NovelToon NovelToon
Bangkitnya Lady Antagonis

Bangkitnya Lady Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Achaa19

Karin, seorang editor buku yang sibuk, terbangun dalam tubuh Lady Seraphina Ashbourne, seorang karakter antagonis dalam novel percintaan terkenal yang baru saja ia revisi. Dalam cerita asli, Seraphina adalah wanita sombong yang berakhir tragis setelah mencoba merebut perhatian Pangeran Leon dari tokoh utama, Lady Elara.

Berbekal pengetahuannya tentang plot novel, Karin bertekad menghindari takdir suram Seraphina dengan mengubah cara hidupnya. Ia menjauh dari istana, memutuskan untuk tinggal di pinggiran wilayah Ashbourne, dan mencoba menjalani kehidupan sederhana. Namun, perubahan sikapnya justru menarik perhatian banyak pihak:

Pangeran Leon, yang mulai meragukan perasaannya pada Elara, tiba-tiba tertarik dengan sisi "baru" Seraphina.

Duke Cedric Ravenshade, musuh terbesar keluarga Seraphina, yang curiga terhadap perubahan sifatnya, mendekatinya untuk menyelidiki.

Sementara itu, Lady Elara merasa posisinya terancam dan memulai rencana untuk menjatuhkan Seraphina sebelum hal-hal di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achaa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Bab 23: Pengorbanan di Duskwood

Ketika mereka melangkah lebih dalam ke benteng, Leon, Karin, dan Eira merasakan getaran kuat dari energi yang meluap di sekitar mereka. Sihir Bloodstone yang telah mereka gunakan sebelumnya, kini semakin mengalir deras dalam tubuh mereka. Tubuh mereka terasa lebih kuat, lebih hidup, dan juga lebih terikat pada kekuatan yang mereka gunakan. Namun, setiap langkah yang mereka ambil semakin terasa berat, dan mereka mulai menyadari bahwa kekuatan yang mereka miliki tidak hanya memberi mereka keunggulan, tetapi juga menarik mereka lebih dalam ke dalam pengaruh roh gelap yang mereka ikat.

"Hati-hati, kita tidak boleh terlena," Eira berbisik, matanya tetap waspada. "Kekuatan ini bisa mengendalikan kita jika kita tidak berhati-hati."

Leon mengangguk, meskipun ada rasa berat di dadanya. "Aku tahu. Tapi kita tidak punya pilihan. Kita harus terus maju."

Dengan kekuatan baru mereka, mereka menembus lapisan pertahanan benteng. Di dalam benteng, para prajurit Cahaya Hitam berbaris untuk menghadang mereka, tetapi kali ini mereka tidak mampu menahan kekuatan Leon, Karin, dan Eira yang semakin memuncak.

Namun, semakin jauh mereka melangkah, semakin besar pula ancaman yang mereka hadapi. Raven dan Lord Albrecht Craymore telah mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih berbahaya daripada sekadar pasukan biasa. Mereka tidak hanya menghadapi prajurit sihir biasa, tetapi pasukan yang telah dipersenjatai dengan artefak sihir yang kuat dan dipenuhi dengan energi gelap yang mampu menahan serangan mereka.

"Jangan kira kalian bisa mengalahkan kami begitu saja," Raven berkata, muncul di hadapan mereka dengan ekspresi yang penuh tantangan. "Kalian hanya manusia biasa yang berusaha bermain dengan kekuatan yang lebih besar dari kalian."

Dengan satu gerakan cepat, Raven melepaskan gelombang energi gelap yang menyelimuti seluruh ruangan. Leon dan Karin mencoba bertahan, menggunakan kekuatan Bloodstone mereka untuk menanggulangi serangan itu, tetapi mereka merasa tubuh mereka semakin tertekan oleh energi gelap yang datang begitu cepat.

"Kita harus melawan ini dengan kekuatan yang lebih besar," Karin berteriak, mencoba mengumpulkan sisa-sisa kekuatan yang masih bisa mereka kendalikan. "Kita tidak bisa mundur!"

