Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 13 - Mama Anna
Sesaat Rayden tanpa sadar hanyut dalam pesona gadis cupu ini. Kedua mata Disha terlihat tegas meski tertutup oleh kacamata itu.
Dan tiap kali dia menatap lekat seperti ini, dia selalu berhasil menemukan Aresha dalam diri Disha.
Gadis kecil itu meski telah lama pergi meninggalkan dia, namun bukan berarti semuanya jadi hilang, semua kenangan itu masih tersimpan rapi di dalam hatinya. Selalu dia pupuk meski dalam kesepian.
Sebagai seorang pria yang begitu mencintai, dia sampai menghapal semua tentang gadis kecil itu, parasnya, sikapnya, bahkan tatapan matanya.
Aresha. Batin Rayden.
Seketika itu juga kedua mata Disha langsung membalas tatapan pria ini. Seolah ada suara yang memanggil nama aslinya.
Air minum itu sudah habis dan Disha dengan segera menjauhkan gelas itu.
Disaat Disha kembali meletakkan gelas itu di atas meja, Rayden terus memperhatikan semua pergerakannya.
Sampai akhirnya suara Dara membuatnya seolah tersadar Dari mimpi.
"Tuan, izinkan saya mengobati semua luka di tubuh Anda," ucap Dara.
Ada beberapa luka di tubuh Rayden yang masih belum mengering, Dara mengobati luka itu dengan hati-hati.
Sementara Rayden hanya diam saja, ingatannya tentang Aresha membuatnya kembali berkubang dalam kesedihan.
Tidak mungkin dia Aresha, gadisku pasti akan tumbuh jadi wanita yang sangat cantik. Batin Rayden lirih. Tatapan dalamnya terus tertuju pada Disha.
Samuel benar-benar merasakan sesuatu hal yang tidak beres akan hal ini.
Malam tiba.
Semenjak kejadian tadi sore Rayden jadi semakin pendiam, dia benar-benar menutup mulutnya rapat dan terus termenung.
Kembali mengorek luka lamanya sendiri. Bahkan dia terus mengabaikan ponselnya yang berdering. Terus mengacuhkan panggilan telepon dari Tamara.
Sampai akhirnya seorang dokter wanita yang sudah berumur mendatangi kamar rawatnya. Dia tidak datang sendirian, namun datang beramai-ramai hingga ada 4 orang.
Dokter wanita tua itu memperkenalkan diri dan semua orang yang ada di Tim 5. Dia adalah Anna, kemudian ada Disha, Dara dan Helmi.
Mendengar wanita tua itu memperkenalkan dirinya secara formal semakin membuat hati Rayden jadi hancur berkeping.
Bahkan ibu dari wanita yang paling dia cintai pun seolah ingin mengubur semua kenangan di masa lalu.
Tiap kali dia mendengar Anna bicara, dadanya pun semakin sesak pula.
"Dokter Anna, apakah anda tidak mengingat saya?" tanya Rayden, bertanya dengan sangat pelan, nyaris berbisik. Bahkan suaranya itu hanya mampu di dengar oleh Anna, tidak mampu didengar oleh orang lain. Saat itu Anna sedang menyuntikan sesuatu di lengan Rayden.
Namun Anna tidak menjawab apapun, dia hanya tersenyum kecil sebagai tanggapan.
Bukan lupa, tapi inilah yang terbaik.
Anna sangat tahu jika selama ini Rayden terus mencari Aresha, tapi karena itu pulalah dia jadi semakin menghindari keluarga Carter. Bahkan memutus semua hubungan yang ada.
Tidak ingin Rayden bisa menemukan anaknya dan menguak sebuah rahasia yang sudah dia tutup rapat selama ini.
"Kondisi anda semakin membaik, besok kita lakukan rontgen ulang," ucap Anna, setelahnya dia kembali membicarakan tentang kondisi Rayden dan saat itu Disha terus mencatat beberapa hal penting.
Sementara Rayden hanya diam, dia menatap lekat pada Anna dan Disha, melihat keduanya yang sedikitpun tidak ada interaksi lain selain tentang pekerjaan.
Dari sana pun dia tahu, jika kedua orang itu tidak mungkin memiliki hubungan, apalagi hubungan ibu dan anak.
Bahkan saat itu Disha pun terus menundukkan kepalanya hormat, tiap kali Anna memberinya tugas tambahan.
Mama Anna, dimana Aresha? Batin Rayden.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Spesial pokci 💋💋 buat semua pembaca Rayden dan Aresha, sabar menunggu ya 🏃
yg ada malah gemes🤗
....gemes nginjak sampai gepeng
kecilnya kan baik banget.