentu saja Anhar menerimanya karena ingin merebut hati Kaisar kembali.
"Oma, ingin pulang, Key." Kata Mutia.
Ryu memeriksa kesehatan Mutia dan mengijinkan Mutia untuk pulang. Sore itu juga, Mutia kembali ke rumah bersama Kaisar, Ryu, dan juga Keiina.
"Aku harus kembali ke mess dulu, seluruh pakaianku ada disana." Kata Keiina setelah tiba di rumah utama keluarga Wiguna.
"Tidak perlu, sayang. Oma sudah menyiapkan pakaian untukmu disini." Sahut Mutia.
Mutia memang langsung meminta Nina untuk mendatangi butik langganan Mutia untuk menyiapkan pakaian Keiina. Mutia ingin mulai memberikan yang terbaik untuk cucunya yang baru saja ia temukan itu.
"Tapi, Nyonya...".
"Tidak tapi tapian, kebutuhanmu semua sudah ada disini." Ucap Mutia lembut.
Seorang wanita masuk ke dalam dengan jalan sempoyongan. Kaisar menatap sinis Riska.
"Selamat sore, banyak tamu rupanya." Oceh Riska.
"Pak Pur, bereskan dia, pastikan dia tidak membuat keributan dan larang keluar untuk makan malam." Titah Kaisar dengan tegas.
"Baik, Tuan muda." Jawab Pak Pur kemudian meminta pelayan wanita untuk membawa Riska ke kamarnya.
Keiina menatap dengan wajah bingung dan Mutia segera mengalihkan pembicaraan.
"Keii, apa makanan kesuakaanmu? Biar chef keluarga kami yang akan memasakannya spesial untukmu." Kata Mutia dengan lembut
Keiina tersenyum, "Tidak usah, Nyonya. Saya kan disini bekerja juga." Ucap Keiina.
"Kamu tidak sedang bekerja, Sayang. Kamu disini adalah tamu yang Oma undang." Balas Mutia.
"Tapi, Nyonya.."
"Apa kamu menyukai steak salmon?" Tanya Mutia, karena steak salmon merupakan makanan kesukaan Adelia.
Keiina hanya diam, bingung menjawab apa.
"Kamu menyukainya?" Tanya Mutia lagi.
"Aku tidak tau, Nyonya. Karena aku belum pernah memakan ikan salmon, apa lagi di buat steak." Jawab Keiina.
Kaisar memejamkan matanya membayangkan kehidupan sang adik dan ibunya yang begitu sederhana dan jauh dari kata mewah.
Mutia merasa bersalah menanyakan hal itu, ia lupa jika kini Adelia tinggal di daerah dekat pantai yang tidak mungkin ada restoran yang menjual steak salmon.
"Kamu akan mencicipinya, Oma akan meminta Chef disini membuatkannya untukmu." Kata Mutia lalu memberi perintah pada Pak Pur kepala pelayan rumah.
Sesuai perintah dari Kaisar, Anhar malam itu juga tidak pulang ke rumah utama dan tengah di sibukan dengan pekerjaannya di luar kota. Setidaknya Anhar tidak akan melihat Keiina dan mencurigainya karena wajah Keiina yang mirip dengan Adelia.
Begitupun dengan Riska, Pak Pur melarang Riska untuk makan bersama di meja makan sampai Anhar kembali, dan hal itu mau tak mau di ikuti oleh Riska agar posisinya tetap aman di rumah utama keluarga Wiguna.
...****************...
Hari senin, adakah yang mau memberikan jatah votenya untukku?
Terimakasih Readers tersayang.