Namun, Eira, yang sudah merasa pengaruh sihir gelap menguasai dirinya, mulai merasakan perubahan yang mengkhawatirkan. "Leon... Karin... aku tidak bisa menahan kekuatannya!" Eira terjatuh ke tanah, tubuhnya terguncang oleh energi yang mengalir melalui tubuhnya, menyatu dengan roh gelap yang mereka ikat.

"Eira!" Leon dan Karin berseru hampir bersamaan, tetapi saat mereka mencoba untuk mendekatinya, Eira bangkit dengan kekuatan yang tidak mereka kenal. Matanya kini bercahaya dengan kilauan merah gelap, tanda bahwa ia telah terpengaruh oleh kekuatan yang lebih besar dari apa yang mereka bayangkan.

"Eira, berhenti!" Karin berteriak, mencoba menyentuh tangan Eira yang kini dipenuhi dengan cahaya gelap yang semakin terang. "Kamu tidak bisa dikendalikan!"

Eira, dalam keadaan yang hampir tak terkendali, menatap mereka dengan tatapan yang kosong dan dingin. "Aku... tidak bisa... lagi..." suaranya terdengar serak, tetapi ada suara lain yang terdengar melalui bibirnya, suara yang bukan miliknya.

Tiba-tiba, Eira mengangkat tangannya dan melepaskan serangan energi yang sangat kuat, memaksa Leon dan Karin untuk mundur. "Kekuatan ini... lebih besar dari yang kalian pikirkan!" teriak Eira, suaranya penuh dengan amarah yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.

Melihat Eira yang mulai kehilangan kendali, Leon merasa sangat terbebani. Jika mereka terus maju seperti ini, mereka mungkin akan kehilangan Eira selamanya. Namun, ada satu cara untuk mengakhiri kekuatan ini: sebuah pengorbanan besar.

"Kita harus memutuskan ikatan dengan roh itu!" Leon berteriak. "Aku akan melakukannya!"

Karin menatap Leon dengan panik. "Tidak! Jangan lakukan itu, Leon!"

Namun, Leon sudah terlanjur bergerak. Dengan tekad yang kuat, ia mulai menggali dalam dirinya kekuatan yang sangat berbahaya. Ia mengumpulkan semua energi yang bisa ia kendalikan, berusaha untuk menarik energi itu keluar dari tubuhnya. "Jika aku mengorbankan diriku, aku bisa menghentikan semuanya," kata Leon, suaranya tegas meskipun penuh dengan kesedihan.

Namun, saat ia melangkah maju untuk mengakhiri ikatan itu, sebuah suara terdengar—suara Eira yang tersisa di dalam tubuhnya.

"Leon... jangan..." Eira berkata, suaranya kini kembali lembut dan penuh penyesalan. "Aku... aku masih bisa mengendalikan diriku... beri aku kesempatan untuk menebus semuanya."

Dengan tekad yang menguat, Leon berhenti sejenak, menatap Eira dengan penuh harapan. "Kita bisa mengalahkan mereka bersama. Kita tidak perlu mengorbankan semuanya."

Akhirnya, dengan satu gerakan besar, mereka berhasil memutuskan ikatan tersebut. Kekuatan gelap yang menguasai Eira pun berkurang, dan tubuhnya jatuh lemas di tangan Leon. "Kita... berhasil..." Eira berkata dengan suara yang hampir tidak terdengar, tetapi penuh dengan rasa terima kasih.

Di saat-saat terakhir, saat Eira masih berusaha mengembalikan kendali atas dirinya, mereka menghadapi Lord Albrecht Craymore yang muncul dengan senyum penuh kebencian. "Kalian tidak tahu kapan harus berhenti," katanya, mengangkat tangan untuk menyerang mereka dengan sihir gelap yang sangat kuat.

Namun, dengan kekuatan yang telah dipulihkan, Leon dan Karin bersatu. Mereka menggabungkan kekuatan Bloodstone yang telah mereka pelajari dan menghadapinya dengan tekad yang tak tergoyahkan. "Kami tidak akan menyerah begitu saja," Leon berkata, suaranya penuh semangat.

Dengan kekuatan gabungan mereka, mereka menyerang Lord Albrecht dengan ledakan energi yang luar biasa. "Ini adalah akhirmu!" teriak Karin, matanya penuh dengan tekad.

Akhirnya, dengan satu serangan terakhir yang mematikan, Lord Albrecht Craymore jatuh ke tanah, tubuhnya hancur oleh kekuatan yang mereka lepaskan.

Dengan kejatuhan Lord Albrecht, pasukan Cahaya Hitam yang masih ada pun mulai mundur, tidak mampu melawan kekuatan yang begitu besar. Meskipun mereka berhasil menang, pertempuran itu meninggalkan bekas yang mendalam di hati Leon, Karin, dan Eira.

"Kita berhasil... tapi dengan harga yang tinggi," Leon berkata, matanya penuh kelelahan. "Tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan."

"Tapi kita masih hidup," Karin menjawab, mencoba memberi semangat kepada mereka. "Kita bisa membangun dunia baru sekarang."

Meskipun mereka telah mengalahkan musuh besar mereka, jalan yang akan mereka tempuh selanjutnya penuh dengan tantangan baru. Namun, dengan kekuatan dan kebersamaan mereka, Leon, Karin, dan Eira siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

Saat mereka menghadap Lord Albrecht Craymore, suasana di sekitar mereka semakin mencekam. "Ini adalah garis terakhir yang harus kita lewati," Leon berbisik pada dirinya sendiri, meski suaranya terasa berat dan penuh ketegangan. Mereka telah mengalahkan banyak musuh, namun ini adalah ujian terakhir yang akan menentukan nasib mereka.

Lord Albrecht berdiri tegak di hadapan mereka, wajahnya dipenuhi rasa percaya diri yang tinggi. "Kalian mungkin berhasil mengalahkan pasukanku, tetapi kalian akan menyadari bahwa kalian tidak akan pernah mengalahkan kegelapan yang telah kupanggil." Suaranya menggema, membangkitkan rasa ngeri yang dalam.

"Kami sudah melewati lebih banyak kegelapan dari yang kau bayangkan," Karin menjawab, suaranya penuh tekad. "Kegelapanmu tidak ada artinya dibandingkan dengan apa yang telah kami lewati."

Tiba-tiba, Lord Albrecht melambaikan tangannya, dan gelombang energi gelap yang sangat kuat menyapu sekeliling mereka. Suara deru dan cahaya gelap membuat seluruh ruangan bergetar. "Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi!" dia meneriakkan, mengeluarkan kekuatan yang memancarkan gelapnya yang sangat pekat.

Leon dan Karin, dengan segala kekuatan mereka, berusaha untuk menahan serangan itu. Namun, Eira—yang masih berjuang melawan pengaruh roh gelap yang berusaha menguasainya—terjatuh, tubuhnya gemetar karena tekanan sihir yang begitu kuat. "Eira!" Leon berteriak, berlari mendekatinya.

"Aku... aku... tidak bisa..." suara Eira terdengar lemah, matanya yang semula cerah kini suram, seolah terperangkap dalam kekuatan gelap yang tak terhingga.

Leon menatap Eira dengan hati yang hancur. "Kita harus menghentikan ini, Eira. Kau lebih kuat dari ini!" Namun, meskipun Leon mencoba menyentuhnya, Eira tampak semakin jauh. Energi yang mengelilinginya semakin kuat, dan dia hampir kehilangan kendali sepenuhnya.

"Leon!" Karin berteriak, menarik perhatian Leon yang masih berusaha menggapai Eira. "Kita harus menghentikan Albrecht sebelum semuanya terlambat!"

Lord Albrecht, yang memanfaatkan peluang itu, mengangkat tangannya lebih tinggi, menghujani mereka dengan ledakan energi gelap. "Aku akan menghancurkan kalian semua dengan kekuatan yang tak bisa kalian lawan!" Dia tertawa dengan keras, tetapi kegembiraannya hanya sesaat.

Leon tahu waktu mereka hampir habis. Dia melihat Eira yang hampir hilang kendalinya, dan dalam kepanikannya, dia memutuskan untuk mengambil tindakan yang lebih drastis. "Aku akan mengakhiri ini!" katanya, matanya penuh tekad yang menguat.

Leon mengalihkan perhatian pada kekuatan sihir yang mengalir melalui tubuhnya. Dengan suara pelan, dia mulai mengucapkan mantra yang hanya bisa diucapkan dalam keadaan terdesak. "Aku memanggil kekuatan darah untuk mengakhiri kegelapan ini!"

Tiba-tiba, sebuah kekuatan besar meluap keluar dari dalam tubuhnya, menyatu dengan sihir terlarang yang telah mengikat mereka sebelumnya. Dengan dorongan terakhir dari sihir Bloodstone, Leon merasa kekuatannya semakin luar biasa, tetapi juga semakin berbahaya. "Ini adalah pengorbananku," katanya dalam hati, menatap Eira yang terbaring lemah.

"Karin, Eira, mundurlah!" teriak Leon. Namun, Karin dan Eira, meski kelelahan, tetap berdiri di sisi Leon, siap membantu.

"Tidak! Kami akan melawan bersama!" Karin menjawab tegas.

Leon melompat maju, menggabungkan kekuatan Bloodstone dengan energi yang datang dari darahnya. "Aku akan mengalahkanmu, Albrecht!" kata Leon, tubuhnya memancarkan cahaya merah yang begitu kuat hingga mengguncang seluruh benteng. Dalam sekejap, serangan energi yang sangat besar menghantam Lord Albrecht dengan kekuatan yang menghancurkan.

Lord Albrecht berteriak, mencoba melawan dengan sihirnya sendiri, tetapi kekuatan Leon jauh lebih kuat. "Tidak mungkin..." katanya dengan suara yang terputus, tubuhnya terseret ke belakang.

Ketika ledakan energi besar itu meluap, seluruh benteng bergetar hebat. "Kita... berhasil..." Eira berkata, matanya perlahan terbuka, meski masih terlihat lemah. "Kita... selamat."

Namun, meskipun mereka menang, tubuh Leon hampir tak mampu bertahan. "Aku... aku tidak tahu berapa lama aku bisa bertahan," katanya, tubuhnya terhuyung. Karin segera mendekat, mencoba mendukungnya. "Leon, tidak... jangan meninggalkan kami."

Leon tersenyum lemah. "Aku tidak pergi kemana-mana, Karin. Aku hanya..." suaranya melemah, dan matanya mulai tertutup. Namun, dengan bantuan Karin dan Eira, Leon berhasil bertahan.

Akhirnya, dengan tubuh yang sangat lelah dan kelelahan, Leon, Karin, dan Eira berdiri bersama di tengah reruntuhan benteng. Mereka telah mengalahkan Cahaya Hitam dan mengakhiri ancaman yang telah mengganggu dunia mereka, tetapi harga yang mereka bayar sangat tinggi.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Karin bertanya, menatap sekeliling mereka yang hancur. "Kita telah mengalahkan mereka, tapi jalan kita tidak berakhir di sini."

Leon, meskipun kelelahan, tersenyum. "Sekarang, kita bisa mulai membangun kembali dunia ini. Dengan kebersamaan, kita bisa mengubah segalanya."

Eira menatap mereka berdua dengan rasa syukur. "Kita akan melangkah ke masa depan, bersama-sama."

---

1
Achaa19
bagus
Hikam Sairi
mulai baca
Retno Isma
semangat nulisnya thorrr....💪💪💪💪
Rahman Hayati
masih lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!